BAB 21: LAYU
Caine menatap seseorang yang tengah duduk dihadapannya dengan ekspresi datar, Caine mengetuk jarinya diatas permukaan meja dengan pelan.
"Apakah ada permasalahan yang ingin anda selesaikan dengan saya?". Tanya orang itu dengan tenang, dibelakangnya ada dua pria berpakaian tertutup tengah menodongkan senjata padanya.
"Zilla, kamu cukup punya keberanian untuk mendekati putriku". Ujar Caine dengan senyum tipisnya.
"Hahaha, tentu saja tuan. Dari banyaknya wanita hanya putri anda yang menarik perhatianku". Ujar Zilla, saat dia mendengar 'putriku' dari Caine dia akhirnya tau siapa yang ada dihadapannya ini.
"Tapi dia sudah memiliki seseorang disampingnya". Caine mengernyitkan dahinya .
"Saya juga tau itu, tapi dari yang saya liat keduanya tak memiliki perasaan satu sama lain, hanya anda rasa hampa yang hambar". Ulas zilla santai, dia menatap Caine dengan kilatan dinetranya.
"Ternyata kau punya pemahaman ya". Ujar Caine sambil tersenyum dingin.
"Ayolah tuan, saya sudah membuat banyak bantuan untuk anda sepuluh tahun lalu, apakah anda tidak ingin membalas budi". Ucap zilla, dia menopang dagunya.
Sudut bibir Caine terangkat, apa apaan ucapan orang dihadapannya itu.
"Aku tidak pernah memintamu untuk membantu ku, jadi apa tujuanmu sebenarnya mendekati putriku?".
Zilla menghela nafas.
"Tuan, aku akan memberi tahumu akan sesuatu tetapi dengan syarat putrimu untukku".Caine mengangkat sebelah alisnya dn menatap zilla dengan keinginan Tahuan.
"Baik, apa itu?".
Zilla berdiri, mendekati Caine dan membisikkan sesuatu.
"...".
Netra Caine terbelalak, dengan cepat dia berdiri dan menatap zilla terkejut.
"Tangkap dia dan bawa kemansion, kurung di ruang bawah". Pinta Caine dingin.
Zilla menyeringai ke arah Caine, kedua tangannya di borgor dan dia di seret keluar ruangan oleh kedua orang berpakaian tertutup.
"TUAN CAINE, SANGAT SENANG BERBISNIS DENGANMU". Teriak zilla dengan nada puas yang membuat Caine menatap pintu dengan rumit.
.
.
Diruang bawah mansion.
"Siapa ini?". Tanya riji pada glen dan satu temannya lagi.
Orang disamping glen membuka maskernya dan berujar.
"Tahanan tuan Caine". Ujarnya."Apakah dia menyingungnya, marchie?". Tanya riji, dia menuju kursi didepan zilla yang Tak sadarkan diri.
"Mungkin ya, mungkin tidak". Marchie mengangguk pelan.
Riji menghela nafas dan tatapannya menoleh pada glen, sudah lama dia tak melihat orang ini.
"Kalian berdua kenapa baru terlihat sekarang? Dimana kalian selama ini?". Tanya riji.
"Kami berada di perbatasan kota, awalnya kami ikut dengan kalian tapi karena terlalu banyak jadi kami memilih tinggal diperbatasan kota dn pulau". Ujar glen.
Saat ingin bertanya lagi, Caine masuk di ikuti oleh echi.
Echi yang melihat zilla pun terkejut, kenapa zilla disini.
"Kalian ketiga keluarlah, dan jangan masuk tanpa izinku". Ujar Caine dingin.
Riji,glen dan marchie mengangguk, ketiganya keluar walaupun memiliki rasa penasaran yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CC S2] Wishes come true
FanfictionCAINE CHANA S2 Apakah perjalanan telah usai? Tentu tidak. Kejadian masa lalu akan menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk masa depan, tapi tak tau apakah kali ini akan sehancur kemarin atau seutuh harapan. "Dulu aku melawan presiden karena nyawa h...