Kubar, Part 6

109 19 2
                                    

================================
================================================================
================================
================================
================================

*Kamar tamu

Sesampai di kamar aku buka sweeter dan bajuku. Serta celana ku. Hanya menyisakan celana tidurku yang pendek yang baru ku ambil di belakang tadi.

Karena model plafon nya 2 tingkat, aku nyalakan lampu berwarna biru.
Lalu aku baca Do'a dan tidur.

Ku dengar ibu bos datang bangunkan suaminya, dia menggunakan bahasa jawa. Ku dengar suara ngorok pak bos makin keras. Aku senyum saja, karena itu di buat2.

Aku berfikir pasti pak bos nantinya bergabung tidur dengan ku. Aku yakin itu. Aku beranjak tuk membuka sedikit pintu, lalu aku kembali membaringkan tubuh. Aku agak ke tembok,.

Ada sedikit tempat ku sisakan untuknya.
Aku mulai terlelap,.
Sekitar 10-20 menit. Samar2 ku dengar suara pintu terdengar dan spring bed mulai bergoyang.

Aroma parfum nya tak asing lagi. Aku mencoba tidak bergerak biar di sangka aku sudah tidur.

Ku rasakan dia mengecup pipi kiri ku.
Namun aku tak gubris.

Sekitar 3 menit aku balik badan mau memeluk guling, ku rasakan tangan ku ditaro di tubuhnya.
Lalu dia perlahan menggeser tubuhnya dekatku.

Aku makin nakal ku naikkan kakiku di pahanya.
Tanganku di elus2.
Sejujurnya ingin ku bercinta padanya,. Namun masih ku jaga sikap dan privasi ku.

Akupun dan pak bos terlelap.
Ketika bunyi suara ngaji di masjid kedengaran. Aku sadar sudah hampir subuh, aku harus kebelakang mengambil perlengkaoan shalat.

Tangan dan kaki pak bos berada di tubuhku. Dia cuma kenakan sempak segitiga. Yang menampakkan bulu halus warna hitam dari sela pahanya.
Aku iseng meremas bokongnya. Dan mencium bokongnya. Aromanya nikmat.

Sebelum beranjak aku beranikan lagi mengecup bibir bosku.
Setelah aku berlalu, dia berbisik.
Jangan tinggalkan aku.

Jaga perasaan bapak jangan kebablasan. Aku gak enak jika ibu lihat aku dan bapak disini.

Aku melepaskan tangannya, dan berlalu. Sebelum pergi aku menyarankan agar pak bos mengunci pintu dan masuk ke kamarnya.

#pov_pakbos

Kenapa begitu nyaman tidur dengan kamu dek. Baru kali ini ku rasakan tidur senyaman ini. Apalagi saat kau meremas dan mencium bokongku. Sepertinya aku bernafsu.

Pak bos terus menerus bergumam.
Hingga tak terasa adzan di kumandangkan.

Pak bos, beralasan tidak ke masjid karena kepala agak pusing.
Karena ibu bos merasa kasihan dia juga tak ikut.
Karena sedari tadi birahi pak bos naik. Kini dia berhubungan intim dengan istrinya.

#Afif

Setelah ku coba mengetuk pintu kamar ibu. Aku mendengar ibu seperti teriak, aku bingung ibu kenapa di dalam.

Aku masuk aja, siapa tau ibu perlu aku. Mumpung pintunya gak di kunci.
Setelah kepala ku masukkan lebih dulu, langsung ku lihat bokong ayah yang putih, dan kedua kaki ibu diatas pundak ayah.

Ternyata ibu dan ayah lagi kawin.
Sialnya titit ku seperti hidup.
Aku kembali ke kamar, bangunkan adek.

Waktu mau bangunkan adek, aku baru ingat. Kalau adek sering nangis kalo masih ngantuk terus di bangunin.
Kuurung niatku bangunin adek.

Aku ke kamar tamu, abang ryan juga sdh tak ada.
Aku ke dapur mengambil minum, ku dengar ada yang mandi.

Sepertinya itu bang ryan, aku beranikan buka pintu belakang, yang tak jauh dari kamar mandi anggotanya ayah.

Aku nguping, benar itu abang ryan.
Aku ketuk aja ahh.

.....

*kamar mandi

Hey mas ngapain...
Hahhh titit abang besar sekali...
Sssttt... Ngapain mas kesini.
Aku mau ajak abang liat ibu dengan ayah.
Emang mereka ngapain.

Ahhh ahhh... Enak Ayah sayang.
Suara ibu begitu.
Oh mereka itu lagi cetak adek mas.
Adek dhika.
Bukan calon adeknya dhika.
Anak kecil gak boleh liat kayak gitu.
Hehehe...

Abang kok tititnya gede.
Gak tau, abang kalau mandi. Selalu abang tarik dan urut.
Aku masuk ya bang, aku mau tau caranya.

Mas afif ikut dalam kamar mandi. Dia penasaran kok bisa titit abang ryan bisa se panjang itu. Karena rasa penasaran, afif pjn mulai menarik titit abang ryan.

Sampe ryan memanfaatkan mas afif.
Awalnya afif tak mau, tapi ketika benar-benar bersih. Afif mulai menjilat batang kontol sampe kepalanya.

Jilat lagi punya abang ya.
Iya bang.

Mas afif mulai lagi. Hingga afif sepertinya mulai suka jilat kontol. Walaupun kontol itu tak muat mulutnya.

...

Tak terasa sudah setengah 6.
Ryan, mas afif, dan adek lagi jogging.
Sedangkan pak bos hanya naik motor mengikuti anaknya.

Hingga tak terasa sampe di taman.
Ryan masih keliling taman, sedangkan 2 bocil santai menikmati angin pagi dan mentari pagi menyapa nya.

...

#Author

Bukannya itu pak hamzah, terus 2 brondong itu siapa.
Jangan2...
Kok akrab sekali.

Liat siapa dek ryan.
Eh pak bos, afif dan dhika mana.
Kamu di tanya, malah ganti topik.
Aku tanya pak bos, anaknya kemana.
Disana bergabung sama teman nya.
Oh gitu.
Ho'ohh. Bukannya itu teman kamu ya. Kok sama brondong. Ikhhh jangan2...

Ikhh pak bos, jangan memfitnah.
Terus siapa dia, kenapa berteman dengan bapak2. Lebih baik kamu berteman sama aku.

Apaan sih pak bos, aku lanjut lagi.
Sudah, jangan di paksa.
Gapapa... (teriak)
Bilang aja kamu cemburu, sama seperti semalam aku cemburu. Gara-gara dia.

...

Ehh... Pak hamzah, dengan siapa.

Keluarga.
Kenalkan ini istri saya dan anak saya yang latihan panjat tebing.
Ohh aku ryan bu.

Siapa dia Ayah.. Kata istrinya
Ryan ini yang kerja di bengkel langganan papah...
Oh tapi mirip orang barat ya.
Itulah bu, makanya waktu ketemu adek ryan ini, aku sampe heran.
Arya dan Fauzi kemana bu.
Itu disana. Rif kita kesana yuk.
Iya bu.

Pah... Aku dan arif kesana dulu.
Iya sayang.

Kedua orang tadi itu anak bapak.!?
Kok manggil bapak sih sayang. Katanya.
Aku cemburu tau. Kataku
Aku kan udah bilang kalo aku type orang setia, sayang.

Iya iya maaf.
Emang tadi liat dimana.
Udah 5x aku keliling, cuma abang sombong jadi sengaja gak liat aku.
Huss ngomong apa.
Hehe maaf. Keliling yuk.

Iya sayang. Aku ingin seperti tubuhmu berotot.
Jangan di paksa, begitu juga aku sudah suka kok. Kataku

Aku berlari,
tiap dekat pak bos, ku pegang tangan hamzah sesekali melirik bos.
Dari wajah bos sudah dapat di baca, kalau dia cemburu.

Halo om... Kata afif
Iya dek.... Semangat olahraganya ya.
Iya om. Kata hamzah.

Fif... kamu kenal orang itu,.
Iya Yah, kenapa.
Gak... Tapi kok bisa berteman dengan ryan ya.
Mana ku tahu, sejak mas ryan sering anterin aku. Papah arif juga sering nganterin arif. Mereka sering cerita2 kalo mereka lagi nunggu kami.
Ntar sore, ayah yang antar kamu.
Iya ayah, kasian juga abang ryan. Sedikit waktu istrahat nya.

Kok ngebelain ryan.
Gapapa yah... Ryan penyayang. Tidak seperti anggota ayah lainnya. Sudah banyak yang kerja dengan ayah baru kali ini, aku bisa akrab. Abang Ryan tidak memilih teman. Mau anak-anak, remaja ataupun orang tua.

R A N T A UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang