CeklekJihoon membuka pintu ruang rawat Junkyu, kakinya berjalan masuk dan mendekati ranjang milik pemuda tersebut.
Matanya menatap ibah pada raga yang terbaring lemah di sana.Matanya meneteskan butiran bening itu kembali, kenapa ia tidak tega dengan keadaan Junkyu yang seperti ini? Ada suatu rasa yang Jihoon tak mengerti apa artinya. Seharusnya dia senang bukan? Orang yang sudah merusak masa depannya ini tengah terbaring tak berdaya di rumah sakit.
Tapi.... Bukan itu yang ia rasakan. Ia sedih sakit, kecewa semua. Semua ia rasakan sekarang.
Jihoon mengangkat wajah saat pintu ruangan Junkyu terbuka.
" Dia belum sadar? "
Jihoon menjawab dengan gelengan kecil, matanya masih setia memandang wajah tampan Junkyu yang terlihat nyaman dan damai.
" Kau temanya? " Tanya dokter Hyunjin menatap ke arah Jihoon yang kini juga tengah menatapnya
" Iya.. "
Dokter Hyunjin mengangguk anggukan kepala, ia masih menatap lekat wajah Jihoon.
"Perlukah aku memberi tahunya? "
" Dia seperti ini kar- "
" Aku bukan siapa-siapanya, aku hanya teman. Jadi.... Aku tidak mau mengetahui apa yang membuatnya seperti ini. " Ucap Jihoon memotong ucapan dokter Hyunjin.
" Orang tuanya belum tau kan dokter? Beritahukan saja pada mereka, aku juga akan pergi sebentar lagi " lanjut Jihoon lalu tersenyum sekilas ke arah dokter Hyunjin. Walaupun di lubuk hatinya Jihoon sangat sangat ingin tahu sebenarnya.
" Sepertinya jangan. "
" Ahh.. iya orang tuanya akan kesini sebentar lagi. Terima kasih sudah membantunya Jihoon. " Jihoon tersenyum
" Sudah larut .... Saya harus pulang. "
" Ah.. iya silahkan terima kasih sekali lagi dan hati-hati. "
(ᵔᴥᵔ)
3 hari kemudian.....
" Apa perlakuan ku selama ini kurang untuk mu? Sudah ku bilangkan, jangan mengikuti balapan konyol itu sialan. "
Junkyu memutar matanya saat seseorang yang sangat ia hindari sore ini ada di hadapannya saat ini. Junkyu diam tidak berniat untuk menjawab, entahlah seperti tidak bermutu.
" Junkyu! Aku bicara padamu ! "
" APA? INGIN MEMUKUL KU MENENDANG KU ATAU MEMBUNUH KU ?!! " Bentak Junkyu berteriak menatap ke pada Suho yang menatapnya tajam.
" Sudah berani kau ya... Baik sepertinya kau rindu dengan tendangan ku "
Bughh
Suho menendang dada pemuda tersebut membuat tubuh kekar itu terjatuh di atas lantai rumahnya. Tak hanya itu, kini kaki Suho sudah berada di atas dada Junkyu.
" Jangan pernah meninggikan suara mu anak sialan, ingat tidak ada kata Apun dari ku jika sudah berbuat seperti ini. "
Junkyu terkekeh, " kau pikir aku peduli? "
Bughh
Bughh.
Junkyu merasakan sesak dan sakit secara bersamaan. Darah segar kembali keluar dari hidung dan juga mulutnya, Suho benar-benar gila sekarang.
Suho menurunkan kakinya saat melihat kondisi Junkyu yang sedikit mengenaskan, darah segar dan bau anyir itu sudah memperindah wajah dan tubuhnya sekarang.
" Jangan pernah melawan ku lagi, aku bisa melakukan lebih dari ini. " Ancam Suho , sebelum pergi pun pria itu sempat menginjak tangan Junkyu yang tergeletak di lantai.
Bunda...
(ᵔᴥᵔ)
Jihoon menatap malas lapangan basket pagi ini, saat ini kelasnya tengah pelajaran olahraga. Ia Doyoung dan kedua sahabatnya itu kini tengah duduk di atas tribun lapangan basket menunggu giliran untuk bermain.
Sampai akhirnya bel istirahat menyudahi pelajaran yang sangat tidak ia sukai. Beberapa Siswa/i kelasnya juga sudah meninggalkan lapangan dan ada juga yang masih setia di lapangan.
Jihoon meremas sedikit kuat perutnya yang terasa keram, ia menutup mata merasakan betapa sakitnya ia sekarang.
Asahi yang melihat gerak gerik aneh dari sahabatnya itu pun mengerutkan kening
" Kau baik-baik saja Jihoon? Kau seperti menahan sakit? "Jihoon menggeleng, " Iya aku baik-baik saja, mungkin karena aku belum sarapan jadi perut terasa sakit. " Balas Jihoon tersenyum namun sakit di perutnya kini semakin sangat menjadi seperti di tusuk.
" Akhh ..... " Pekik Jihoon semakin meremas perut ratanya kuat.
" Kan kau tidak baik-baik saja, kita ke UKS. Doyoung tolong kau bawa duluan aku dan Junghwan akan memanggil guru agar menghubungi dokter. " Doyoung mengangguk , ia ingin menggendong Jihoon namun terhenti saat sudah di dahului seseorang.
Mereka menatap terkejut akan hal itu, mata mereka semua membulat saat melihat most wonted sekolahnya tengah menggendong Jihoon sekarang.
" Aku yang akan membawanya, jangan panggil guru. Hubungi saja nomor ini dia dokter kepercayaan keluarga ku. "
Asahi mengangguk kikuk , lalu mengambil ponsel Junkyu yang pemuda itu serahkan kepadanya.
" Junkyu.... Aku butuh bicara padamu "
Junkyu menatap dokter Hyunjin, lalu mengangguk dan mereka berada di bawah tangga sekolah itu sekarang.
Teman-teman Junkyu dan Jihoon menatap heran ke arah dokter Hyunjin dan juga Junkyu. Apa yang mereka bicarakan sampai harus berjauhan dengan mereka seperti ini.
" Apa yang sedang mereka bicarakan? "
Asahi tersentak lalu mengelus dadanya saat suara berat seseorang terdengar di telinga nya.
" Mana aku tau, kau lihat sendiri kan aku berada di sini? " Balasnya memutar bola matanya malas.
Jaehyuk melirik Asahi yang pergi darinya dan berdiri di depan pintu UKS sekolah melihat Jihoon yang masih memejamkan matanya.
" Tapi apa kau tau ayahnya siapa? Apa dia memiliki seorang pacar? " Dokter Hyunjin menatap Junkyu yang menatap kosong ke arah lain.
" Junkyu? "
" Aku ayahnya. "
" Apa?!! "
Dokter kaget yahh....... Sama aku juga.
Hohoho.... Gimana part ini bestiee? Semoga kalian suka yahh... Makasih banget sama yang mau baca🙏❤️
Happy selalu babayy👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Too much love { KyuHoon }
FanfictionMungkin ... Semua yang ku harapkan pada tuhan hanyalah sebuah angan Semua yang diberikan kan hanya sebuah keharusan, keharusan untuk ku agar mencintai manusia seperti mu ,terima kasih wahai cinta, kau akan menjadi memori yang selalu menjadi candu d...