Flora terbangun dengan perasaan sedikit bingung, pandangannya masih kabur dan pikirannya perlahan kembali menyatu. Cahaya pagi yang lembut menembus melalui jendela kamarnya, memberi suasana tenang. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati kehangatan selimutnya yang masih melingkupi tubuhnya.
Setelah beberapa detik, Flora bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah ke luar kamar. Langkah-langkahnya pelan, matanya sedikit mengerjap, berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang mulai memenuhi apartemen. Ketika ia sampai di ruang tamu, langkahnya terhenti. Di sana, di atas sofa yang kecil namun nyaman, Jason tertidur dengan tubuh sedikit terlipat, kakinya sedikit menggantung karena ukuran sofa yang tidak cukup panjang untuk menampung tubuhnya.
Flora menatapnya bingung. "Kenapa Jason tidur di sini?" pikir Flora.
"Aku pulang dari rumah sakit, terus... tidur? Tapi kenapa Jason ada di sini?" Flora mengerutkan kening, mencoba menggali memori, tapi tidak ada petunjuk yang jelas. Mungkin Jason mengantarnya pulang, tapi kenapa dia tidak pulang ke apartemennya sendiri?
Flora kemudian melihat jam di dinding. Pukul 5 pagi. Mereka masih punya waktu sebelum harus berangkat ke sekolah. Flora menggigit bibirnya, ragu-ragu apakah ia harus membangunkan Jason atau membiarkannya tidur sedikit lebih lama. Namun, mata Flora terus terpaku pada wajah Jason. Cahaya pagi yang masuk melalui tirai tipis membuat wajah Jason terlihat semakin memesona. Flora menahan napas sesaat. Wajah Jason yang sedang tidur-dengan mata tertutup, napasnya teratur, dan bibirnya yang sedikit terbuka-menyentuh perasaan terdalamnya. Seketika ia teringat momen saat pertama kali jatuh cinta pada Jason. Wajah inilah yang dulu membuatnya terpikat, dan sekarang, perasaan itu kembali mengalir, menghangatkan hatinya.
Tiba-tiba, Jason bergerak. Mata Jason terbuka perlahan, dan ia mengerjap-ngerjap sejenak sebelum menyadari Flora berdiri tepat di depannya. Seketika, senyuman kecil muncul di wajah Jason.
"Cantik banget." ucap Jason tiba tiba.
Jason perlahan bangkit dari posisi tidurnya, duduk bersandar pada sofa dengan mata yang masih setengah tertutup. Tangannya bergerak untuk merapikan rambutnya yang berantakan
Flora tertawa kecil, "apasih masih pagi juga."
kemudian flora tersenyum terdiam sejenak, semenjak echo fest, candaan candaan seperti ini sudah biasa terjadi diantara mereka, membuat flora berpikir, apakah Jason sudah melihatnya secara romantis? ataukah memang sudah biasa Jason bersikap manis kepada perempuan yang dekat dengannya? mengingat juga banyak gadis yang suka kepadanya. atau bahkan mungkin Jason sudah punya pacar, tapi sepertinya itu tidak, ia tidak pernah melihat Jason dekat dengan perempuan selain dirinya dan Muthe, Muthe juga sudah mengkonfirmasi bahwa dirinya dan Jason hanyalah sahabat sedari kecil, mengingat Muthe mendukung dirinya, mungkin memang Jason belum memilik kekasih.
Namun Flora tak tahan lagi, dia merasa muak pikiran pikiran seperti itu terus menerus berputar di kepalanya. Semua keraguan dan harapan berkumpul menjadi satu, memaksa Flora untuk mengambil langkah yang selama ini ia takutkan. Flora memutuskan akan menyatakan perasaannya sekarang, atau tidak sama sekali.
"J-Jason.."
"pacaran yuk flo," potong Jason tiba tiba.
Flora terkejut. Dadanya serasa berhenti berdetak. Kata-kata Jason menggelegar dalam kepalanya, membuatnya membeku di tempat. Matanya membesar, menatap Jason seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Jason tersenyum lembut. Dengan gerakan perlahan, dia meraih tangan Flora, menggenggamnya dengan lembut. Sentuhan itu mengalirkan kehangatan yang menjalar hingga ke jantung Flora. Tanpa melepaskan pandangannya dari Flora, Jason mengangkat tangan gadis itu mendekat ke wajahnya, "mau?" ucapnya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deux Mondes (Gitkathmuth 😁)
Fanfiction(update tiap akhir pekan) "I can't do it, Helisma. Aku gabisa buat kathrina jatuh cinta lagi." "Maafin aku, Gita. Aku gabisa biarin kamu jatuh di tangan kathrina." "Jangan menangis, cantik. Hal terakhir yang ingin aku lihat adalah senyumanmu."