07

103 6 0
                                    


Hari ini kelas Junkyu sedang pelajaran olahraga, jadi mereka sedang berada di lapangan sekolah untuk melakukan permainan bola basket. Guru laki-laki di hadapan nya dan teman²nya yang lain itu memberi perintah pada siswa/i agar membentuk sebuah tim untuk memulai permainan. Junkyu membentuk tim bersama teman dan tak lupa dengan 3 sahabatnya, Jaehyuk, Haruto dan Jeongwoo.

Permainan di mulai, tim Junkyu dan tim temannya kini memulai babak pertama. Pelajaran berlangsung sampai bel istirahat dan mengakhiri pelajaran olahraga pagi itu. Murid kelas XII IPA A berhamburan meninggalkan lapangan untuk pergi mengisi kekosongan di dalam perut mereka, ada juga beberapa yang masih bertahan dengan bola basket di tangan mereka.

Begitu pun Junkyu dan ke 3 kurcacinya, mereka sedang duduk di tribun lapangan basket untuk mengistirahatkan diri. Haruto melempar sebotol air mineral ke arah teman²nya, lalu duduk bersebelahan dengan Junkyu yang sedang meneguk air yang ia berikan.

Jaehyuk menatap Junkyu, matanya juga menatap plaster yang berada di lutut pemuda itu. " Lutut mu kenapa? " tanya Jaehyuk pada Junkyu mengalihkan intensi Haruto dan Jeongwoo untuk menatap lutut Junkyu yang terekspos karena menggunakan celana pendek seragam sekolah mereka.

" Luka. " balas Junkyu datar lalu meneguk kembali air mineral yang berada di tangannya. Jaehyuk berdecak, " iya luka, tapi luka karena apa? "

" Kau tidak perlu tau. " ucap Junkyu kembali " ganti, kita ke markas. " pungkasnya lalu bangkit meninggalkan ke 3 sahabatnya itu menuju tempat untuk berganti pakaian. Mereka ber 3 menghela nafas, menatap punggung kekar yang sebenarnya memendam begitu banyak kesedihan dan luka selama 17 tahun ini.

" Kasihan... " gumam Haruto, mereka bangkit mengekori Junkyu yang semakin jauh dari jangkauan mereka.



(⁠ᵔ⁠ᴥ⁠ᵔ⁠)


Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, tapi Junkyu dan juga teman²nya duduk di atas motor mereka yang berada di parkiran sekolah mereka. Mereka menghabiskan waktu dengan melempar canda tawa yang dibuat oleh Jeongwoo, Junkyu terkekeh pelan saat sahabatnya berhasil membuat candaan yang mengundang tawa renyah dari teman²nya yang lain.

Junkyu mengarahkan pandangannya menyapu penjuru area parkir sekolah, matanya tak sengaja menangkap sebuah objek yang familiar di matanya.

Ia turun dari motor, membuat teman² nya menatap ke arah Junkyu yang berdiri dan pergi dari sana menuju seseorang yang menarik perhatiannya.

" Jihoon! "

Jihoon menoleh kearah sumber suara, menajamkan matanya agar tau sosok apa yang meneriaki namanya. Pemuda itu memutar bola matanya malas saat tau siapa sosok yang mulai mendekatinya.

" Ada apa, kenapa memanggilku? "

" Kau tidak mau bertanggung jawab? "

Jihoon mengerutkan kening nya, bertanggung jawab atas apa?

" Memang aku melakukan apa padamu? "

Junkyu berdesis, " apa kau kehilangan ingatan mu akibat ciu- " ucapan Junkyu terhenti saat tangan kecil Jihoon membekap mulutnya, lalu melepaskan tangan setelahnya.

" Diam kau, tidak perlu mengatakannya. " ancam Jihoon menunjuk wajah Junkyu dengan telunjuk. Ia menatap kesal ke arah Junkyu yang menatapnya datar.

" Kau mau aku mela- "

" Jihoonaa... Ayo! " teriak Doyoung memanggil Jihoon agar segera memasuki mobil yang akan mengantarnya pulang.

Jihoon tersenyum , sebelum meninggalkan Junkyu ia sempat menatap ke arah pemuda itu dan menjulurkan lidah nya.

(⁠ᵔ⁠ᴥ⁠ᵔ⁠)

Jihoon keluar dari kamarnya saat Rose memanggilnya ke bawah untuk makan malam. " Malam bunda, ayah. " ucap Jihoon tersenyum setelah sampai di meja makan, ia mendudukan bokongnya pada kursi dan berhadapan dengan Rose yang duduk di depannya.

" Malam nak, kau mau apa biar bunda ambilkan. " tawar Rose menatap Jihoon yang sedang mengambil nasi ke atas piringnya.

Jihoon tersenyum , " Jihoon bisa mengambilnya sendiri bunda, bunda makan saja ya, Terima kasih. "

" Kau ini selalu memanjakannya, dia sudah besar. Lagian dia juga tidak mau, jadi lakukan saja padaku ya. Emmm.. tolong ambilkan aku sayur sayang. " pinta Jaehyun menatap istrinya yang menatapnya kesal.

" Dia putraku, walaupun dia sudah tumbuh dewasa tapi tetap saja dia itu adalah bayi kecil ku jadi aku harus memanjakannya. "

" Tapi aku suami mu, tidak baik menolak permintaan suami sendiri Rose. "

" Aishh sudah lah, aku tidak ingin berdebat dengan mu. Ayo kau mau apa? " kesal Rose
Jaehyun terkekeh, begitupun Jihoon. Ia melirik ke arah ayah dan bundanya yang masih setia berdebat.

Setelah makan malam, Jihoon kembali memasuki kamarnya. Merebahkan tubuhnya ke kasur matanya menatap langit² balkon kamarnya , hingga tak sadar lama-lama ia sudah terlelap di alam bawah mimpinya.





























Uhuyyy...... KyuHoon 🥳❤️

Terima kasih sudah membaca 🤗🥳❤️

Too much love { KyuHoon }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang