17 || Kantor polisi

19 2 22
                                    

HAPPY READING

****

Karin yang mendapat kabar dari Rama tadi, bahwa Devan mengalami kecelakaan, ia segera bergegas menuju rumah sakit dimana tempatnya dirawat. Perempuan itu terlihat begitu khawatir, entah apa yang sedang Karin rasakan saat ini, namun hatinya benar-benar tidak tenang dari tadi, ia terus memikirkan keadaan Devan.

Sesampainya di rumah sakit, Karin segera menuju lantai tiga dimana ruangan Devan berada, tadi saat diperjalanan Rama sempat memberitahunya dimana ruangan Devan dirawat.

"Ram, gimana keadaannya?". Tanya Karin pada Rama.

"Alhamdulillah gak ada luka parah, jadi Lo tenang aja". Jawab Rama.

Karin bernapas lega, akhirnya Devan tidak kenapa-napa, padahal sedari diperjalanan tadi dirinya terus memikirkan keadaanya. "Syukur deh kalo gitu". Ujar Karin. "Gua boleh jenguk?". Tanya Karin.

"Boleh, silahkan, kebetulan Devan baru aja sadar". Ucap Rama.

Karin membuka pintu ruangan Devan, kemudian dirinya masuk ke dalam sana, Karin menutup kembali pintu secara perlahan agar tidak terlalu berisik dan mengganggu Devan. Dirinya berjalan ke arah Devan.

"Kok Lo bisa disini?". Tanya Devan heran, padahal tidak ada yang memberitahunya.

"Rama yang kasih tau". Devan hanya menganggukkan kepalanya saja mendengar ucapan Karin.

"Gimana keadaan Lo, udah baikan?". Tanya Karin.

"Udah mendingan".

Karin mendudukan bokongnya di kursi samping brankar Devan. "Lo kesini sendiri?". Tanya Devan pada perempuan itu.

Karin menganggukkan kepalanya. "Kenapa Lo gak bilang aja suruh Rama atau temen gue yang lain buat jemput Lo". Ujar Devan.

"Gapapa, lagian juga gue takut ngerepotin".

Devan ingin menyenderkan tubuhnya dengan bantal, tapi nampaknya ia kesulitan untuk itu, Karin yang melihat Devan kesulitan pun membantunya. "Eh sini biar gue bantu". Ucap Karin.

Karin memindahkan bantal Devan yang tadinya hanya satu menjadi dua tumpukan. "Thanks ya". Ucap Devan.

"Emang gak kemaleman kalo Lo disini? Besok sekolah". Ucap Devan.

"Udah Lo gak usah pikirin gue, gue cuma mau pastiin keadaan Lo doang". Ujar Karin.

Devan menyunggingkan senyumnya, ternyata perempuan ini begitu khawatir dengannya, ia tidak salah memilih perempuan untuk dijadikannya pasangan, menurutnya Karin adalah pasangan yang tepat untuknya. Cowok itu berpikir sejenak, bagaiman ia akan menjadikan Karin sebagai perempuannya, ia akan menyatakan cintanya pada Karin nanti, agar perempuan itu terus berada disampingnya.

"Heh, kok Lo diem sih". Ucap Karin.

"Eee..iya iya tadi Lo ngomong apa?". Tanya Devan.

"Tuhkan Lo mah gak dengerin perkataan gue, bodoamat gue males ngulang". Kesal Karin.

"Ceritanya ngambek nih". Devan menggoda Karin membuat perempuan disampingnya itu salah tingkah. "Tadi pake blush on nya kebanyakan ya, kok pipinya merah banget".

The Miracle Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang