21

116 13 5
                                    


Jihoon mengernyit, menatap kaget sekaligus takut pada bangunan di hadapannya. Kenapa Junkyu membawanya ke sini? Matanya menatap kepada Junkyu yang juga sudah menatapnya duluan.

Tanpa menunggu persetujuan Jihoon pemuda Kim itu menarik paksa Jihoon untuk masuk kedalam gereja yang mereka datangi sekarang.

Menarik tubuh kecil itu menuju altar gereja yang Junkyu syukuri masih terdapat pendeta di sana. Jihoon semakin takut, dan berakhir berdiri di altar gereja dan seorang pendeta yang berdiri di antara Jihoon dan Junkyu.

" Nikahkan kami malam ini. "

Deg!

Jihoon menatap tak percaya dengan apa yang baru saja Junkyu ucapkan. Jantung Jihoon berpacu begitu cepat, nafasnya tercekik meraup habis kesadaran pemuda manis itu. Tidak. Jihoon tidak mau menikah dengan nya, Jihoon tidak mau mempunyai hubungan sakral itu bersama Junkyu.

" Kau gila? Apa yang kau ucapkan, aku tidak mau Junkyu! "

" Tolong nikahkan kami. Secepatnya! "

Jihoon menggeleng " tidak jangan lakukan, aku tidak setuju. Junkyu aku tidak mau! " Sentaknya dan mencoba melepas cengkraman Junkyu pada pergelangan tangannya.

" CUKUP DIAM, DAN KAU AMAN! "

Junkyu memejamkan mata, menahan diri untuk tidak emosi pada pemuda manis yang ia bawa lari dari rumahnya.

" Tolong laksanakan tugasmu, nikahkan kami berdua. "

Jihoon menatap nanar langit cerah malam ini, matanya kembali menatap sebuah cincin yang tersemat di jari manisnya. Benarkah malam ini tuhan? Benarkah dia sudah menjadi istri orang? Apa ini mimpi? Jika benar tolong bangunkan Jihoon dari mimpi buruk ini. Bagaimana bisa dia di posisi ini sekarang, apa yang bisa ia lakukan? Melawan bukan lagi jalan keluar Jihoon agar terbebas dari hubungan sakral ini. Dia... tuhan tolong kenapa pertemuannya dengan Junkyu berakhir seperti ini?

Hal ini tidak pernah terlintas di benaknya, menikah dengan seseorang yang belum ia cintai, ia pernah membayangkan betapa indahnya pernikahannya nanti dengan orang yang ia cintai, betapa bahagianya Jihoon hidup dengan pendamping yang ia pilih sendiri.

Tapi? Kenapa malah ini yang ia rasakan? Jihoon ingin marah, ingin menantang semuanya? Tapi apa boleh buat? Dia manusia biasa, tidak bisa melawan takdir yang sudah tercatat untuknya.

Jihoon memejamkan mata, merasakan dinginnya angin malam yang menerpa permukaan kulit wajahnya. Merasakan beratnya kejadian mengejutkan hari ini yang menimpa dirinya.

Kejadian di UKS pagi tadi saja masih mendengung di telinganya, lalu malamnya.. ayahnya datang dan ingin mengugurkan kandungannya, dan ini apa lagi? Dinakahi secara paksa dengan laki² yang sama sekali tidak ia inginkan kehadirannya.

Tubuh Jihoon tersentak dan reflek membuka mata saat tangan besar seseorang memeluk tubuhnya dari belakang, menaruh wajah pada ceruk leher Jihoon, menghirup dalam² wangi tubuh seseorang yang telah menjadi istrinya sekarang.

" Ini salah Junkyu, kita salah. "

" Aku melakukan cara yang benar, aku ingin melindungi mu. Aku ingin melindungi kau dan dia. "

Jihoon kembali menatap awan, sepertinya semesta juga merasakan apa yang ia rasakan sekarang. Langit cerah itu berubah dengan awan hitam dan kilat yang bergemuruh, setetes demi setetes jatuh membasahi tubuh keduanya.

Drtt..drtt...

Junkyu mengambil handepone nya yang berbunyi di saku piyama, sedetik kemudian pemuda Kim itu melepas pelukannya dan pergi begitu saja meninggalkan Jihoon di luar balkon kamar apartemen.

Too much love { KyuHoon }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang