Wang Yi duduk dengan gelisah di sofa mewah ruang tamu rumah Zhou Shiyu. Meskipun interior rumah itu terlihat begitu indah, dia merasa terjebak di dalam perangkap yang tidak bisa dia hindari.
Setelah segala yang terjadi hari ini—ciuman di pipi yang masih membuatnya panas dingin, kejar-kejaran dengan geng Wei Xia, dan sekarang terjebak di rumah Zhou Shiyu—Wang Yi hanya ingin cepat-cepat keluar dari situasi ini. Entah kesialan apalagi yang terjadi nanti jika Wang Yi masih berada di sini, di rumah Zhou Shiyu.
Namun saat Zhou Shiyu pergi ke dapur untuk membuatkan teh, Wang Yi mulai mengalihkan pikirannya dari segala kekesalan yang membebaninya. Pandangannya menyapu seluruh ruangan, menyerap setiap detail dari kemewahan yang dimiliki Zhou Shiyu. Sofa empuk yang besar, karpet tebal berdesain elegan, lampu gantung kristal yang bersinar di atas kepala, dan dinding-dinding penuh karya seni klasik yang tampak mahal.
Lalu, matanya tertarik pada sesuatu yang lain.
Di dinding sisi kanan ruangan, Wang Yi melihat serangkaian piagam yang sudah dibingkai dengan rapi. Piagam-piagam itu berjajar rapi dalam susunan sempurna, dengan bingkai emas mengilap yang membuatnya semakin menarik perhatian. Rasa penasaran tumbuh dalam dirinya, dan tanpa sadar, Wang Yi berdiri dari tempat duduknya, mendekati dinding yang penuh piagam tersebut.
"Piagam?" gumamnya, merasa aneh melihat sederet penghargaan di rumah Zhou Shiyu.
Pikiran pertama yang terlintas di benaknya adalah piagam-piagam olimpiade sains atau penghargaan akademik lain—sesuatu yang tidak mengherankan mengingat betapa cerdasnya Zhou Shiyu di sekolah. Dia sering kali menjadi yang teratas di kelas, dengan nilai yang sempurna hampir di setiap mata pelajaran. Wang Yi, yang selalu berusaha keras menjadi yang terbaik, berkali-kali harus mengakui bahwa Zhou Shiyu adalah rival yang sulit dikalahkan.
Tapi saat dia mendekat dan mulai membaca satu per satu piagam itu, Wang Yi terkejut.
Ini bukan piagam akademik. Bukan olimpiade sains, matematika, atau debat yang ia pikirkan tentang Zhou Shiyu.
"Lomba ... piano?" Wang Yi mengerutkan kening.
Semua piagam itu adalah penghargaan dalam bidang musik, lebih spesifik lagi, piano. Ada yang dari lomba tingkat lokal, ada yang tingkat provinsi, bahkan ada beberapa yang berasal dari lomba nasional. Piagam-piagam itu berkisar dari tahun-tahun yang berbeda, mulai dari ketika Zhou Shiyu masih di TK, hingga masa SMP.
Wang Yi menghela napas pelan, merasa sedikit kagum meskipun dia enggan mengakuinya. Jadi, selain cerdas di bidang akademik, Zhou Shiyu juga jago bermain piano?
Itu adalah hal yang belum pernah dia ketahui sebelumnya, dan mau tidak mau, dia merasa sedikit kalah lagi—sekali lagi Zhou Shiyu unggul dalam hal yang tak terduga.
"Orang ini benar-benar sempurna," gumam Wang Yi dengan nada lirih, rasa iri mulai merayap di hatinya. Rasanya seperti Zhou Shiyu tidak hanya mengambil tempat teratas di bidang akademik, tapi juga di segala aspek lain dalam hidup. Wang Yi yang sudah mati-matian berusaha untuk menjadi yang terbaik, seolah selalu tertinggal satu langkah di belakang rivalnya ini.
Namun ada sesuatu yang membuat Wang Yi semakin penasaran. Dari semua piagam yang terpampang di dinding, tidak ada satu pun yang berasal dari masa SMA. Semua penghargaan itu berhenti pada masa SMP. Dia bertanya-tanya, kenapa Zhou Shiyu tidak lagi berkompetisi dalam lomba piano setelah masuk SMA? Bukankah dia seharusnya terus meraih kemenangan, seperti yang selalu dia lakukan di bidang akademik?
Wang Yi masih terjebak dalam pikirannya ketika tiba-tiba terdengar suara langkah lembut di belakangnya. Dia tersentak dan langsung berbalik, mendapati Zhou Shiyu sudah berdiri di belakangnya dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh. Senyum tipis tersungging di bibirnya, namun ada sesuatu di balik senyum itu yang membuat Wang Yi merasakan sedikit keanehan pada ekspresi Zhou Shiyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Omega [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48] ABO
RomanceWang Yi, seorang beta yang dingin, membenci omega, terutama Zhou Shiyu-rival sekelasnya yang selalu dikelilingi para alpha atau beta karena kecantikan dan kecerdasannya. Setiap hari mereka berdebat sampai seluruh sekolah mengetahui rivalitas mereka...