*Sudah Tamat & belum direvisi*
"Dia sudah tiada"
Lengang.
Jungkook membulatkan mata sebelum benar-benar menghapus air matanya. Ia jelas tertohok, bibirnya kian bergetar.
"Ra..."
"Anak kita sudah tiada, Jungkook. Lalu bagaimana kau memperbaikinya?"
T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mendapati ada tetesan darah di lantai camverpan, melihat Sora menyembunyikan obatnya, memandangi wajah Sora yang kian pucat, dan mengetahui Sora yang tertidur cukup lama dengan alasan butuh istirahat, tak membuat Jungkook berfikir hal itu biasa saja dan bisa diterima akal sehatnya. Jujur saja pria itu ternyata mencari kesempatan manakala Sora tengah mandi. Tangannya merayap ke dalam koper dan tas selempang yang Sora bawa ia juga mengorek celah tempat tidur hingga ia menemukan sebotol obat dan segera ia baca dengan teliti bahkan ia arahkan kamera ponselnya untuk memotret botol dengan segala tulisan yang tertempel disana. Buru-buru ia simpan kembali dan keluar dari camverpan untuk mencari memastikan obat apa yang tengah dikonsumsi Sora.
Setelah layar ponselnya menampilkan gambar obat yang sama dan satu kata yang terus berulang kali muncul disetiap paragraf berhasil membuat jantung Jungkook seolah berhenti berdetak, tubuhnya lemas hingga kakinya tak sanggup menopang tubuhnya sendiri. Pria itu memegang sisi campervan untuk membawa tubuhnya duduk dikursi yang tak jauh darinya. Matanya memanas hingga tetesan air mata tak diundang pun jatuh membuatnya berulang kali mengusap kasar wajahnya agar tak ada air yang menempel disana, pun agar Sora tak tai dia menangis. Pria itu mengigit bibirnya, bernafas pun ia kesulitan, rasanya sulit sekali meraup udara yang bebas kapan saja bisa ia hirup dengan puas. Tapi kali ini, rasanya sesak dan mendadak Jungkook lupa bagaimana caranya bernafas. Dadanya sesak luar biasa membuat satu tangannya memegang dadanya, ia pun berulang kali memukulnya dengan keras, bahkan tangannya bergantian menarik rambutnya frustasi.
Sepulangnya dari acara menghabiskan waktu bertiga itu, membuat Jungkook cepat memutar kemudinya ke rumah sakit tempat Sora dirawat. Tujuannya adalah untuk menemui dokter yang biasanya menangani mantan istrinya itu, dengan sabar ia menunggu sang dokter yang tengah melakukan jadwal operasi dengan pasien lain, Jungkook bahkan meremat jemarinya gelisah dan dirinya tak tenang untuk menerima validasi akan apa yang sudah ia ketahui. Bahkan dalam hati si kecilnya Jungkook berharap semuanya adalah omong kosong dan Sora baik-baik saja.
Namun semua harapan itu pupus setelah dokter yang ia temui memberikan riwayat penyakit Sora. Walau sang dokter sudah menolak mentah-mentah keinginan Jungkook untuk mengetahui penyakit apa yang sebenarnya diderita Sora. Tapi setelah susah payah akhirnya Dokter itu mengatakannya juga, pikirnya setidaknya ada keluarga yang mengetahui tentang penyakit yang wanita itu tutupi sejak lama.
"Gastric cancer, atau biasa disebut kanker lambung. Sudah stadium empat"
Bodohnya ia baru menyadari tentang rambut Sora yang sebenarnya sudah tidak ada, wanita itu sudah mencukur habis rambutnya dan menggantinya dengan rambut palsu. Menutup rapi tampilan dirinya agar apa yang ia sembunyikan tetap tersembunyi dan tidak diketahui oleh siapapun. Jungkook yang sudah berulang kali menyentuh rambut itu akhirnya tersadar, tentang merasa aneh saat ia menyentuh kulit kepala sang puan, ia juga merasa berbeda dengan tekstur rambut yang sangat ia hafal itu. Tapi tak tau kalau sudah sejauh itu sang wanita menahan sakitnya sendirian. Belum lagi dokter yang mengatakan Sora yang sering kemoterapi sendirian dengan Goo yang sengaja dirawat dirumah sakit juga agar perawat bisa menemani sang putra ditengah sang ibu yang tengah berjuang untuk hidup setidaknya sehari lebih lama dari perkiraan waktunya. Lagi ia baru menyadari juga setiap kali ia makan bersama Sora, wanita itu hanya makan sedikit dan berakhir dikamar mandi untuk memuntahkan makanannya. Membayangkannya saja Jungkook sudah berhasil mengumpati dirinya sendiri, ia tidak peka dan berfikir sejauh itu. Penjelasan yang dibeberkan dokter itu berhasil membuat dirinya semakin dirundung pilu.