Jihoon menatap risih tempat yang sedang ia datangi dengan Doyoung malam ini. Jihoon sedikit meringis dan menutup telinga nya saat mendengar musik yang di stel begitu keras.Lampu kelap kelip yang menyala begitu menyakitkan di mata Jihoon. Ia sedikit jijik saat melewati begitu banyak manusia yang mabuk akibat alkohol yang mereka minum.
Tangannya terus memeluk lengan Doyoung agar tidak terpisah dengan sepupunya. Jihoon berdecak, tempat apa ini? Kenapa Doyoung mengajaknya kemari?
" Heh sialan, kenapa kau mengajakku ke sini? " cibir Jihoon pada Doyoung. Mata si manis membulat saat menangkap hal dewasa di depannya, ia bergidik ngerih saat menatap dua orang di sebuah meja bar saling bertukar Saliva di sana.
" Kita akan bersenang-senang di sini. " jawab Doyoung lalu menarik sepupunya itu untuk pergi ke meja yang sudah di isi oleh Asahi, Junghwan dan temannya yang lain.
" Kenapa di sini sih? Kalau cuma bersenang-senang kau ajak diriku menonton itu sudah cukup. Tidak perlu ke tempat ini. "
" Ayo lah Jihoon sekali saja, kita ini remaja tidak papa pergi ke tempat seperti ini sesekali. " ucap Junghwan pada Jihoon yang baru saja mendudukkan diri di sampingnya agar pemuda manis itu tidak perlu merasa khawatir.
Jihoon berdecak, bisa habis dia jika Rose dan Jaehyun tau kalau Doyoung mengajaknya ke tempat keramat ini.
" Yang penting kau bisa mengendalikan dirimu agar tidak mabuk terlalu berat , oke? " lanjut Doyoung menambahi.
Malam semakin larut, tapi tidak menghentikan para pelanggan untuk pergi ke tempat itu. Bar itu sangat ramai, mata Jihoon menatap ke arah sahabatnya malas. Mereka sudah tidak sadar diri, persetan atas ucapan Doyoung yang mengatakan ' Yang penting kau bisa mengendalikan diri mu agar tidak mabuk terlalu berat. '
Tapi kini? Malah dia yang sepertinya sudah sangat mabuk. Jihoon bangkit meninggalkan mereka yang sepertinya mabuk berat.
" Aku ingin ke toilet, setelah itu kita pulang. " ucap Jihoon menarik dagu Doyoung agar menatapnya. Ia sempat bertanya pada pelayan bar, dimana letak toilet.
Jihoon membuka pintu lalu keluar dari bilik toilet, ia ingin menuju kembali ke tempat teman² nya berada.
Namun ia membulat kan mata saat seseorang menarik tubuh kecilnya masuk ke dalam sebuah kamar. Pintu kamar tersebut tertutup , lalu orang tersebut memutar tubuh si manis.
" J-junkyu... Ka-kau? Kau kenapa? " cicit Jihoon bertanya pada Junkyu yang menatapnya intensif.
Mata Jihoon menatap Junkyu, pemuda itu terlihat kacau, matanya merah wajahnya penuh dengan keringat dan lebam. Nafasnya memburu, dada bidang Junkyu naik turun tidak beraturan.
" J-jihoonaaa... "
" To-tolong aku .... Ku- ku mohon bantu aku. " Pinta Junkyu berusaha berucap dengan benar.
" Kau ken-...umphh. " belum sempat Jihoon menyelesaikan ucapannya, kini Junkyu telah mencium bibir mungil Jihoon agresif. Tangan si manis memukul dan berusaha mendorong tubuh Junkyu agar menjauh dan melepas tautan mereka.
Namun Junkyu malah menarik pinggang ramping Jihoon dan mendorong cekuk leher Jihoon guna memperdalam ciuman mereka. Junkyu mengeram marah saat Jihoon sama sekali tidak membuka mulutnya, ia mengigit bibir bawah Jihoon.
" Aakhhh... "
Junkyu semakin memperdalam ciuman, lidahnya kini mengabsen deretan gigi Jihoon yang tersusun rapi. Jihoon marah ia mengigit bibir Junkyu membuat sang empu akhirnya melepas ciuman.
Plakk....
Jihoon menatap tajam Junkyu, matanya memerah menahan tangis, dada pemuda manis itu naik turun menahan emosi yang bergejolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too much love { KyuHoon }
FanfictionMungkin ... Semua yang ku harapkan pada tuhan hanyalah sebuah angan Semua yang diberikan kan hanya sebuah keharusan, keharusan untuk ku agar mencintai manusia seperti mu ,terima kasih wahai cinta, kau akan menjadi memori yang selalu menjadi candu d...