06

71 7 0
                                    

Malam ini Jihoon berada di rumah Doyoung untuk menemani sepupunya itu.
Sore tadi , orang tau Doyoung pergi dikarenakan ada sebuah urusan yang mendadak, jadi tersisah lah Doyoung dan Jihoon di rumah megah tersebut.

" Kapan mereka akan kembali? " tanya Jihoon pada Doyoung saat sepupunya itu mendudukan diri di sampingnya.
" Mungkin sebentar lagi , ada apa? "

" Tidak ada, aku hanya bertanya. " balas Jihoon dan dijawab anggukan oleh Doyoung. Jihoon kembali memainkan hp nya tangannya yang tadi sibuk mengsecrooll itu terhenti di sebuah akun yang muncul di beranda Instagram nya.

" Dasar pria songong, aku masih mampunyai dendam pada mu. " gumam Jihoon yang terdengar oleh orang yang duduk di sampingnya. Doyoung mengerutkan keningnya lalu sedikit mengintip ke arah yang diliat oleh Jihoon.

" Dendam apa? Dan pada siapa? " Doyoung pun bertanya, ia melihat wajah kesal Jihoon menatap layar hp nya , ada apa dengan sepupunya ini? Dendam pada siapa dan kenapa? Setahu Doyoung Jihoon ini tipikal orang yang jarang bahkan tidak pernah bermusuhan dan tidak pernah memiliki musuh.

" Kau tau si Kim Junkyu , senior belagu itu? Dia kemarin menjatuhkan ku di toilet sekolah. "

" Benarkah? Kenapa dia memperlakukan mu seperti itu? " tanya Doyoung yang terkejut saat mendengar cerita Jihoon barusan. " Ck.. aku itu tidak sengaja menabraknya saat berbelok menuju lorong toilet. Sebenarnya aku ingin meminta maaf tapi dia malah menjatuhkan ku ke lantai duluan ya jadi aku mengurung niat ku kembali. " jawab Jihoon lalu melahap keripik singkong yang berada di toples tapurrware milik Doyoung - tidak ibu Doyoung.

" Kau bertengkar dengannya? " Jihoon menggeleng menjawab pertanyaan Doyoung. " Tapi aku kesal, dia membentakku. Ayah dan bunda saja tidak pernah membentakku seperti itu."

" Beruntung kau tidak bertengkar dengannya, kau tau kan dia pandai bela diri. "

Ya, siapa yang tidak mengenal Kim Junkyu siswa Most Wanted di sekolahnya, ia sangat pandai dalam hal bela diri dan juga basket.
Membuat siswa/i di sekolahnya menatap damba kepadanya, dia bahkan membawa nama sekolah di ajang perlombaan basket tingkat internasional.

Jihoon mengelah nafas kasar, " satu kata untuk dirinya, kau Most Wanted kau punya kuasa. " ucapnya yang mendapat kekehan dari sepupunya.

(⁠ᵔ⁠ᴥ⁠ᵔ⁠)


" Hati-hati di jalan Jihoon - kun.... Apa kau serius akan pulang? Ini sudah larut , kau menginap saja ya? " tawar Irene ibu Doyoung pada Jihoon.
" Terima kasih atas tawarannya bi, Jihoon tidak papa kok harus pulang larut. Maaf karena menolak tawaranmu untuk menginap. " ucap Jihoon menatap tak enak kepada Irene. " Baiklah kalau begitu, tapi kau harus hati² ya, hubungi aku jika kau sudah sampai rumah oke? " Jihoon mengangguk, ia memeluk Irene sebelum benar² pergi dari rumah Doyoung.

Malam ini begitu sepi, Jihoon melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Matanya fokus pada jalan yang berada di depannya, tumben sekali malam ini begitu sepi? Padahal setiap kali ia melewati jalan ini begitu padat manusia hingga membuat kemacetan yang tidak terlalu, ia masih fokus hinggap pandangannya teralih melihat benda pipih yang bergetar, menampilkan nama seseorang di sana.

Namun, saat Jihoon ingin menjakaunya benda itu malah terjatuh dan sekarang berada di bawah kakinya. Jihoon berdecak, ia sedikit membungkukkan tubuh agar pandangannya masih bisa terarah ke depan jalan raya yang begitu sepi. Tangannya tak henti meraba bagian bawah kakinya itu untuk mencari keberadaan hp nya. Ia pun sedikit menurunkan kecepatan lalu menunduk sempurna untuk mendapatkan hpnya, Jihoon tersenyum saat berhasil mendapatkannya namun ia melebarkan matanya saat ada sebuah motor yang melaju cepat ke arah mobilnya. Jihoon gelagapan, ia menginjak rem mobil mendadak dan...

Braakkk...

Sreettt..

Ceetakk..

Bughh...

" Ahkk.. "

Sebuah motor sport milik seseorang yang hampir menabraknya itu malah menghantam pohon yang berada di pinggir jalan raya. Jihoon dapat mendengar sebuah dahan jatuh tadi , ia menoleh ke samping dan benar orang itu tertimpa dahan pohon yang lumayan besar dan juga motornya. Jihoon melepas seatbelt dan keluar menuju seseorang tersebut. Namun baru beberapa langkah ia terhenti, Jihoon takut takut jika orang tersebut adalah seorang penjahat dan akan merampoknya.

Namun meras jika orang tersebut benar² membutuhkan bantuan dari nya, Jihoon berjalan dan berdiri di depan pemuda di depan nya yang berusaha bangkit. " Kau tidak papa? " cicit Jihoon bertanya dengan suara pelan. Ia mengigit bibir dalamnya saat melihat luka di lutut pemuda itu yang mengeluarkan darah segar dan mengotori celana jeans yang ia kenakan.

Pemuda di depannya ini membuka helm full face ny, membanting benda tersebut ke jalan aspal yang kasar dan menatap tajam ke arah Jihoon.

Pemuda itu Kim Junkyu, tangannya menunjuk ke arah belakang mengisyaratkan bawah motornya tidak baik² saja.

" Tidak "

Jihoon menatap kesal Junkyu lalu ingin berbalik dan meninggalkan Junkyu di sana, namun tangan kekar pemuda itu mencekal pergelangan tangan Jihoon dan menariknya, membuat tubuh kecilnya menabrak tubuh Kokok dan tegap sang dominan. Tangannya yang lain sudah memeluk pinggul sang empu menahannya agar tidak pergi meninggalkan dirinya. Jihoon mendongak, netra coklat terang milik Jihoon bertabrakan langsung dengan netra coklat tua dan tajam milik Junkyu.

Nafas keduanya beradu, bahkan hidung mancung Junkyu berhasil menggesek hidung mancung milik Jihoon.

" Yaa! Apa yang kau lakukan lep-"
" Shutt.. " Junkyu meletakkan jari telunjuk tepat di bibir Jihoon yang basah, mata pemuda itu teralih melihat ke arah bibir merah muda Jihoon yang sedikit terbuka.

Jari yang hanya diam disana kini berjalan mengusap permukaan bibirnya. Junkyu mendekatkan wajahnya ke arah sang empu, mata Jihoon terpejam saat sebuah benda kenyal tak bertulang itu mendarat di atas keningnya yang sudah terbanjiri oleh keringat , ia bisa merasakan hangatnya bibir Junkyu yang sedang menciumnya. Apa dia sakit? .

Saat sadar apa yang sedang terjadi, Jihoon mendorong tubuh sang dominan hingga membuat nya hampir jatuh menghantam aspal. Matanya menatap tak bersahabat ke arah pemuda yang baru saja menciumnya.

" Sialan kau, kau melecehkan ku bajingan " sentak Jihoon sambil menyentuh kening yang sempat Junkyu cium.

" Ganti rugi " balas Junkyu tidak menggubris ucapan Jihoon padanya. Junkyu menatap datar dengan mata tajam penuh luka itu pada Jihoon. Sang empu terkekeh " Tidak, itu bukan salah ku. Kau saja yang tidak pandai menaiki motor. "

Junkyu bersmirk , ia mendekat ke arah Jihoon. Matanya menatap mata indah Jihoon yang menatapnya kesal, ia kembali mendekatkan wajahnya ke arah wajah Jihoon yang berusaha menjauhinya.

Cup..

" Yaa!! Bajingan kau Kim Junkyu! "

" Tidak usah kau bawa perasaan. "







(⁠ᵔ⁠ᴥ⁠ᵔ⁠)




















Udeh cium² aje lu Jun...🤪
Hihihi...

Semoga suka, terima kasih yang sudah baca 🤗🥳❤️

Too much love { KyuHoon }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang