"AKHHHH".
Mereka langsung berdiri dengan cepat saat mendengar pekikan seseorang, mereka menuju ke halaman samping dan menemukan jaki yang jatuh dari atas pohon jambu.
"Sial, ku kira ada apa". Gerutu riji, dia memegang dadanya tepat dimana jantungnya berada dia dapat mendengar debaran jantung karena terkejut.
Rion berlari menuju jaki dan membantu anak itu berdiri, dia memeriksa tubuh jaki apa ada yang luka atau tidak.
"Kau gk papa jak?". Rion bertanya cemas.
"Gk papa pi, shht cuman pantatku aja yang sakit". Jaki memegang pantatnya.
"Lagian ngapain coba manjat pohon jambu". Gin memugut jambu yang dijatuhkam oleh jaki dan memberikannya kembali.
"Ya orang pengen juga". Jaki mendelik kesal kearah gin.
Tak lama caine, echi dan krow datang dengan wajah khawatir.
"Pekikan siapa tadi?". Caine bertanya cemas.
"Jaki mi, jatuh dari pohon jambu noh". Souta menunjuk kearah jaki, membuat caine langsung mendekati jaki.
"Apa yang sakit? Ada luka gk?". Caine bertanya dengan cemas.
"Jaki gk papa mami, cuman pantatnya aja sakit". Jaki memperlihatkan cegiran, caine langsung menghela nafas lega.
Jaki menatap krow dan echi kemudian menunjukkan jempolnya tanda aman aja.
Krow hanya diam sedangkan echi tersenyum, rion menatap ketiganya kemudian menarik caine dan jaki kedalam. Yang lain pun ikut masuk, tanpa menyadari bahwa seseorang tak lagi dengan mereka.
"Papi bentar, jaki mau cuci buah jambunya dulu". Jaki melepaskan tangannya dari rion dan berlari menuju dapur, rion berdecak.
Krow yang melihat itu ingin beranjak mengikuti jaki tapi di tahan oleh tangan seseorang, caine menatap krow dengan gelengannya.
"PAPI!". Ares menggunakan pegangan tangga sebagai perosotan untuk turun, membuat rion dan yang lainnya merasa jantung mereka akan copot.
Dengan cepat rion menangkap anak itu, hampir saja kalau dia telat ares akan jatuh ke lantai.
"Kau ingin aku cepat mati bocah?!". Rion bertanya dengan suara tinggi karena masih terkejut.
Ares terdiam sebentar kemudian menatap sang papi.
"Maaf papi". Sesal ares."Jangan di ulangi lagi". Caine menatap ares dengan garang membuat ares tertawa kecil.
"Iya mami".
Rion menurunkan ares, Ares langsung berlari ntah kemana, mereka mendudukkan diri disofa. Tak lama jaki datang dengan baskom berisi jambu.
"Loh bukankah tadi sedikit?". Airuma menatap heran baskom penuh dengan jambu itu.
"Ini tuh jaki bawa dari luar hehe". Jaki menaruh baskom itu di atas meja.
"Pantesan ares selalu memanggilmu guava". Rion menggelengkan kepalanya tak berdaya, dia mengambil satu jambu dan memakanny begitupun yang lain.
Ah, cemilan malam yang menyegarkan.
"Rayden, senin nanti kamu sudah bisa masuk sekolah. Nanti belilah perlengkapanmu". Rion menatap rayden yang terdiam, rayden mengerjap.
"Ku kira papi belum mengurus pindahanku". Rayden membuang biji jambu yang ada ditangannya.
"Jangan remehkan papi ray, souta aja masuk tk udah dia pikirin saat aku masih umur 5 tahun, bahkan gk tau bakal punya anak lagi atau gk ternyata beneran punya buntut lagi". Gin merangkul bahu rayden, dia menatap rion dengan tatapan genit.
"Ah, apa kalian semua anak kandung papi?". Rayden bertanya dengan tatapan bingung, apakah semua uncle unclenya itu anak patennya papi?.
"Mana ada, cuman dua aja yang lain numpang". Ujar Souta.
"Hee, mulutmu". Rion melempar biji jambu kearah souta.
"Hehe,bercanda". Souta memberikan cegiran polosnya.
"PAPI, AHHHHHH TOLONGGGGG". Pekikan ares membuat mereka menoleh, mendapati Ares yang tengah berlari dibelakangnya ada echi yang mengejar dengan wajah marah.
Bruk
"HUWAAAAAA". Ares menjerit keras saat wajahnya menyentuh tanah, dia tersandung karpet :v.
Caine segera berdiri, dan menghampiri ares, mengangkat anak itu dan melihat apakah wajahbya terluka atau tidak.
"Mami, darah". Ares menyentuh dahinya, dia tak menangis omong omong.
Caine melebarkan matanya, dia langsung menuju rion.
"Rion, darah--ares". Panik caine, rion dan yang lain langsung berdiri, jaki segera pergi mengambil kotak P3K.
Echi masih berdiri mematung, rion menghela nafas kemudian menatap echi.
"Tak apa, hanya luka kecil". Rion tersenyum ke arah echi.
"Ares kenapa lari lari?". Airuma menggusap darah yang melewati mata ares.
"Hehe, tadi aku bikin kakak echi marah jadi dia ngejar ares". Ares tertawa kecil, dia menatap ekspresi tak mengenakan dari caine.
Dia mendekatkan wajahnya ke telinga caine dan berbisik.
"Kak echi tadi melamun di tepi kolam, ares takut dia jatuh jadi ares bikin dia kesal biar dia ngejar ares". Bisik ares, caine terdiam sebentar.
Jaki datang dengan kotak p3k ditangannya, dia langsung mengobati luka didahi ares.
"Lain kali hati hati, gk papa lari larian tapi liat jalan ares". Omel jaki, ares berdecak didalam hati.
"Iya uncle". Ujar Ares malas.
"Dasar". Jaki menyentil luka ares yang sudah diperban membuat ares memekik.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CC S2] Wishes come true
FanfictionCAINE CHANA S2 Apakah perjalanan telah usai? Tentu tidak. Kejadian masa lalu akan menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk masa depan, tapi tak tau apakah kali ini akan sehancur kemarin atau seutuh harapan. "Dulu aku melawan presiden karena nyawa h...