"Aku mendengar bahwa ada fraksi baru yang muncul di tengah kota, apakah kau sudah mencari tau itu Anata?". Tanya seorang wanita bersurai putih sebahu, suaranya terdengar dingin dan berat yang mana memperlihatkan sikap tegas tak tersentuh."Sudah anata, hanya saja aku belum mengetahui siapa mereka. Hanya beberapa orang menggunakan pakaian tertutup yang mengambil daerah apartement besar dan memasang bendera netral disana". Ujar seorang pria bersurai coklat gelap.
"Segera cari tau, entah mengapa aku merasa bahwa kali ini akan memiliki kekuatan besar".
"Dengar itu HERMANOS , segera cari tau tanpa terlewat sekalipun". Ujar pria itu melalui HT.
.
.
"Gawat caine, sepertinya beberapa fraksi besar tengah mencoba menerobos keamanan data". Ujar seorang pria melalui telepon.
Caine menggeram pelan, seharusnya bendera yang dia pasang tak akan mengambil perhatian banyak.
"Lakukan pencegahan cepat, pindahkan data pada brankas 372". Ujar Caine, dia menggepalkan tangannya.
"Dilaksanakan". Saut diseberang, caine dapat mendengar suara keyboard yang ditekan dengan cepat.
Caine melamun sejenak, seharusnya kemunculan kali ini tak terlalu mengambil perhatian karena dinegara/kota ini telah dilegalkan akan dunia bawah, tapi ini---caine merasakan frustasi yang amat besar sekarang.
"Selesai". Ujar diseberang, caine menghela nafas.
"Kenapa bisa diketahui, seharusnya ini sudah biasa". Ujar caine, dia mendudukkan tubuhnya di kasur.
"Sebenarnya hanya kalianlah yang mengibarkan bendera netral caine, dan inilah yang membuat semua orang tertarik untuk mencari tau siapa kalian. Berbicaralah dengan rion atau riji untuk mengetahui bagaimana mereka menangani ini". Suara lelah diseberang membuat caine berfikir sejenak, kali ini mungkin tak semudah yang lalu.
"Akan ku bicarakan dengan mereka, aku hanya berharap semoga kali ini tak menarik perhatian dari Kerajaan".
"Sebenarnya sulit, Beberapa fraksi adalah pengikut Kerajaan, berhati hatilah dan jangan terlalu menarik di perkotaan".
Caine yang mendengar itu menghela nafas.
"Ya sudah, aku matikan sambunganya". Ujar caine sebelum mematikan teleponnya.Caine berdiri dan keluar dari kamar, dia mencari keberadaan rion atau riji.
Saat dia sampai di ruang tamu dia menemukan rion yang tertidur di sofa dengan Ares di atas tubuhnya sama sama tertidur.
Caine membangunkan rion, menyuruhnya mengantar ares ke kamar dan menuju ruang rapat, setelahnya dia mencari riji dan menemukan sang empu tengah bermain pasir bersama rui.
.
.
Ketiganya tengah berdiri di masing masing sisi meja rapat, caine menatap keduanya dan mulai membicarakan pokok pembicaraan.
"Sepertinya kita akan sulit membangun bisnis disini, bendera netral kita telah menarik banyak perhatian dunia bawah bahkan termasuk FBI, keamanan data baru saja coba dibobol oleh fraksi besar entah itu dunia bawah atau pun FBI lebih parah lagi mungkin itu dari kekerajaan". Ujar Caine, rion dan riji saling memandang.
"Ya, dibawah kerajaan masih ada satu fraksi besar yaitu HERMANOS Dan dibawah mereka ada FBI dan fraksi lain. Ku rasa kali ini kita hanya perlu menjaga agar informasi tak beredar kemanapun, cukup sulit jika sampai diketahui oleh banyak orang". Ujar rion.
"Apakah kita harus mulai menyusun rencana kedepannya? Ku rasa kali ini akan ada masalah yang lebih besar". Riji memasuki pembicaraan, dia menatap kedua petinggi itu dengan rumit.
"Dari pada bisnis kita, ku rasa mereka lebih tertarik dengan siapa pimpinannya. Bisnis gelap sudah biasa dimata masyarakat". Ujar Rion, caine menatap peta diatas meja.
"Rion, kita kekurangan pasokan senjata sedangkan Anak anak belum terlatih dengan baik". Ujar caine cemas.
"Ada satu daerah ditengah hutan atas yang memiliki tanah lapang, dan yang ku tau belum ada pemiliknya, ambil daerah itu untuk melatih anggota, untuk senjata tenang saja, akan ada kiriman lusa nanti". Saut rion, dia menopang kedua tangannya di meja.
"Baik".
.
.
Malam kembali menyambut dan caine saat ini tengah berada di sebuah ruangan vip sebuah resto,tentu saja bersama dua orang lainnya.
"Ada apa?". Tanya Caine.
Seorang pria bersurai merah menatap caine serius.
"Aku melihat echi bersama seorang pria kepolisian". Ujar pria bersurai merah itu.
Caine menatapnya terkejut, dia menegakkan tubuhnya.
"Siapa itu?".
Glen, ya glen bawahan bayangan rion dulu menatap Caine rumit.
"Zilla".
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CC S2] Wishes come true
FanfictionCAINE CHANA S2 Apakah perjalanan telah usai? Tentu tidak. Kejadian masa lalu akan menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk masa depan, tapi tak tau apakah kali ini akan sehancur kemarin atau seutuh harapan. "Dulu aku melawan presiden karena nyawa h...