Ww

89 18 6
                                    






Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!



















2006



















Soya itu bukan seorang yang pemarah, bukan juga orang yang suka mengusik urusan orang lain, hidupnya terlalu cuek bahkan untuk dirinya sendiri. Anak bungsu yang mendapat kebebasan dengan segala keinginan yang terpenuhi.

Tapinya nyatanya, tak membuat Soya membandingkan diri sendiri dengan yang lain. Kehidupannya yang terlampau santai juga humble di senangi banyak orang.

Tak pernah ia memikirkan yang lainnya, menurutnya, apa pun yang tak ia sukai tak ada gunanya ia pikirkan.

Sexy, free, and single motto hidupnya.

Namun suatu hari di penghujung masa putih abu-abunya, kehidupan damainya tercubit oleh sosok Jane yang tiba-tiba menegurnya, perihal sampah secuil miliknya yang ia lempar sembarangan.

Konversasi pertama mereka, berlanjut menjadi ketegangan seksual diantara keduanya. Revolusi perasaan mereka satu sama lain menjadikan Jane juga Soya dekat.

Secara pribadi, intim, serta tersembunyi.

Lucu memang, kehidupan damai serta acuhnya ia selingkuhi, lebih memilih merepotkan diri hanya demi melihat senyum Jane.

Jane si jutek yang tak tersentuh itu, senyumannya mengalihkan seluruh atensi Soya, bahkan mungkin seluruh afeksi si humble.

Si humble yang gila, ia menginginkan lebih dari hubungan mutualismenya dengan Jane. Berkedok rasa penasaran tinggi mereka, Jane juga Soya menggila akan rasa tabu itu.

Mereka sadar, yang mereka lakukan itu dosa, mereka juga tahu jika hubungan mereka itu tabu. Namun keduanya membutakan mata, menulikan rungu, toh apa yang mereka lakukan hanya mereka yang tahu.

Si humble yang gila, yang ia inginkan bukan hanya rasa ciuman itu, yang ia inginkan itu Jane. Hanya Jane Nararya, tidak yang lain.

Tanpa tahu, tanpa sadar bahwa dia tengah jatuh cinta.



















"Jangan kurang ajar!"

Teriakan di barengi dengan tangan yang mencengkeram kerah seragam olah raga itu, membuat lorong yang semula sepi menjadi riuh. Banyak kepala menyembul melalui jendela kelas, mencari tahu atas rasa keterkejutan mereka.

Bobby, murid lelaki yang dicengkeram kerahnya oleh Soya, menepis kasar kedua tangan itu, bahkan mendorong si humble hingga jatuh tersungkur kebelakang.

Jane memekik, kedua telapak tangannya menutupi mulut terbukanya, matanya membeliak melihat Soya terjatuh.

"Lo yang kurang ajar!" Semburan amarah dilayangkan untuk Soya, "Ngapain Lo tiba-tiba narik gue, hah?!"

Wajahnya memerah karena marah, dadanya naik turun karena emosi yang menggebu. Soya diburu cemburu.

Suasana hatinya yang tak kembali cerah sejak pertengkarannya dengan Jane makin suram, tatkala ia melihat Bobby yang melingkarkan lengannya dipinggang Jane.

Di jam olah raga ini, saat para siswi berganti seragam olah raga di toilet sedangkan para siswa didalam kelas, kejadian didepan matanya saat ia kembali, seketika mematik amarah serta kecemburuannya.

Soya bangkit berdiri, menerjang kembali Bobby, tak peduli jika dirinya seorang gadis, tak peduli pula kalau ia lebih kecil dari remaja lelaki itu.

HIT ME UP! (JENSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang