19

59 7 2
                                    

Junkyu berjalan mendekati Jihoon yang berdiri di depan pintu UKS.

" Aku akan menikahi mu Jihoon. "

Jihoon memutar tubuhnya, memberi tatapan tak bersahabat ke arah sang lawan bicara.

" Aku.tidak.mau. " balas Jihoon menekan setiap katanya.

" Aku akan menggugurkannya, aku tidak akan mempertahankannya. " Lanjutnya dengan suara bergetar. Jihoon kembali memunggungi Junkyu tangannya memutar kunci pintu dan akan segera keluar meninggalkan Junkyu di sini.

Junkyu mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya, entah kenapa mendengar ucapan Jihoon tadi membuat amarahnya memuncak. Dengan cepat Junkyu menarik kasar tangan pemuda manis itu dan menariknya untuk menjauh dari pintu.

Junkyu menghempaskan tubuh kecil Jihoon Kedinding UKS, mengurung tubuh kecil itu dengan tubuh besarnya. Membuat tubuh Jihoon terhempit oleh tubuh Junkyu dan dinding yang menempel di punggungnya.

"Akh.. " ringisan pelan keluar dari mulut mungil Jihoon saat tubuhnya bertabrakan dengan dinding dingin ruang UKS. Wajahnya mendongak ketika Junkyu menarik kasar dagunya dan langsung menatap mata coklat tua itu yang menatapnya begitu tajam.

Susah payah Jihoon menelan salivanya, menatap sedikit takut wajah Junkyu menandakan bahwa pemuda itu sedang menahan amarah. Junkyu mendekatkan wajahnya tepat di wajah manis sang empu, Jihoon bisa merasakan deru nafas hangat Junkyu yang menerpa permukaan kulit wajahnya.

" Kau sadar dengan apa yang kau katakan tadi? " Suara berat yang menusuk indar pendengar Jihoon itu mampu membuat nafas Jihoon tercekik, jantung nya berdegup begitu cepat. Mulutnya keluh untuk mengutarakan satu dua kata untuk melawan Junkyu yang sedang mengunci pergerakannya sekarang.

" Lepas. Junkyu lepaskan aku ! " Pekik Jihoon saat Junkyu semakin mempersempit jarak diantara mereka.

Jihoon menahan nafas saat merasakan sebuah benda kenyal tak bertulang milik Junkyu mencumbu bibirnya dengan sangat kasar dan agresif. Jihoon memberontak sekuat tenaga ia keluarkan untuk mendorong tubuh Junkyu agar pautan mereka terlepas, namun nihil Junkyu malah menarik tengkuk leher Jihoon dan semakin memperdalam ciuman mereka.

Tangan besar yang bebas tadinya mencengkram erat pergelangan tangan si manis kini telah bertengger nyaman di pinggang ramping Jihoon, menariknya agar tubuh mereka menyatu dengan sempurna. Jihoon menutup rapat mulutnya saat lidah pemuda Kim itu ingin membobol dan menerobos masuk ke dalam mulutnya, Junkyu mengeram marah baik sepertinya dia harus menggunakan cara kasar kali ini.

" Aahkk.. "

Junkyu menyeringai di sela ciuman mereka, dia berhasil membuat pemuda manis ini membuka mulutnya. Dengan cepat Junkyu memasukan lidahnya ke dalam mulut Jihoon, merasakan lidahnya yang hangat itu saat bersentuhan dengan lidah milik Jihoon. Mengabsen setiap deretan gigi yang tersusun rapih di dalam sana.

Entah setan apa yang merasuki dirinya, Jihoon mulai terhanyut dalam setiap cumbuan yang diberikan si pemuda Kim itu padanya. Tangan yang tadinya berusaha mendorong jauh tubuh besar milik Junkyu kini telah mengalung ke belakang leher jenjang milik sang dominan.

Seperti mendapatkan perizinan oleh si manis, tangan Junkyu yang tadinya berada di pinggang Jihoon mulai naik dan mengelus sensual punggung Jihoon.

Menarik seragam bagian bawahnya dan menyelinap masuk begitu saja untuk mengeragahi tubuh indah yang pernah ia setubuhi 1 bulan yang lalu.

Ciuman di bibir Jihoon turun pada rahang milik si manis, Jihoon menutup rapat matanya saat Junkyu membuka kancing seragam dan mencium rakus di are leher dan dada miliknya yang terbuka. Jihoon menggigit dalam bibirnya agar suara menjijikan itu tidak keluar begitu saja dari mulutnya, gerakan Junkyu semakin liar Jihoon meremas kuat pundak Junkyu saat dengan lancangnya pemuda Kim itu menyentuh area sensitifnya.

Ini benar² gila, Jihoon yang tersadar dengan apa yang terjadi kembali mencoba melepaskan diri dari Junkyu, dia harus menghentikannya ia tidak mau Junkyu berbuat lebih jauh, ini sekolah tidak sepantasnya mereka melakukan hal seperti ini.

" J-junkyuhhh...ahh, h-henhh hentikan Junkyu. " Jihoon mencoba mendorong kembali tubuh tersebut, namun terhenti dan membusungkan tubuhnya saat dengan sengaja Junkyu mengigit puting kecil merah muda yang berada di balik seragam sekolah Jihoon.

Dada Jihoon naik turun, mencoba mengatur nafasnya yang tak beraturan. Jihoon meremas kuat rambut Junkyu saat pemuda itu sudah meluruh turun untuk mencium pemukaan perutnya, ia semakin meremas kuat surai Junkyu saat lidah hangatnya menjilat perut Jihoon yang terbuka.

Matanya yang tertutup rapat sedikit mengeluarkan butiran bening dari sudut matanya, Junkyu membuatnya terlena sekarang.
Jihoon menggelengkan kepala ribut, ia tidak tahan. Ia harus menghentikannya

" Jun...ahh, j-junkhh. "

Sudah cukup Junkyu keterlaluan, dengan kesadaran yang hampir punah Jihoon kembali mendorong tubuh Junkyu, ia menarik kerah seragam si Kim agar pemuda itu berdiri.

Plak..

Hening beberapa detik, hanya terdengar deruh nafas yang tidak stabil dari keduanya. Jihoon terdiam, sadar akan yang ia lakukan barusan.
Jihoon menghela nafas lelah, memejamkan mata mencoba mengatur nafasnya yang berantakan, ia terisak.
Matanya terbuka menatap nanar pada pemuda yang sudah berdiri menatapnya.

" Jangan mengotori ku untuk kedua kalinya Junkyu. " Parau Jihoon dengan suara bergetar . Ia sudah berantakan sekarang, seragamnya kusut, kancing seragam yang terbuka rambutnya yang lepek akibat keringat yang bercucuran akibat kejadian yang ia lakukan tadi.

Si manis menunduk, dengan isakan yang sangat terdengar pilu dan menyakitkan untuk Junkyu. Pemuda Kim itu menangkup kedua pipi putih bersih si manis, menghapus air mata yang membanjiri wajah senduh milik Jihoon.

Mata keduanya bersitatap, menyaluran begitu banyak nya rasa sakit dan kecewa yang mereka berdua rasakan sekarang. Junkyu mengelus lembut penuh sayang pipi berisi itu, menatap dalam mata bulat nan indah itu seakan menguncinya.

" Jangan bicara seperti tadi, aku tidak suka. "

" Cukup aku Jihoon, cukup aku saja yang merasakan sakitnya di benci." Bisik Junkyu mendekatkan kembali wajah mereka, menggesek hidung mancungnya pada hidung si manis yang merah akibat tangis.

" Jangan dia.... Anak kita. " Lanjutnya dan mendekap tubuh yang lebih kecil dengan erat.














































































































Hello...
Gimana? Rora apa Jihoon?

Thanks selalu❤️🙌

Too much love { KyuHoon }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang