CEPAT AMAT TARGET VOTENYA🗿
.
.
Caine mengelus punggung ares yang tak menggunakan baju atasan, anak itu tengah tertidur diatas tubuh rion yang juga hanya menggunakan bawahan.
Ares demam omong omong, anak itu padahal baru tadi siang mengecat rambutnya dan malamnya demam akibat bermain air dengan jaki.
"Rion". Caine mencolek lengan rion yang sudah tertidur, caine menatap jam, ini sudah 02.30 dini hari.
Karena rion tak bergeming, cainr menghela nafas, dengan pelan dia menurunkan kakinya. Dia ingin kebawah :v.
Caine menopang tubuhnya ditembok dan dengan pelan melangkah menuju pintu.
Sret
Tangannya digengam oleh tangan panas seseorang, saat menoleh kebawah dia melihat ares menatapnya dengan wajah memerah.
"Ami au emana?". Ares bertanya dengan suara seraknya.
"Mami mau turun kebawah, ares kenapa bangun?, tidur lagi gih". Caine mengelus kepala anak itu.
"Tini ayes antu". Ares dengan pelan menarik tangan sang mami.
Caine menghela nafas, anak itu walaupun sakit dia tak merengek atau menangis, terlebih dia masih aktif.
"Bobok lagi ya, ares masih sakit. Emang kepalanya gk pusing?".Caine menahan tangan ares, walaupun kaki caine sudah terasa gemetar dan sakit.
Ares menghela nafas melihat maminya, kemudian kembali ketempat tidur. Caine mengira bahwa ares akan kembali tidur tapi malah membangunkan rion.
"Pi banun, ami au tuyun bawah". Ares menepuk keras pipi sang papi, membuat rion membuka matanya.
"Ada apa? Kepalamu sakit lagi?". Rion mengelus rambut anak itu.
"Tu ami, au tuyun bawah". Ares menunjuk kearah caine yang tengah menopang tubuhnya di dinding dengan keringat diwajahnya.
Rion refleks bangun dengan terkejut, dia menuju caine dan segera membantu menahan tubuh itu. Caine menghela nafas keras, tadi dia menahan nafas karena menahan tubuhnya yang ingin jatuh. Dia memberikan beban tubuh sepenuhnya kerion.
"Kenapa tak membangunkanku caine?". Rion semakin kuat menahan tubuh caine .
"Aku, aku tidak ingin menganggu tidurmu. Kamu pasti juga lelah rion". Caine memejamkan sejenak netranya, saat merasa gemetar pada kaki dan tangannya.
Rion menghela nafas.
"Jangan sungkan caine, kamu bisa mengandalkanku".Caine mengangguk saja, kemudian menatap rion.
"Aku ingin kebawah, aku tidak bisa tidur". Saat mengucapkan itu caine merasa sesak didadanya."Iya, ayok". Rion mengendong caine dipunggungnya,dia melihat kearah ares, ternyata anak itu sudah tidur lagi.
Rion membawa caine keluar kamar, dapat caine lihat bahwa rumah ini terbilang cukup luas, daripada dibilang rumah ini bisa di bilang mansion.
"Apa ini benar rumah yang dibangun oleh jaki?". Caine meletakkan dagunya dibahu rion.
"Ya, awalnya ku kira dia tidak bisa tapi ternyata dia telah menyelesaikannya saat dia kembali bersama ayah waktu itu". Rion menjawab, tatapannya menoleh kewajah caine kemudian tersenyum tipis.
"Saat dirumah sakit?". Caine bertanya ragu.
"Ya, dia hanya menyelesaikannya selama 5 tahun. Tapi saat dia kembali dia malah melihat krow bersama echi, dengan itu dia meminta izin padaku untuk kembali ke sini, dan aku memberinya misi kembali yaitu dia tak perlu kembali untuk perang, dia di sini dan membangun kembali organisasi bawah tanpa diketahui siapapun".
Caine menatap rion dengan netra membulat.
"Ayon, kamu melepasnya tanpa pengamanan? Hanya dia sendiri begitu?"."Gk ayis, ayon udah siapin semuanya kok. Jangan kesal terus nanti cantiknya ilang" . Rion mengikuti nada bicara ares.
Caine mendengus, rion menurunkan caine di kursi meja makan. Kemudian dia ikut duduk disamping caine.
Rion menuangakan air putih digelas kemudian memberikannya pada caine, caine menerimanya dan meminumnya setengah.
"Rion". Nada bicara caine terdengar sedikit terselip nada sedih.
"Ada apa hm?". Rion mengelus rambut caine yang sudah dirapikan itu.
"Aku ingin pulang". Caine menatap wajah rion yang telah merubah raut wajahnya menjadi tanpa ekspresi.
Rion menarik tangannya, kembali menatap kearah gelas didepan keduanya.
"Kenapa? Apa kau tak betah disini?". Nada rion terdengar dingin.
Dia bahkan sudah menggunakan panggilan 'kau' pada caine.
Caine menelan ludahnya, kemudian berujar.
"Bukan begitu, aku hanya merindukan anak anak, bagaimana keadaan mereka atau bagaimana kehidupan mereka beberapa tahun ini. Apalagi gin dan souta".Rion terdiam, pikirannya berkecamuk.
"Tapi kau lebih aman disini caine, setidaknya tidak ada yang akan melukaimu lagi. Bagaimana jika mereka mengincarmu? Bagaimana jika aku tak bisa menjagamu seperti waktu itu, caine kau hanya disini tidak akan kemana mana". Ujar rion terselip nada amarah didalam bicaranya.Caine membeku, apa rion memiliki trauma?.
"Rion, apa kamu tak mengkhawatirkan anak anak? Apa kau tidak ingin bertemu mereka? Apalagi kau belum bertemu ibumu, bagaimana souta dan gin? Apa sekarang kamu tak mengiginkan mereka? Lagian katamu kemarin kamu tak tau kabar mereka selama sepuluh tahun ini".Rion tak bergeming saat mendengar ucapan caine, pikirannya semakin berkecamuk
"Mami bener pi". Suara jaki menengahi keduanya.
"Tidak jaki, mamimu sudah pernah hampir mati sekali, kali ini aku tidak akan membiarkannya terluka sekalipun hanya goresan kuku. Cukup waktu itu aku melihat bagaimana melihat kulitnya tak memiliki darah". Rion berdiri dari duduknya kemudian meninggalkan jaki dan caine.
"PAPI, PAPI JANGAN EGOIS. PIKIRIN JUGA ANAK PAPI YANG LAIN, PAPI GK TAU KAN MEREKA SELAMAT WAKTU ITU ATAU GK, MEREKA BAHKAN GK TAU PAPI MASIH ADA ATAU GK, SEKARANG". Jaki berteriak, netranya berkaca kaca. Dia juga merindukan yang lainnya, sepuluh tahun ini rion selalu memperhatikan pengerakannya, tidak boleh komunikasi dengan yang lain.
"Jaki". Caine menepuk kursi disampingnya, jaki duduk dikursi itu dan memeluk sang mami.
"Mami, papi egois gk sih? Selama sepuluh tahun ini papi gk bolehin aku buat hubugin yang lainnya, bahkan papi nyuruh aku buat jangan kembali kesana tanpa izin darinya, jaki rindu exu mami, rindu kak key dan yang lain, apalagi krow". Jaki merasakan air matanya turun.
Caine ikut merasakan apa yang jaki rasakan.
"Nanti kita bakal pulang kok, biar aku yang bujuk papimu".Jaki mengangguk, kemudian dia teringat sesuatu.
"Papi udah nikahin mami loh". Jaki berujar pelan."HAH???!". Caine merasa syok.
Author merasa ikut syok.
Readers ikut syok 😭.
"KAPAN!!".
TBC.
Gaje bet gaje.
Apakah target vote kali ini akan secepat part sebelumnya😌. Tumben baru 500 viwers udah 200 an vote biasanya 1k baru 200.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CC S2] Wishes come true
FanfictionCAINE CHANA S2 Apakah perjalanan telah usai? Tentu tidak. Kejadian masa lalu akan menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk masa depan, tapi tak tau apakah kali ini akan sehancur kemarin atau seutuh harapan. "Dulu aku melawan presiden karena nyawa h...