05

115 6 0
                                    

Brummm.....

Brummm....

Suara deruman motor terdengar sangat nyaring dan menyakitkan indra pendengar siapapun, Junkyu yang sudah siapa dengan motor sportnya itu menatap serius ke arah jalanan raya yang sepi.
Malam ini, Junkyu menerima tawaran dari komplotannya untuk balapan liar dengan hadia yang cukup menggiurkan Junkyu untuk mengikutinya. Pemuda itu menancapkan gas saat seorang cewek berpakaian begitu terbuka mengangkat bendera berwarna hitam itu ke atas, motor Junkyu melesat begitu cepat hingga meninggalkan teman² nya yang masih berada di belakangnya.

Mata tajamnya begitu fokus menatap depan untuk bisa memenangkan perlombaan, Junkyu menambah kecepatan saat dirinya hampir sampai di batas finis. Suara sorakan teman² nya terdengar sangat bersemangat saat Junkyu hampir mendekat ke garis finis. Pemuda itu semakin mempercepat laju motor, namun tanpa ia sadari ban bagian depannya menabrak sebuah batu dan tergelincir akibat jalan aspal yang sedikit licin.

Hingga sebuah suara tubrukan di ujung jalan membuat teman²nya terkejut dan berlarian menghampirinya yang sudah tergeletak di jalan aspal.

Brakkkk...

Srettt...

" Junkyu!! " mereka berteriak histeris saat melihat Junkyu yang terjatuh dan menabrak pembatas jalan. Mereka mendekati Junkyu yang tertimpa oleh motornya sendiri, Jaehyuk membantu mengangkat motornya, sedangkan Haruto menolong Junkyu untuk berdiri dan pergi ke pinggir jalan untuk memberikan pertolongan kepada sahabatnya.

" Aakh.. shhh " ringis Junkyu pelan saat kapas yang diberi obat itu mengenai permukaan kulitnya yang terluka, perut pemuda itu terluka akibat terseret cukup jauh saat jatuh.
Jaehyuk menatap ngerih pada luka yang menganga di perut sahabatnya , " apa kau tak ingin kedokter Junkyu? Luka mu ini terbuka, ayok biar aku dan Haruto yang mengantar mu. " tawar Jaehyuk yang berdiri sambil membantu Junkyu bangkit perlahan. Namun Junkyu menggeleng
" Perban lalu antar aku pulang " ucapnya datar dan memerintahkan sahabatnya itu untuk membalut luka dan membawanya pulang ke rumah.

(⁠ᵔ⁠ᴥ⁠ᵔ⁠)

Pukul 01 : 45 , Junkyu baru saja tiba di sebuah rumah megah dengan pagar hitam yang menjulang tinggi, pemuda itu memasuki halaman rumah nya yang lumayan luas meletakkan motornya di garasi dekat dengan beberapa deretan mobil milik keluarganya.
" Dari mana saja kau? " suara bariton tersebut membuat Junkyu mengangkat pandangannya. Ia menatap malas pada seorang pemuda yang berdiri di ambang pintu garasi mobil. Tidak menjawab, ia malah melesat masuk kedalam rumah meninggalkan Jongsuk yang masih setia berada di ambang pintu garasi , tapi dengan cepat Jongsuk mencekal tangan adiknya untuk berhenti.

" Aku bertanya padamu, dari mana saja kau? "
tanya kembali Jongsuk kepada Junkyu yang masih membelakanginya.
" Bukan urusan mu. " ia menghempas tangan Jongsuk lalu berjalan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Jongsuk menatap heran ke arah Junkyu yang tertatih saat berjalan, ia seperti menahan sakit, sempat berfikir untuk bertanya kembali namun suara yang begitu familiar di pendengarannya membuat Jongsuk mengurungkan niat nya.

Tuhan.. aku mohon jangan sekarang.

" Berhenti kau Kim Junkyu "
Pria dengan balutan piyama hitam di tubuhnya itu berjalan mendekati Junkyu yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia menatap tajam wajah Junkyu yang terdapat beberapa luka akibat terjatuh saat balapan tadi, ia mencengkram dagu Junkyu dan menariknya untuk bertatapan.

" Sudah berapa kali aku bilang? Jangan ikuti balapan konyol itu lagi. Apa kau tak pernah mendengar kan ku selama ini? " bentak Suho masih dengan cengkeraman yang semakin mengerat.

Too much love { KyuHoon }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang