Ramainya suasana jalanan ibukota menjadi tontonan yang menarik untuk sekedar menghilangkan gundahan hati.Jaki menghela nafas, dia menatap keramaian kota ditepi jendela perusahaaan lantai 30. Dibelakangnya rion tengah mengobrak abrik dokumen untuk mencari sesuatu.
"Nah ketemu". Rion menarik jaki menuju sofa kemudian memberikan berkas itu.
Jaki mengeryit, bukankah ini.
"Aku ingin kau yang memegang kendali perusahaan ini, lagi pula umurku sudah memasuki masa pensiun, jadi biarkan aku menikmati ini dengan tenang". Ujar rion santai , sudut bibir jadi berkedut apa apaan ucapan pak tua ini.
"Bukankah ini sudah kuserahkan pada papi, kenapa diberikan padaku lagi". Gerutu jaki.
"Siapa yang mau memberikan lagi padamu, aku hanya menyuruhmu memegang kendali, jika ada yang mengharuskan aku untuk turun maka aku akan datang". Rion berdecak menatap anaknya itu kesal.
"Aku tidak mau, aku masih ingin bebas". Ujar jaki cepat, dia berdiri dari duduknya dan menuju pintu.
"Ya sudah, biarkan aku mati karena kebanyakan kerja". Ucap rion enteng, jaki menghentikan langkahnya.
Dia berbalik, menatap rion menyelidik. Tak lama dia berdecak, pak tua ini sangat pandai mengibul.
"IYA IYA, puas gk". Jaki dengan kesal menuju rion, dia mengambil kasar berkas itu dan kembali melangkah keluar ruangan.
"TERIMA KASIH JAKI CHAN". Ujar rion dengan senyum senang.
"BODO". Jaki memasuki lift dengan hati yang terus saja misuh misuh.
Rion menggeleng heran, tapi kemudian dia tersenyum.
"Baiklah, mari kita menikmati kegelapan lagi haahah". Tawa jahat terdengar dari bibir pria tua itu.
.
.
Caine,ares, selia dan riji, tengah berada digazebo taman belakang. Mereka masing masing mempunyai laptop dihadapan mereka, Ketiga orang dewasa melakukan pekerjaan sedangkan satu anak laki laki mungil tengah menonton kartun.
"MOMMY". Pekikan seorang anak membuat mereka menoleh, mendapati anak laki laki tengah menuju kearah mereka.
"Rui? Dengan siapa kamu kesini?". Selia bertanya bingung, kenapa anaknya itu datang sendiri.
"Rui sama oma, itu oma lagi didepan". Rui menunjuk ke arah dalam mansion.
Ketiga orang dewasa itu segera turun dari gazebo dan menuju kedalam mansion, tak lupa membawa laptop mereka masing masing.
Kini tinggal Rui dan ares disana, rui menatap ares penasaran sedangkan ares cuek saja dan terus menonton.
"Hai, nama kamu siapa?". Tanya ares penasaran, dia segera naik ke gazebo walaupun sangat sulit.
"Ares". Ujar ares singkat.
"Oh ares, kenalin aku Rui Cassanova. Mau gk jadi temennya Rui?". Rui berujar antusias, dia menatap ares berharap.
"Gk".
Mendengar itu, rui cemberut dan menundukkan kepalanya. Ares hanya bodo amat, dia hanya fokus pada tontonannya.
Rui berdiri, dan bersiap turun dari gazebo. Tapi, tak sengaja kakinya tersandung dan membuatnya jatuh dari gazebo.
Rui menatap langit dengan terkejut, dia masih mencerna apa yang barusan terjadi, sebeum rasa sakit menyerang pungungnya.
"HUWAAAAAAA HIKS". Rui memekik, air matanya turun saat bagaimana sakit menyerangnya.
Ares yang tadinya ikut terkejut pun tersadar, dia menatap beberapa orang dewasa yang menghampiri mereka.
"Astaga rui!!". Riji segera mengangkat anak itu dna mengelus punggungnya.
Caine menatap khawatir pada rui.
"Mana yang sakit?". Tanyanya."Punggung hiks Rui sakit hiks, ares gk mau hiks temenan sama hiks rui". Rui dengan sesegukan menunjuk ke arah ares.
Ares mengeryit, dia menatap caine dan beberapa orang dewasa yang menatapnya.
"Ck, dia aja cengeng". Ujar ares santai.
Caine menghela nafas, dia menyentil pelan dahi anaknya itu.
"Gk boleh gitu, kamu kenapa mendadak jadi sok begini".Ares berdecak, dia menatap maminya dengan delikan.
"Mami gitu ya, udah main tangan". Ujar ares memalingkan wajahnya.Caine tak peduli lagi, sekarang dia menatap rui.
Dia mengkode riji untuk membawa rui masuk dan di angguki oleh riji.Riji, selia dan nyonya aisnith pun masuk kedalam mansion. Meninggalkan caine dan sekarang menatap ares datar sambil bersedekap tangan.
"Ayo ngaku, kamu yang dorong kan?". Caine menatap ares yang sekarang menatap caine dengan dramatis.
"Ahhhh hatikuuu, sekarang mamiku menuduhku ahhhh sakit sekali hatiku, padahal sedari tadi doraemonlah yang menjadi saksi bahwa cinta kita eh salah, maksudnya menjadi saksi bahwa aku bahkan tidak bergeser sepeserpun dari tempat dudukku hikseu". Ujar ares sambil memegang dadanya, dia mengerakkan tangannya seperti menghapus air mata diujung matanya.
Sudut bibir caine berkedut, kenapa anak ini mendadak dramatis.
"Hati tuh disini, bukan disitu, itu namanya kamu bukan sakit hati tapi sakit jantung". Caine mengambil tangan ares untuk ditempatkan dibawa dada kanannya.
Ares pun mengerjap, kemudian dia melanjutkan dramanya.
"Akh, sakit nyooooo".
Caine terkekeh kevil, dia mengelus surai merah anak itu.
"Ayo masuk".
Caine bantu menurunkan ares dari gazebo, dan mengambil laptop anak itu.
"Mami, ares gk mau punya ponakan cengeng". Ares mendongak menatap caine, caine terbatuk saat mendengar itu.
"Sesukamu aja ares". Caine tak tau ingin menjawab apa.
Tbc.
SEGINI DULU GUYS, KUCING KU MO LAHIRAN DIA MINTA DI TEMENIN , MANA AKU GK TAU LGI CARA NGURUS BUMIL YG MOLAHIRAN😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[CC S2] Wishes come true
FanfictionCAINE CHANA S2 Apakah perjalanan telah usai? Tentu tidak. Kejadian masa lalu akan menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk masa depan, tapi tak tau apakah kali ini akan sehancur kemarin atau seutuh harapan. "Dulu aku melawan presiden karena nyawa h...