Part 19: Heartbeat Fast

199 6 0
                                    

Pagi ini, akupun memutuskan untuk cuti dan bertemu Gisella, papa dan mama pisah kamar, papa tidur di kamar tamu, mereka sama sekali tak tau bahwa aku pergi

Padahal hari ini merupakan hari anniversary pernikahan mereka, dan rencana semuanya batal, bahkan Ken tidak jadi datang ke Jakarta dengan alasan sedang sibuk

Maka aku memutuskan untuk berbicara dengan Lala, namun aku tak tau alamat rumahnya

"Edward! Kau sudah berjanji pada saya, kau akan memberikan alamat rumah Lala!" Kataku membentaknya di telepon

"Iya, dan aku juga sudah bilang kalau kamu minta alamat Lala akan kuberikan jika kamu mau jadi pacarku" katanya menjawabku

"Tidak adakah cara lain?" Kataku

"Baiklah, kalau gitu kamu harus dinner sama aku malam ini jam 7 WIB di restoran *" katanya menjawabku

"Argh fine! I'll go! Sekarang saya mau minta alamat rumah Lala!" Kataku

"Tidak ada, aku hanya punya nomor teleponnya, hanya itu yang tertera sewaktu dia membuat perjanjian dengan ayahmu" kata Ed menjawab

"Baiklah, apapun itu" kataku

"Nomornya 08XXXXXXXXX" katanya memberi tau sementara aku mencatat nomor teleponnya

"Ok terimakasih" jawabku lalu langsung mematikan handphoneku sebelum mengatakan salam perpisahan

Aku langsung menekan lagi nomor yang telah diberikan Ed, satu kali, tidak dijawab, dua kali, masih sama, tiga kali, membuat aku mulai lelah meneleponnya, untungnya ketika aku meneleponnya untuk ke empat kalinya dia mengangkat telepon

"Halo, siapa disana?" Tanyanya dengan suara khas baru bangun tidur

"Ini gw, Queenie Williams" kataku menjawab

"Ohh, si anak papa, kenapa?? Lo mau minta tanda tangan gw? Atau mau minta foto bareng?" Tanyanya songong

"Heh! Siapa juga yang mau minta tanda tangan, denger ya gw mau ketemu sama lo! Lo tuh udah bikin rencana bokap gw berantakan" kataku

Tawanya terdengar keras di telepon, "haduhh kan bokap lo duluan yang mulai, gw mah terima aja, salahin tuh bokap lo"

Perempuan ini benar benar!

"Pokoknya gw harus selesaiin masalah ini, dan ini semua gara gara lo!" Kataku

"Hahah, fine, kita ketemuan aja di cafe * jam 2 siang kalo lo ga dateng artinya pembicaraan kita selesai sampe sini" katanya dan langsung saja mematikan teleponnya

-

"Gw suka sama lo" kata dia padaku, tatapan dia masih tetap lurus pada air mancur yang kita lihat sekarang, aku tercengang

Saat ini waktu menunjukkan pukul 10, tandanya 4 jam lagi aku akan bertemu Lala, tiba-tiba saja Robby meneleponku, mengajakku pergi ke True Colours Garden (nama taman asal asalan), dia mengajakku duduk di dekat air mancur berwarna warni yang disebut tema dari taman ini, kebetulan taman ini masih sepi

Aku masih tercengang, jokesnya membuat aku nge-freeze, jantungku masih berdetak kencang, sepertinya Robby bisa mendengarnya

"Jangan bohong, ga lucu tau" kataku memukul kepalanya

"Yaudah kalo ga percaya" kata Robby lalu langsung berjalan pergi, hari ini dia sangat tampan, jaket kulit yang melapisi kaus hitam polos dengan sepatu kets berwarna putih, dia tampak seperti model majalah hot man, super tampan

Sifat cueknya masih belum berubah

"Robby!" Kataku sambil berlari mengejarnya, "ihh ngapain sihh suruh gw kesini kalo cuma buat ditinggal! Waste my time!!" Kataku marah dan dia hanya menutup telinganya, untung saja sepi, kalau tidak aku akan jadi pusat perhatian sekarang

My Mr. StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang