Part 1: Escape

354 11 0
                                    

Robbie:

Hari sudah malam, aku pun memutuskan untuk kabur dari rumah, aku tidak mau bertunangan dengan perempuan yang kusebut sebagai mantanku itu

Aku memutuskan untuk memakai pakaian gelap agar tidak diketahui, aku langsung lari lewat jendela halaman belakang yang lupa dikunci mama dan memanjat pagar halaman belakang

Seseorang meneriakiku dari belakang, 'oh shit itu bodyguard pada tau lagi' kataku dalam hati

"Den Robby mau kemana?? Jangan kabur lagi" teriak pak Dedes dari jauh

Aku tidak boleh gagal kali ini, dengan sekuat tenaga aku berlari, kira kira butuh waktu 10 menit untuk aku mencapai rumah Nina, rumah temanku yang akan kubujuk untuk berpura pura menjadi pacarku

Aku memastikan bahwa mereka tak terlihat lagi namun aku tak tau akan ada seseorang yang berdiri didepanku hingga aku terjatuh dan entah mengapa bibirku bersentuhan dengan bibirnya, jantungku langsung berdetak cepat dan akupun melepas ciuman itu untuk melihat siapa yang berdiri didepanku

Ahh wanita itu cantik sekali, tingginya sekitar daguku dan tak kusangka dia marah padaku karna aku menciumnya, langsung saja aku membuka tutup kepalaku dan memperlihatkan wajah gantengku yang sdah diakui semua kaum perempuan, dan itu berhasil, namun tak berlangsung lama ia kembali memarahiku sampai telingaku hampir pecah karenanya

Gawatnya adalah pak Dedes dan pak Kucur datang menghampiriku, ohh ini sungguh gawat, aku tak punya cara apapun untuk lari, tapi sebuah ide gila ini melintas dikepalaku

'Padahal aku tak tau dia siapa, tapi aku harus melakukannya' kataku dalam hati lalu langsung merangkul bahunya

"Ini pacar saya" kataku sambil merangkulnya, jujur aku agak takut dia akan kegirangan seperti wanita lain, tapi kenyataannya dia malah shock dan berkata jujur pada bodyguard yang selalu mengawasiku itu

'Sialan aku salah memilih perempuan' aku berkata dalam hati lagi, aku langsung membekap mulutnya agar dia tak bisa berbicara lalu kusuruh mereka pulang karna aku telah mengenalkan orang asing ini sebagai pacarku

"Udah minggir sana! Ganggu hidup orang aja" kata perempuan 'aneh' itu, iya aneh karna dia tidak begitu tertarik padaku, padahal aku ini mantan model yang berhenti karna memilih menjadi pengusaha kaya

Perempuan itu mengetuk pintu rumahnya dan keluar seorang wanita paruh baya, bukan ibunya namun pembantunya yang bekerja disana

"Sudahlah dia tidak penting lagi" ucapku berkata seorang diri

Aku berjalan ke rumah yang bernomor 21 satu itu, aku berteriak memanggil partner in crime perempuanku Nina, atau bisa disebut calon pacar bohongan

Seorang perempuan keluar dengan pakaian tidurnya, dia langsung bersemangat melihatku

"Yaampun Robby, kok lo bisa kesini, ada apaan nih?" Tanya Nina bergembira

Iya, dia termasuk salah satu perempuan yang menyukaiku tentunya, sewaktu kuliah dulu dia pernah menembakku namun kutolak dengan alasan aku ini.... Ahh sudahlah jangan dibahas sekarang, tidak penting

"Nin, gw butuh bantuan lo" kataku memelas padanya

"Widihh tumben dahh cowok cuek dan hobinya ngomel kayak lo bisa minta tolong sama gw, gapapa dehh buat abang Robby apa sihh yang engga" jawab Nina sok manis

Aku tersinggung mendengarnya. Jika keadaan tidak mendesak seperti ini aku tak akan minta tolong apalagi pada perempuan berambut pendek didepanku ini

"Lo mau ga pura pura jadi pacar gw, nanti gw bakal lakuin apaaa aja buat lo, plisss" mohonku padanya

"Hello kesamber petir ya?? Gasalah ini Robby, ahh salah orang kali" ledek Nina lalu tertawa terbahak bahak membuatku semakin bingung apa yang dia maksud

"Jadi gimana mau engga?" Tanyaku lagi

"Gini ya, gw emangg suka banget sama tampang ganteng lo, tapi untuk pura pura pacaran gamau ahh, apalagi pas gw tau kalo lo tuh...." Belum selesai ngomong Nina sudah dibekap oleh Robby

Oh tidak mengapa dia tak setuju, bukankah dia juga yang berkata bahwa aku harus menjadi lelaki gentle, padahal sesungguhnya dia tak tau bahwa aku hanya berpura pura agar dia menjauhiku

"Ayolahh masa lo gamau sih punya pacar kayak gw? Udah kece begini juga" bujukku dengan pedenya

"Gw sebenernya sih mau, tapi itu dulu sebelum gw sadar bahwa cowok ga normal kayak lo itu ga seharusnya gw suka" ejek Nina lalu ia tertawa membuatku tambah bingung

Aku salah dulu bahwa aku berbohong padanya, tak kusangka dia tak mau menjadi pacar bohongku sekarang, aku bingung harus berbuat apa lagi sekarang, aku sangat pusing sekarang, pusing...

"Semoga beruntung mencari pacar sewaan Robby sayang" kata Nina lalu langsung menutup pagar rumahnya tanpa menoleh kebelakang karna kupanggil namanya beberapa kali

Ide gila kedua muncul lagi

'Perempuan aneh itu!' Kataku dalam hati

[]

Thanks for reading yaaa

Love,
Cavieee

My Mr. StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang