Sudah dua hari yang lalu semenjak dirinya keluar dari rumah sakit, Junkyu juga tidak pernah keluar dari kamarnya. Ia sudah meninggalkan sekolahnya empat hari lamanya.Ia hanya di rawat satu malam, agar ayah dan Jongsuk tidak curiga kepadanya.
Saat ia masuk rumah sakit, Junkyu meminta dokter Hyunjin agar tidak memberi tahu ke pada siapa pun .
Termasuk ayahnya dan juga Jongsuk.
Saat ia berdebat dengan Jongsuk, dokter Hyunjin lah yang membawanya ke rumah sakit saat ia ingin mengecek kondisi Junkyu.
Perlu di ketahui, orang rumahnya itu tidak pernah tau jika Junkyu mempunyai penyakit. Junkyu menutupinya selama ini .Ia bahkan baru tau penyakit itu saat dirinya duduk di kelas 6 sekolah dasar.
Saat itu pelajaran olahraga, ia merasa sesak luar biasa. Ia sempat memuntahkan darah segar dari mulutnya dan ia di larikan ke rumah sakit. Sebenarnya ia sering seperti itu, tapi ia tidak tau jika ada penyakit berbahaya yang sedang bersarang di tubuhnya.
Jaehyuk
Kyu... Kau di mna? Sudah empat hari kau tidak sekolah, dan tidak ada kabar. Kau baik² saja kan?
Junkyu menatap pesan dari Jaehyuk empat hari yang lalu sahabatnya itu kirim. Tangan nya kembali membuka room chatnya dengan Haruto begitu pun Jeongwoo dan teman² nya yang lain.
Hanya mereka lah yang khawatir dengan keadaan Junkyu, ya hanya mereka. Tidak ada yang lain.
Ia membuang nafas perlahan, tangan kekar Junkyu menyentuh dada kirinya.
" Buat aku mati tuhan, ini terlalu menyakitkan. " gumamnya parau.
(ᵔᴥᵔ)
Pagi ini Junkyu pergi ke sekolah, ia memarkirkan motor sport hitam miliknya di area parkiran sekolah. Ia berjalan menuju kelasnya, pandangan siswa/i yang berada di koridor atas dan bawah itu menatap damba ke arahnya.Itu sudah biasa bagi Junkyu, sudah seperti sarapan yang setiap pagi ia dapat. Tubuh Junkyu terhuyung ke depan saat seseorang merangkul pundaknya sangat agresif.
" Akhirnya, sudah sekian purnama kau keluar juga dari tempat persembunyian. Dari mana saja kau hah? "
Junkyu tidak menjawab, ia masih fokus berjalan sambil memakan permen karet yang baru saja ia buka.
" Junkyu, Haruto "
Keduanya berhenti, Haruto menatap Jaehyuk dan Jeongwoo yang sedang mengatur nafas karena berlari mengejar dirinya dan juga Junkyu.
" Heh dari mana saja dirimu? " tanya Jeongwoo sambil memukul pelan lengan Junkyu.
" Wahai Junkyu, kami sedang bertanya pada mu. Kau juga tidak menjawab chat ku, padahal kau sudah melihat nya. " pungkas Jaehyuk kesal menatap Junkyu yang memandang ke arah lain.
" Aku sedang malas. " jawab Junkyu lalu berjalan meninggalkan tiga sahabatnya di indoor lapangan basket sekolah.
" Selalu seperti itu, aku benar² kesal dengan nya hari ini. " gumam Haruto yang terdengar di telinga Jaehyuk dan Jeongwoo.
(ᵔᴥᵔ)
Jihoon menyeka keringat yang mengalir deras di keningnya. Tatapan mengejek terlihat dari siswa/i yang menatap dirinya yang sedang berdiri di tengah lapangan.
Ia di hukum untuk berdiri satu kaki oleh guru fisika karena ia lupa mengerjakan tugas. Berakhirlah dia di lapangan tandus dan sangat panas siang itu.
Bel istirahat akhirnya berbunyi, Jihoon membuang nafas lelah. Ia melangkah ke tribun dan duduk di sana.
Ia benar² sangat lelah, kepalanya pusing, dadanya bergemuruh tidak karuan. Pemuda manis itu menutup netranya, sampai sesuatu yang dingin menyentuh permukaan kulit wajahnya membuat Jihoon membuka mata indah miliknya.
" Terima kasih. " ucap Jihoon tersenyum sekilas lalu meneguk air mineral yang Asahi berikan kepadanya.
" Bisa²nya orang rajin seperti mu lupa mengerjakan tugas? " sindir Doyoung yang baru sampai bersama dengan Junghwan.
Mereka terkekeh, lalu duduk dan Doyoung memberikan sebuah roti ke pada Jihoon agar ia makan." Shhh.. " desis Jihoon sambil memegang kepalanya. Benar² sangat pusing dan sakit.
" Kau pergilah ke UKS ? Izin lah untuk pelajaran ke dua nanti, wajahmu pucat Jihoon. " perintah Asahi menatap begitu pucatnya wajah manis sahabatnya.
Jihoon menggeleng " tidak papa, mungkin saat aku memakan roti ini sakitnya akan hilang. Aku tidak selemah itu kau tau. " bangga Jihoon tangannya membuka bungkus roti lalu dengan cepat melahapnya.
Setelah melahap habis rotinya Jihoon dan ketiga sahabatnya pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka dengan makanan. Namun di pertengahan jalan Jihoon izin untuk pergi ke toilet terlebih dahulu , ia ingin mencuci tangannya yang lengket.
Jihoon keluar dari toilet setelah mencuci tangannya di wastafel, langkah Jihoon terhenti saat merasakan pusing kembali menyerangnya. Ruangan itu seperti berputar, mata Jihoon memburam ia kehilangan keseimbangan.
Tubuh Jihoon jatuh , namun tangan besar seseorang memeluk pinggang ramping Jihoon menahan tubuhnya agar tidak menghantam lantai yang sedikit kotor.
Jihoon berusaha membuka mata mencari kesadaran, netra coklatnya menatap wajah tampan Junkyu. Ia meringis, kini tangan kecil Jihoon sudah berada di kedua pundak lebar pemuda tersebut.
Hangat, itu yang Junkyu rasakan saat tangan besarnya menyentuh dahi Jihoon yang mengeluarkan keringat. Jihoon demam.
" Aku tidak papa. " lirih Jihoon mendorong pelan tubuh Junkyu agar melepas pelukannya. Jihoon menghapus peluh di keningnya dengan punggung tangan, " kau tidak perlu khawatir. " lanjutnya lalu tersenyum simpul ke arah Junkyu.
" Aku tidak khawatir, ge-er. " balas Junkyu yang mendapatkan tatapan tajam dari sang empu.
Sialan!
" Lalu kenapa kau masih disini? " ketus Jihoon menatap tak suka pemuda di depannya.
Tidak menjawabnya, Junkyu malah menggendong tubuh si manis ala bridal style , Jihoon terkejut ia langsung melingkarkan tangannya pada leher tegas milik sang dominan.
" Apa yang kau lakukan? Turunkan aku! " Jihoon memukul dada Junkyu pelan, agar pemuda itu menurunkan dirinya.
Namun Junkyu seperti menulikan telinganya, pemuda itu melangkah keluar menuju UKS sekolah. Kini tatapan para siswa/i menatap terkejut pada Jihoon dan Junkyu dengan adegan langka di hadapan mereka.
Jihoon menunduk lalu menyembunyikan wajah manisnya di cekuk leher Junkyu yang terbuka.
Bunda, Jihoon malu.
Paji... Enak g di gendong Junkyu? 😕
Semoga suka terima kasih sudah membaca 🤗❤️🥳
KAMU SEDANG MEMBACA
Too much love { KyuHoon }
FanfictionMungkin ... Semua yang ku harapkan pada tuhan hanyalah sebuah angan Semua yang diberikan kan hanya sebuah keharusan, keharusan untuk ku agar mencintai manusia seperti mu ,terima kasih wahai cinta, kau akan menjadi memori yang selalu menjadi candu d...