Wang Yi menggenggam stang motornya dengan erat, matanya menatap Zhou Shiyu yang berdiri di depannya dengan wajah yang basah oleh air mata. Angin malam menusuk kulit, tetapi ekspresi Zhou Shiyu yang penuh tekad membuat suasana terasa lebih dingin.
"Wang Yi, kumohon ... bawa aku pergi," kata Zhou Shiyu, suaranya bergetar, entah karena udara dingin atau emosi yang meledak-ledak.
"Zhou Shiyu... ini bukan solusi," Wang Yi berkata pelan, mencoba menjaga ketenangannya. "Aku tahu ibumu sulit dihadapi, tapi—"
"Ini bukan karena dia sulit dihadapi, Wang Yi," potong Zhou Shiyu dengan nada tajam. "Dia kejam! Aku lelah selalu hidup di bawah kendali dan kata-katanya! Kau tahu apa yang dia lakukan? Dia tidak pernah membiarkanku membuat keputusan sendiri. Semuanya harus seperti yang dia inginkan. Bahkan ketika aku mencintai seseorang, dia masih ingin mencampuri dan menghancurkannya."
Wang Yi terdiam. Ia tahu ibu Zhou Shiyu menolaknya dengan kata-kata kasar, tetapi ia juga bisa memahami alasan di balik kekhawatirannya. Apa yang dikatakan ibu Zhou Shiyu tentang ketidakcocokan level feromon memang benar adanya. Tetapi melihat Zhou Shiyu yang berdiri di depannya, menangis tanpa henti, Wang Yi merasa hatinya ikut hancur.
"Tapi, Zhou Shiyu, kalau kita pergi begitu saja, itu hanya akan membuat keadaan semakin rumit," Wang Yi mencoba membujuk dengan lembut. "Aku tidak ingin kau menyesal. Ibumu—"
"Kalau kau mencintaiku, bawa aku pergi," potong Zhou Shiyu lagi, kali ini dengan nada tegas. Matanya yang basah menatap Wang Yi tajam, tetapi ada rasa putus asa di balik sorotannya. "Kalau kau tidak membawaku pergi, aku akan menganggap kau tidak serius denganku. Kau tidak benar-benar mencintaiku."
Pernyataan itu membuat Wang Yi tertegun. Ia membuka mulutnya untuk menjawab, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar. Zhou Shiyu menggigit bibirnya, air matanya semakin deras.
"Jadi bagaimana, Wang Yi?" tanya Zhou Shiyu, suaranya bergetar. "Apa kau akan meninggalkanku di sini dan kembali ke rumah dengan rasa bersalah? Atau kau akan membuktikan kalau aku bisa bergantung padamu?"
Wang Yi menundukkan kepalanya, kedua tangannya terkepal erat. Ia ingin membantah, ingin mengatakan sesuatu yang masuk akal. Tetapi kata-kata Zhou Shiyu terlalu menusuk. Jika ia menolak permintaan ini, apa itu artinya ia gagal menjadi orang yang Zhou Shiyu butuhkan?
Akhirnya, Wang Yi menarik napas panjang, mengangkat kepalanya, dan menatap Zhou Shiyu dengan tatapan mantap. "Baik. Kita pergi. Jangan menangis lagi. Setuju?"
Mata Zhou Shiyu melembut, meskipun air matanya masih mengalir. Ia mengangguk pelan.
Zhou Shiyu pun naik motor Wang Yi dan memeluk perut alpha itu dengan erat. Wajahnya terkubur di bahu Wang Yi, ia tak bisa menahan air matanya meskipun telah berjanji untuk tidak menangis lagi.
Di depan, Wang Yi hanya menghela napas panjang, membelai tangan Zhou Shiyu di perutnya sebentar, sebelum ia mengemudikan motor. Diam-diam ia melirik ke arah spion motor saat ibu Zhou Shiyu keluar dari rumah menatap kepergian mereka.
Malam itu, motor mereka menyapu jalanan. Wang Yi sengaja mengemudikan motornya dengan kecepatan rendah, membiarkan Zhou Shiyu menikmati suara lalu lintas kendaraan di jalan raya. Mungkin dengan cara ini, Zhou Shiyu tahu bahwa dia tidak sendirian. Ada dia di sini.
Akhirnya, mereka berhenti di sebuah taman kecil yang sepi. Lampu-lampu taman yang temaram menyinari bangku kayu di tengah taman, dikelilingi pohon-pohon yang bergoyang pelan diterpa angin. Wang Yi memarkir motornya di dekat pintu masuk taman dan membantu Zhou Shiyu turun.
Dingin malam terasa menusuk lebih tajam di sini, dan Wang Yi, tanpa berpikir dua kali, melepas jaketnya. "Pakai ini," katanya sambil menyampirkan jaket itu di bahu Zhou Shiyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Omega [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48] ABO
RomanceWang Yi, seorang beta yang dingin, membenci omega, terutama Zhou Shiyu-rival sekelasnya yang selalu dikelilingi para alpha atau beta karena kecantikan dan kecerdasannya. Setiap hari mereka berdebat sampai seluruh sekolah mengetahui rivalitas mereka...