Muachh
Caine masuk kedalam kamar dengan nampan ditangannya, dibelakangnya krow mengikuti dengan tangan berkeringat dingin.
Caine menaruh nampan diatas nakas, kemudian menuju sofa dibalkon kamar itu, menyuruh krow ikut duduk.
"Bagaimana kabarmu beberapa tahun ini krow?". Caine membuka obrolan dengan pertanyaan ringan.
"Baik mi, mami gimana? Kami kira mami udah gk ada karena saat itu dokter bilang udah gk bisa---". Krow menatap kearah caine.
"Aku baru bangun 3 bulan lalu, awalnya aku terkejut karena aku koma puluhan tahun, tapi jika dipikir aku seharusnya tak selamat waktu itu tapi ntah apa yang terjadi hingga aku bisa kembali dalam keadaan koma". Caine menggeleng pelan sambil tersenyum, ya harusnya dia tak selamat karena luka beruntun yang ia dapat ditambah dia memakan ratusan butir obat pereda nyeri waktu itu.
"Kami sangat bersyukur bahwa mami masih bisa berkumpul lagi sama kami, beberapa tahun ini kami gk bisa nemu jalan kalau bukan karna ucle ai dan uncle marcel". Krow mengingat lagi bagaimana putus asanya mereka saat itu.
"Ya, tapi untuk panggilanku kali ini aku ingin membahas sesuatu denganmu". Caine menatap ke arah krow dengan serius.
"Apa itu?". Krow duduk tegap.
"Apa hubunganmu dengan echi?".
Krow terdiam, haruskah dia cerita?.
Caine menghela nafas.
"Krow---"."Mi, aku dan echi udah jalin hubungan 2 tahun ini, saat usai perang waktu itu exu dan gin cerita keaku bagaimana perjuangan jaki, aku selama ini gk tau kalo jaki suka sama aku, jadi aku agak risih saat gimana dia terus ganggu aku dengan kata kata konyolnya itu, ternyata dibalik risihnya aku aku juga butuh jaki, tapi saat aku tau semuanya aku punya penyesalan sendiri, ternyata aku juga suka sama jaki tapi aku gk sadar, aku nyari dia dari info grandpa dan exu tapi ternyata jaki gk ada disana, saat itu aku tau bahwa semua ini udah direncanain oleh papi, aku nyesel karna gk langsung bilang perasaan aku gimana tapi malah bikin dia sakit hati, bertahun tahun dengan echi yang slalu nemenin aku dan selalu ada buat aku, sampai dua tahun lalu aku ngajak echi buat jalin hubungan sebagai ucapan trima kasih kedia, tapi ternyata aku salah harusnya aku gk jalin hubungan sama echi karena cuman balasan buat semua waktu dia bertahun tahun ini...".
"...aku salah mi, aku bodoh. Aku, harusnya aku gk kayak gini, aku mau ngakhirin hubungan sama echi tapi aku juga punya perasaan kedia, tapi dengan itu aku udah bikin jaki kecewa dengan semua ini". Krow merasakan sesak saat menjelaskan semuanya.
"Krow, kamu merasa sesal karena telat mengucapkan prasaanmu pada jaki dan kamu menjalin hubungan dengan echi hanya karena rasa terima kasih. Dari awal kamu salah, kamu bahkan udah mainin dua perasaan dalam puluhan tahun. Gk papa, aku dan rion izinin kamu sama echi tapi satu hal yang gk bisa kami izinkan..". Caine menghentikan ucapannya dan menatap wajah krow, krow menatap caine dengan netra bergetar.
"Apa itu mi?". Tanya krow dengan jantung yang semakin berdebar kuat.
"Kamu sama jaki, kamu bisa mengobrol atau berdekatan dengannya tapi jangan mengungkit hal yang lalu, setidaknya sekarang kamu sudah bersama echi jadi biarkan jaki memilih pilihannya sendiri, jika boleh jujur aku sangat menyayangkan perjuangan jaki, dia bahkan butuh 5 tahun untuk menyelesaikan misi yang diberikan rion, saat balik dia diberikan pemandangan dua orang yang bercanda ria sambil berpegangan tangan, dan dia kembali pergi karena kecewa saat kembali lagi untuk memperbaiki semua tapi ternyata harus dihadapkan kenyataan bahwa orang yang dia perjuangkan sudah dimiliki orang lain..".
Menatap rintikan hujan yang mulai turun, tercium bau tanah yang menguap karena basah akan hujan.
"Kalau dibilang bodoh, kamu memang iya. Aku tak memihak siapapun, tapi dibandingkan echi ,jaki lah yang memiliki banyak perjuangan untukmu, dia rela dicambuk dan diberikan misi rahasia oleh rion agar bisa bersamamu karena dia tau bahwa aturan keluarga dilarang menjalin hubungan dengan saudara sendiri mau itu sedarah atau tidak. Dia memohon 5 hari 4 malam tanpa istirahat dengan luka ditubuhnya tak membuatnya menyerah untuk memohon agar rion memberinya izin. Krow, aturan keluarga yang rion buat memiliki kopensasi sendiri, setiap yang melanggar akan dihukum dan jakilah orang pertama yang rion hukum karena melanggar aturan,tapi dia juga lah orang yang rion selamatkan pertama waktu itu..". Caine menghela nafas, dia mendengar isakan terendam di sampingnya.
"Yang tau bahwa jaki dicambuk hanya kita berempat, jaki selama ini tak pernah memberi tau siapapun akan hukuman rion itu, selain misi rahasia. Krow, bahkan saat jaki kecewa denganmu dia masih tersenyum padamu". Ujar caine, dia memejamkan matanya.
Krow teringat saat diruang tamu tadi, brati jaki-- dia.
"Baiklah hanya itu saja, istirahatlah". Caine berdiri dan menuju tempat tidur, dia akan membangunkan ares untuk makan.
Tanpa keduanya sadari seseorang mendengar semua pembicaraan itu.
.
.
Rayden, gin, souta, airuma, rion, riji, dan selia tengah duduk melingkar di ruang tamu.
Souta,gin dan riji sibuk memperebutkan rion.
"Bisa diem gk?". Rion menggeplak kepala ketiganya, membuat mereka meringgis.
"Nih kalian ya, kalian yang belum nikah nih kenapa? Mau jadi bujang lapuk kalian?". Rion mulai menanyakan asmara.
"Kami tidak berminat, tapi keknya key dan aenon sedang dekat dengan seseorang". Gin menatap rion jengah, apakah pak tua itu tak bisa baik baik ha? Apakah harus main tangan?.
"Siapa itu?". Rion menjadi penasaran, anak pertamanya itu apakah sudah mulai jatuh kedalam lubang cinta? Apalagi si bocah sok sibuk bernametag aenon itu.
"Orang kepolisian, kami juga kurang tau". Selia ikut bergabung dalam pembicaraan dengan mulut yang sibuk mengunyah snack.
"Kalian juga, riji selia. Mana cucuku?". Rion bertanya cepat.
"Ada, lagi sama oma aisnithnya. Mungkin besok bakal dijemput riji". Selia menatap rion santai.
"Hah? Kalian sudah punya anak?". Rion menatap selia dan riji dengan terkejut.
"Ya, seumuran ares mungkin". Riji ikut bergabung, semakin membuat rion meringis di dalam hati, sesudah ares terbitlah bocah kematian lainnya.
"Makanya jangan kelamaan ilang". Airuma yang sedari tadi dia ikut bersuara.
"Hais, orang mami kalian baru bangun 3 bulan lalu". Rion mendengus.
"Oh jadi papi nyalahin mami?". Tanya souta sarkas.
"Mana ada, enak aja". Rion menatap souta dengan permusuhannya.
Selia menyondorkan snack kearah rayden yang sedari tadi diam menyimak, rayden dengan senang hati menerima itu.
Rezeki brow jangan ditolak.
"Mako dimana? Mia juga dan yang lain?". Rion kembali bertanya saat tak melihat yang lain.
"Mako sedang ke negara sebelah dengan Kekasihnya, mia juga sedang liburan bersama teman temannya, funin keluar kota, elya ikut keluarga jourgan tinggal diluar negri, aenon dan key gk tau kemana". Gin mengambil kertas dan bolpoin di bawah meja, menulis seuatu.
"Ah, kapan mereka kembali".
"Antara seminggu lagi mungkin".
"Bagus, aku akan memberi kalian misi nanti". Rion bertepuk tangan.
"AKHHHHH".
TBC.
AKU BAKAL DOUBLE UP KALO DALAM 30 MENIT LANGSUNG TARGET VOTE🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
[CC S2] Wishes come true
FanfictionCAINE CHANA S2 Apakah perjalanan telah usai? Tentu tidak. Kejadian masa lalu akan menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk masa depan, tapi tak tau apakah kali ini akan sehancur kemarin atau seutuh harapan. "Dulu aku melawan presiden karena nyawa h...