12

97 11 3
                                    


Guru biologi yang mengisi pelajaran siang itu meninggalkan kelas setelah bel istirahat berbunyi. Siswa/i kelas XII IPA A berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi kekosongan perut, termasuk Junkyu dan juga ketiga sahabatnya.

" Kantin or basket? " Tanya Haruto menarik kursi yang berada di sebelah Jeongwoo dan duduk di sana.

" Aku ngikut. " Balas Jaehyuk dan mendapat anggukan dari Jeongwoo. Kini mata ketiganya menatap ke arah Junkyu yang sedang memejamkan matanya.

" Bagaimana dengan mu? " Haruto menghela nafas kasar saat Junkyu tak menjawab pertanyaannya, pemuda itu memukul pelan tubuh Junkyu agar membuka mata.

" Hey Kim Junkyu, ayolah ada apa dengan mu? Sudah satu Minggu sikap mu aneh seperti ini, kenapa ceritakan pada kami?! "
Pungkas Haruto yang geram dengan sikap Junkyu akhir-akhir ini.

Junkyu membuang nafas lelah, ia membuka mata menatap ketiga sahabatnya. Ia ingin bercerita, tapi mulutnya keluh untuk melakukannya. Ia masih membutuhkan waktu, Junkyu sekarang benar-benar lelah.

Sudah seminggu ini dia tidak melihat pemuda yang telah ia renggut paksa kesuciannya malam itu, Junkyu semakin frustasi. Ia ingin menyelesaikan dulu dengan Jihoon.

" Basket. Kita Minggu ini ada pertandingan bukan? " Jawab Junkyu lalu bangkit meninggalkan mereka yang menatap heran bercampur kesal ke arah Junkyu yang sudah menghilang di balik pintu.

" Pemuda susah di tebak. " gumam Jaongwoo lalu berjalan keluar menyusul Junkyu dengan Haruto dan Jaehyuk di belakangnya.

(⁠ᵔ⁠ᴥ⁠ᵔ⁠)

" Jihoon kau di panggil ke ruangan kepala sekolah. " Teriak seorang siswi dari ambang pintu kepada Jihoon yang masih duduk di kursi bersama Doyoung.

Doyoung menatap Jihoon, " kenapa kepala sekolah memanggil mu? " tanyanya kepada Jihoon.

" Mungkin masalah diriku tidak hadir seminggu yang lalu, kau duluan saja. Aku akan menyusul setelah dari ruangan kepala sekolah. " perintah Jihoon pada Doyoung untuk pergi ke kantin terlebih dulu.

" Kau mau aku temani? " tanya Doyoung kembali, yang mendapat gelengan pelan dari Jihoon.
" Tidak, terima kasih. Kau pergilah Asahi dan Junghwan pasti menunggu, katakan pada mereka aku segera datang. " Pungkas Jihoon sebelum pergi dari kelas.

Jihoon berjalan di koridor yang lumayan sepi menuju ruang kepala sekolah. Ia mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke tujuan. Namun langkah itu terhenti saat dirinya berada di koridor yang melewati lapangan basket sekolah. Matanya jatuh pada seorang pemuda dengan pakaian basket yang ia kenakan.

Mata Jihoon memanas, sekilas kejadian malam itu memenuhi otaknya. Hingga orang yang ia tatap sedari tadi kini telah menoleh dan menatapnya juga. Tatapan mereka bertemu, Junkyu menahan nafas, Junkyu tak bisa mengartikan tatapan itu.

Dan tatapan itu berakhir saat Jihoon memalingkan wajahnya. Ia berjalan kembali namun sebuah bola basket yang entah datang dari mana kini mengenai kepalanya, membuat pemuda itu terjatuh ke atas lantai koridor yang sedikit kotor.

" Akkhh.." Jihoon meringis merasakan sakit di area kepalanya, Jihoon memejamkan mata mencoba menetralkan rasa sakit. Pandangannya memburam, kepalanya seperti berputar. Perutnya kini bergejolak kembali, sama seperti beberapa hari yang lalu.

Jihoon menatap ke arah seseorang yang berlari ke arahnya. Junkyu berjongkok tangannya berajalan ingin membantu Jihoon berdiri dan mengantarnya ke UKS.

" Jangan menyentuh ku. " Sentak pelan Jihoon saat Junkyu ingin menyentuh lengannya. " Maaf ... " Lirih Junkyu, matanya menatap senduh ke arah Jihoon yang sama sekali tidak menatapnya.

" Maafkan aku Jihoon. " Lanjutnya masih menatap Jihoon dengan raut wajah memohon.

" Kembalikan kesucian ku Junkyu apa kau bisa? " Kata Jihoon mengangkat wajah dan menatap Junkyu tajam. Ia berdesis,
" kenapa? Tidak bisa? Tidak bisa kan? "

Jihoon menjeda kalimatnya mencoba melawan ketakutannya, ia tidak boleh menangis di hadapan Junkyu sekarang.

" Sama halnya dengan ku, aku tidak mudah untuk memaafkan mu begitu saja. " lanjutnya menahan sesak, mata Jihoon merah menahan air mata.

Junkyu terdiam, mulutnya keluh untuk mengeluarkan kata-kata. Hati Junkyu sakit, tidak tau kenapa melihat raut wajah Jihoon yang seperti ini membuat hati Junkyu terasa teriris belati.

Jihoon bangkit , ia kembali melangkahkan kakinya. Tapi sekali lagi ia terhenti ketika pusing menyerang, tubuh Jihoon terhuyung ke belakang namun dengan cepat Junkyu menangkap tubuh kecil itu. Kini tangannya melingkar sempurna a di pinggang ramping si manis , Jihoon menutup mulut saat mual mulai kembali membuat perutnya bergejolak.

" Huwekk... "

Jihoon menahan nafas saat Junkyu memeluk tubuhnya dari belakang, dan mambulatkan matanya saat tangan besar Junkyu menyelinap masuk ke dalam seragam sekolahnya.

" Anak kita nakal ya? "

Deg
























































































Bicaranya yang sopan Junkyu....🙄

Huhh... Semoga book ini menghibur yahh
Semoga kalian sukaa🤗 terima kasih sudah baca ❤️🥳

Too much love { KyuHoon }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang