04

71 4 0
                                    

Brakk..

" Anj.. sial kau Kim Junkyu , mengagetkan saja. " umpat jaehyuk yang terkejut akan kehadiran secara tiba² dari sahabatnya itu. Junkyu yang baru saja sampai di sekolah atau lebih tepatnya Bebas dari kurungan itu melempar tas nya begitu kencang ke atas meja. Lalu duduk bersebelahan dengan jaehyuk yang menatapnya dengan berpuluh puluh pertanyaan yang siap ia lontarkan ke padanya.

" Hey sialan ... dari mana saja kau dua hari ini? Tidak mengabari kami, kau tau bagaimana kami mengkhawatirkan dirimu? Menghilang begitu saja , seperti di telan bumi saja dirimu itu " celetuk jaehyuk sambil memukul pelan lengan Junkyu yang sudah duduk di sampingnya.

Junkyu menghela nafas kasar , pemuda itu menempelkan punggung nya di badan kursi mendongak kan kepala , netra pemuda itu terpejam mencari kenyamanan yang telah lama hilang dari kehidupannya. Merasa tau akan sesuatu yang di pancarkan sahabatnya itu, jaehyuk menepuk pelan pundak Junkyu lalu sedikit mengelus nya pelan. " Ayahmu lagi ya? " tanyanya penuh hati² tak ingin membuat sahabatnya itu marah.

" Baiklah, tidak perlu cerita sekarang. Akan kuberi tahu sesuatu, pekerjaan mu menumpuk, begitu banyak tugas yang di berikan guru 2 hari lalu. Ayok kerjakan, apa kau mau membuat guru itu marah padamu? " alih jaeehyuk agar bisa memecahkan keheningan , Junkyu tidak menjawab pertanyaannya membuat jaehyuk kembali menghela nafas.

" Aku ingin sendiri, tolong bangunkan aku setelah bel istirahat. " Putus Junkyu , ia menggendong tas nya kembali lalu pergi meninggalkan jaehyuk yang terus memanggil namanya. Jaehyuk menatap punggung kekar itu , dan setelahnya hilang dimakan oleh jarak.
Pemuda itu berdecak, apalagi yang telah ayah sahabatnya itu lakukan? Apa tidak puas memberikan kekerasan berulang² kali kepada anaknya? Sudah berapa kali manusia itu menyakiti anaknya? Bahkan sampai Junkyu dewasa pria itu tidak henti² nya untuk berperilaku buruk pada sahabatnya. Bahkan ia masih mengingat dimna Suho memukul Junkyu dengan tali pinggang di usia Junkyu yang masih terbilang balita, hingga membuat luka di perut anak berusia 6 tahun itu.

Plasss....

Cetarr .....

" Hikss... Ayah sudah , ini sakit ayah.
Junkyu mohon hentikan, ahkk.. "
Junkyu kecil menangis merasakan ngilu yang membanjiri setiap inci tubuhnya. Anak itu terus menangis memohon ampun pada sang empu yang masih setia menghantam tubuhnya dengan pukulan tersebut . " Ayah ..... Tolong sudah ayah .... Junkyu janji tidak akan mengulanginya lagi , Junkyu tidak akan membantah ayah lagi. Tapi tolong jangan pukul Junkyu hikss"

Jaehyuk kecil dan Jongsuk kecil yang berada di luar ruangan hanya bisa memohon pada yang kuasa agar bisa menyelamatkan Junkyu dari siksa dunia itu. Mereka menangis , ingin membantu tapi tak tau dengan cara apa . Jongsuk menarik jaehyuk yang menangis kencang ke dalam dekapannya
" Kak Jongsuk ayo kita selamatkan Junkyu .... Benda itu pasti sakit saat mengenai kulitnya bukan? Junkyu kesakitan kak, ayo selamatkan dia " rengek jaehyuk kecil sambil menarik² tangan Jongsuk yang menggenggam tangan kecilnya kuat. Jongsuk kecil menggeleng , lalu kembali menarik Jaehyuk kecil kedalam pelukannya. " Kalau kita kesana Junkyu akan tambah kesakitan jaehyuk... Ayah tidak pernah berhenti sebelum dia benar² puas. Kita di sini saja ya .... Ini akan membantu Junkyu juga di sana , hanya cara ini yang bisa kita lakukan sekarang. "

Jaehyuk meringis saat mengingat kejadian tersebut, bagaimana bisa Junkyu kuat menghadapi banyak siksaan dari ayahnya itu? Dari ia balita sampai menginjak bangku SMA , belasan tahun hanya hidup dengan siksa dan juga air mata.











✨✨
















" Jihoona... Kau mau pesan apa? Biar aku yang akan memesannya. " tawar Doyoung sambil menatap Jihoon yang masih sibuk dengan hp di tangannya.
" Ck... Sudah dulu hp nya, ayo kau mau pesan apa biar sekalian. " Doyoung kembali mengucapkan tawarannya , sambil mengambil hp dari genggaman Jihoon. " Samakan saja Doyoung, maaf ya dan terima kasih. " setelah mendapat jawaban Doyoung pergi untuk memesan makanan mereka.

" Duarr ...... Ya park Jihoon kau tidak menunggu kami ya? Sudah di kantin saja, lalu di mna Doyoung? " tanya Asahi lalu duduk di kursih yang berhadapan dengan Jihoon.
" Kau ini mengagetkan saja, kalian lama sekali jadi aku duluan kemari. Doyoung sedang memesan makanan, sana kalian pesan juga kenapa malah duduk? "
" Kau ini ..... Memesan tidak mau menunggu, ayo Sahi- ya kita pesan aku sangat kelaparan " ajak junghwan pada Asahi. Sekian purnama mereka menunggu akhirnya makanan pun tiba, mereka mengabiskan makanan dengan di selangi oleh canda dan juga tawa , hingga terhenti karena bel masuk yang berbunyi mengakhiri keseruan mereka hari ini.

" Baiklah sudah bel, mari masuk. Sampai bertemu lagi Jihonaa... Doyoung. " Mereka berpisah, sebenarnya mereka ini satu angkatan hanya saja lokal mereka terbagi menjadi 3 bagian dikarenakan murid yang terlalu banyak. Doyoung dan Jihoon berada di lokal 1 , sedangkan Asahi dan Junghwan berada di lokal 3. Mengakibatkan mereka berpencar dan bertemu kembali saat istirahat , pelajaran olahraga , dan bel pulang.

" Doyoung - aa.. kau duluan saja yah ke kelas, aku ingin ke toilet sebentar. " Doyoung mengangguk lalu berjalan meninggalkan Jihoon yang berjalan menuju toilet sekolah. Saat Jihoon berbelok untuk menuju lorong toilet dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pemuda yang ia ketahui adalah kakak seniornya itu. Punggung jihoon hampir menghantam lantai jika saja tangan kekar sang senior tidak cepat menahan tubuh kecilnya, tangan Jihoon menggenggam erat di lengan senior tersebut pandangan mereka bertemu.

1

2

3 detik dan Brukk..

" Akkhh... " Jihoon meringis saat bokong nya kini benar² menghantam lantai, menatap tajam ke arah senior yang ia ketahui namanya adalah Junkyu , ya Kim Junkyu.
" Ya!!. Kenapa kau melepas ku ke lantai? Kan bisa melepasku dengan baik², pinggang ku sakit sekarang. " rengek Jihoon berusaha berdiri dan menatap tak suka ke arah Junkyu.

" Harusnya aku yang marah pada mu , apa penglihatan mu itu sudah tidak benar? Masih bisa melihat kan? Kau tidak melihat tubuhku ini sampai² kau menabraknya hah? " tanya Junkyu dengan sedikit meninggikan suara. " Dasar menyusahkan , kau membuang² waktu ku. " Junkyu pergi meninggalkan Jihoon yang masih meringis akibat sakit di punggung nya , Junkyu juga sempat menabrak pundak Jihoon dan hampir membuat pemuda itu jatuh kembali.

" Kim Junkyu sialan.... Jika bukan senior dan orang berkuasa sudah ku maki² kau di sini tadi. Tidak bertanggung jawab, shh... sakit sekali . " ringis Jihoon sambil berusaha berjalan ke toilet untuk menuntaskan buang air kecilnya yang sempat tertunda.










✨✨



















Huhu... Pertemuan yang nyebelin ygy 😂

Setelah baca ini ...... Apa yang kalian rasakan? Bosenin ya? Iya kan?
Aku GK tau harus apa biar bisa seru kaya book lain... Bantu dong , jan lupa vote and komen guys
Bay bay 👋, sampai jumpa di part selanjutnya 🤗 ❤️ 🥳

Too much love { KyuHoon }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang