Kehilangan Jejak

584 50 26
                                    

Siapa juga yang tidak bahagia manakala impian yang didambakan sudah berada didepan mata, kau hanya perlu melangkah satu kali lagi untuk meraih impian itu atau mundur untuk merelakan impian itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa juga yang tidak bahagia manakala impian yang didambakan sudah berada didepan mata, kau hanya perlu melangkah satu kali lagi untuk meraih impian itu atau mundur untuk merelakan impian itu. Justru kau dan mungkin aku juga akan memilih melangkah satu kali lagi untuk meraih impian yang sudah didepan mata. Tapi bagaimana jika kau berada di posisi Jungkook, pria itu sangat ingin menjadi penyanyi dengan suara yang merdu pun tubuh yang lincah saat melakukan tarian maka hal itu pikirnya cukup. Cukup untuk menjadi seorang idol terkenal.

Jungkook diberi pilihan menerima tawaran menjadi seorang penyanyi oleh agensi terkenal tapi harus meninggalkan istrinya atau menolak tawaran itu tapi ia bisa bersama istrinya selamanya. Ternyata sudah tiga belas hari pria itu dilema akan pilihan apa yang harus ia pilih. Dirinya benar-benar sangat ingin menjadi seorang penyanyi terkenal karena itu adalah impiannya sedari kecil, namun jika harus meninggalkan sang wanitanya yang sudah lama mengisi hari-harinya sejak beberapa tahun terakhir agaknya itu mustahil.

Namun persetan dengan mustahil, karena pada kenyataannya Jungkook tega meninggalkan Sora yang sudah berlutut dikakinya dan memohon untuk tidak meninggalkannya. Bahkan berani bersumpah, Sora akan menyembunyikan dirinya dari dunia asal Jungkook tidak meninggalkannya. Bahkan sebelum tangis histeris itu sang istri menunjukkan raut muka bahagia yang berseri-seri manakala rungunya mendengar Jungkook yang berkata bahwa ia mendapat tawaran menjadi seorang penyanyi diagensi terkenal sebelum tau kalau Sora lah yang akan dikorbankan disini. Malam itu juga Jungkook pergi, pergi dengan egoisnya meninggalkan Sora yang sudah terseret-seret menahan langkah kaki Jungkook. Tapi sesakit apapun tubuhnya karena terseret tetap saja Jungkook tidak gentar sedikitpun meninggalkannya.

Pagi yang redup itu memaksa Sora untuk membuka alat tes kehamilan dari balik kemasan yang biasa wanita itu stok di nakas kamar. Ragu-ragu namun dirinya harus tetap memastikan ditengah kehancuran hatinya karena Jungkook, ia sudah terlambat datang bulan maka dirinya memutuskan untuk memastikannya.  Tak sampai sepuluh menit tubuhnya lemas dan ambruk begitu saja dilantai yang dingin. Matanya memerah, bibirnya bergetar melihat garis dua terpampang disana. Sora hamil anak Jungkook. Maka tanpa pikir panjang ia mendatangi agensi tempat Jungkook bekerja, nyatanya dirinya ditolak mentah-mentah bahkan diseret keluar bak penjahat.

Mendatangi orang tua Jungkook agar memberitahu Jungkook bahwa dirinya hamil, nyatanya sia-sia. Sora ditolak kehadirannya dan diacuhkan oleh Ibu mertuanya sendiri yang memang tidak suka dengannya. Tapi satu ucapan sang mertua yang membuat Sora tidak lagi berusaha membawa Jungkooknya pulang.

"Jika kau memang mencintai Jungkook, biarkan dia memilih impiannya sebagai penyanyi. Dia sudah banyak mengorbankan keinginannya hanya untukmu"

Ya, tentu Sora mencintai Jungkook tapi apakah harus begini untuk pembuktian cintanya?

Ia ingat sekali tubuh lunglainya kembali melangkah pulang dengan derai air mata. Seminggu mengurung diri dengan tubuh yang semakin kurus, hingga seseorang datang yang meraih tangan yang tampak hanya tulang itu untuk dibawa pergi dari rumah yang menyirat banyak kenangan.

Dissipate || Jungkook || Jeon Jungkook | FINISHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang