Bonus Chapter

197 24 5
                                    

Sebuket bunga tulip sudah ia genggam, sesekali ia hirup diperjalanan menuju tempat tujuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuket bunga tulip sudah ia genggam, sesekali ia hirup diperjalanan menuju tempat tujuannya. Tidak ada kendaraan beroda empat, hanya sepasang kaki yang gunakan untuk melangkah menuju 'rumah baru' seseorang. Hingga ia tiba di tempat tujuannya, ia tersenyum dan menaruh buket yang ia bawa di atas tumpukan tanah. Lalu ia dudukkan dirinya dengan kedua kaki yang ia tekuk. Lama sekali ia hanya berdiam diri disana dengan posisi menyamping menatap kosong hamparan luas tempat pemakaman itu.

"Ra..."

"Aku rindu" Seokjin tersenyum sendu menundukkan wajahnya sebelum kembali mendongak.

"Aku minta maaf karena tidak bersamanya disisa-sisa harimu, aku bahkan lebih memilih menghindarimu hanya karena aku tidak sanggup melihatmu yang akan lebih banyak berinteraksi dengan Jungkook"

"Aku cemburu, tapi aku bisa apa? Sedari awal memang Jungkook lah pemenangnya" pria itu tekekeh sumbang.

"Aku juga tidak bisa menahan kecemburuanku saat melihat mata binar Goo menatap papa kandungnya. Dia sangat bahagia. Kupikir dengan aku menghindar kalian akan bisa memperbaiki hubungan kalian dan hidup bersama tapi nyatanya kau pergi. Kau pergi sebelum aku sempat meminta maaf karena sudah meninggalkanmu di hari-hari sebelum semesta membawamu pergi, aku juga belum sempat minta maaf karena sudah tidak peka dengan penyakitmu yang sebenarnya sudah kau rahasiakan jauh sebulan lima bulan setelah Goo lahir. Padahal aku yang sering menenamimu tapi nyatanya kau berhasil menutup rapat semuanya. Dan aku gagal mengetahuinya lebih awal, jika aku tau lebih awal akan ku pastikan aku akan membawamu ke negara manapun yang bisa menyembuhkan sakitmu. Akan kubawa jika pun hanya bisa membuatmu hidup sehari lebih lama, akan ku lakukan! Akan kulakukan apapun juga demi Goo bisa memilikimu sehari lebih lama!" tak terasa air matanya jatuh membuatnya mengusap cepat air matanya.

"Aku tidak menangis ya! Aku hanya kelilipan saja!" serunya terkekeh sumbang.

Kembali ia terdiam, mengatur nafas dan emosi yang tengah menggebu. Sebelum kembali mengutarakan isi hatinya pada sang puan yang sudah tiada.

"Tapi sekarang semua sudah terjadi, takdir memang sejahat itu tapi aku harus menerimanya bukan? Setidaknya aku tau kau pasti tidak sakit lagi kan? Sekarang mungkin bahkan kau sudah bertemu Cheonsa yang sering kau mimpikan! Tenang saja, disini aku akan membantu Jungkook menjaga Goo. Kau bahagia lah disana dan tolong minta pada semesta untuk di kehidupan selanjutnya biarkan aku hidup denganmu, biarkan aku menjadi suaminya, dan tolong cintai aku seperti kau mencintai Jungkook. Karena di kehidupan ini aku sudah rela cinta sendirian!"

*****

Tidak ada kepopuleran seperti dulu saat ia menjadi idol dan bernyanyi diatas panggung mewah nan megah. Karena kini Jungkook sudah memilih jalannya sendiri yakni, pemilik cafe dengan Jungkook sendiri yang ikut sebagai chef maupun kasirnya. Tidak seharian penuh ia berada disana, ia akan mulai bekerja setelah mengantar sang putra sekolah dan berhenti saat waktu pulang sekolah tiba. Ia ingin menepati janjinya pada mendiang istrinya, untuk membesarkan Goo dengan baik. Ia hanya tidak ingin Goo merasa kesepian tanpa kedua orang tuanya dirumah. Maka Jungkook senantiasa dirumah menemani Goo, namun jika si kecil dibawa oleh Yujin, Jimin maupun Seokjin maka Jungkook akan kembali menghabiskan waktunya di cafe. Jungkook tidak bisa membawa Sora kembali, jadi setidaknya Goo tidak kehilangan semua peran orang tua dalam hidupnya. Jungkook akan berusaha menjadi ayah sekaligus ibu untuknya kalau bisa.

Dissipate || Jungkook || Jeon Jungkook | FINISHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang