*Sudah Tamat & belum direvisi*
"Dia sudah tiada"
Lengang.
Jungkook membulatkan mata sebelum benar-benar menghapus air matanya. Ia jelas tertohok, bibirnya kian bergetar.
"Ra..."
"Anak kita sudah tiada, Jungkook. Lalu bagaimana kau memperbaikinya?"
T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dari mana saja kenapa baru pulang" panikku setelah mendapati Sora pulang dalam keadaan basah kuyup.
Wanita itu mendongak dengan mata memerah, sorot matanya terlihat sendu, bibir pucatnya bergetar begitupun tubuhnya karena menggigil kedinginan. Cepat kuraih handuk dan kembali untuk membalutnya dengan handuk itu. Namun ia segera menepis dengan cepat membuatku bingung, ada apa dengannya?
"Hei, kenapa sayang?"
Namun hanya tilikan tajam yang kuterima bersamaan perginya Sora ke kamar dengan debuman pintu luar biasa. Aku mengernyit kebingungan, setelah seharian ini aku tidak bisa menghubunginya karena ia pergi tanpa sepengetahuanku. Dengan sabar aku ikut masuk ke dalam kamar, disana ku lihat ia membuka lemari untuk menarik handuk yang terlipat di sana. Sedang aku hanya tersenyum masam melihat handuk ditanganku yang tadinya sudah kuberikan padanya namun ditolak entah apa alasannya.
"Kemana saja seharian ini?"
"Kau tidak masuk kelas dan baru pulang pukul sebelas malam?" Kataku sejenak melirik jam tanganku.
Alih-alih menggubris, Sora dengan masa bodohnya melepas ikat rambutnya dan mulai mengeringkan rambutnya.
"Kenapa semua pesanku hanya dibaca tapi tidak dibalas?" Sora hanya melirik sebelum memutar bola mata malas, membuat emosiku terpantik.
"Kau punya mulut dan tidak bisu. Jawab aku!" kesalku tak tertahan.
Kini tatapannya penuh padaku setelah suara melengking ku berhasil menarik perhatiannya.
"Puas membuatku khawatir seharian?"
"Puas membuatku kebingungan mencarimu kesana-kemari tanpa tau kau sebenarnya dimana?"
"Sudah puas sekarang?" Kesalku yang kini sudah mencengkram kuat lengannya.
"Kau pikir bagus begitu?"
"Aww, sakit. Le-pas!" rintihnya berusaha melepaskan cengkraman tanganku.
"JAWAB AKU!" bentakku murka hingga kedua bahu Sora terangkat berbarengan dengan pejaman mata pun kepalanya menunduk.
"K-kau jahat" lirihnya dengan air mata yang sudah menetes pun tangan yang sudah tak minta untuk dilepaskan.
Aku tersadar, segera melepaskan cengkraman tanganku pada pergelangan tangannya yang sudah tercetak merah.
"S-sayang, maaf, maaf. Aku- Arghhh" Aku tidak bisa melanjutkan perkataanku. Diriku kesal sendiri, aku marah namun juga tidak tega melihatnya menangis.
Ingin ku raih pergelangan tangannya kembali untuk ku usap, namun dengan cepat ia menyembunyikan tangannya kebelakang dengan gelengan.
Kulihat mata indah itu sudah menorehkan kecewa yang begitu kentara.
"Aku akan pulang kerumahku" lirihnya
"Apa maksudmu? Rumahmu disini!"
Sora menggeleng "Sudah bukan rumahku, sepertinya juga sudah bukan menjadi tempatku pulang"
