Part 9: Missing

191 8 0
                                    

"Queenie kok jam segini baru pulang? Dari mana aja kamu?" Tanya mama begitu melihatku pulang dari cafe tadi

"Lohh emangnya papa ga bilang kalo aku pulang agak malem?" Tanya aku bingung

"Papa kamu juga belum pulang, hpnya juga mati makanya mama cemas sekarang"

"Loh papa belum pulang juga?" Tanyaku semakin bingung

"Papa ga bilang apa apa sama kamu? Mau meeting sampai malem atau apa gitu?" Tanya mama semakin cemas

"Engga ma, udah tenang dulu mama, palingan papa cuma keluar sebentar doang kok, mama tidur aja, udah jam 10, biar Queenie yang tunggu sampai papa pulang, kalau jam 12 papa blm pulang Queenie baru bilang ke mama" kataku menenangkan mama

Sebenarnya ini aneh, biasanya papa tidak pernah pulang malam, kalau mau pulang larut malam papa pasti bilang ke mama

"Jangan dong Queenie, kamu yang capek, jadi kamu yang harus tidur duluan" kata mama

"Yasudah, kalau jam 12 papa belum pulang, mama bangunin Queenie aja ya"

Mama mengangguk pelan, aku berjalan ke kamarku, aku membuka pintu kamar lalu mandi, sesudahnya aku tiduran di kasurku namun aku mengingat perbincangan di cafe tadi

Iya permintaan pertamaku aku ingin diajarkan bermain gitar, aku tak tau apakah dia bisa bermain gitar atau tidak

Jawabannya dia setuju, dia akan mengajarkanku bermain gitar, alat musik yang aku ingin memainkannya sejak aku berusia 14 tahun

Ketika aku duduk dibangku SMP, aku melihat temanku yang bernama Bryan bermain gitar saat dia memintaku agar menjadi pacarnya, aku menyukai cara dia memainkan gitarnya, tetapi aku menolaknya karna aku tidak menyukainya, namun aku meminta agar dia mengajariku bermain gitar

"Bryan ajarin gw main gitar yaya pliss" kataku membujuknya

Ya saat itu aku masih SMP

"Engga ah! Gamau, kalo lo mau jadi pacar gw baru gw mau ajarin" katanya menolak

"Ayolahh" kataku semakin membujuknya

"Engga mau! Pokoknya sebelum lo jadi pacar gw gaakan gw ajarin" katanya lagi

Ya itu juga jaman dimana internet belum mendunia seperti sekarang, sekarangpun aku tak mengerti jika youtube yang mengajariku

"Bryan, kalo kita pacaranpun abis kita lulus, gw harus ngelanjutin masa SMA gw di Sydney, pacaran kita ga akan longlast" kataku mencoba menjelaskan

"Gw fine fine aja kalo hubungan jarak jauh, gw suka sama lo" kata Bryan yang masih berusaha agar aku menerimanya

"Tapi gw gabisa Bry, ayolahh ajarin main gitar ajaa yaa" kataku tetap membujuknya

"Yaudah kalo gitu gw gamau ajarin lo! Gw patah hati"

Aku melihatnya jalan memunggungiku, dia kurus, tinggi, dan kulitnya sawo matang, dia sangat pintar bahkan dia ranking satu umum dan nilai try outnya selalu berawal angka '9', dia tidak tampan namun aku takkan bosan melihat wajahnya itu

Bryan, dialah orang yang membuatku ingin belajar bermain gitar

Akupun tertidur setelahnya

-

"Queenie, bangun sayang" kata mama mencoba membangunkanku

Aku membuka mataku dengan berat, mama berdiri persis disebelah ranjangku

"Ini sudah jam 12 Queenie, papa belum pulang juga" kata mama sambil menunjukkan jam di hpnya persis jam 00:00

"I.. Iya ma, ayo kita cari papa" kataku dengan suara masih serak

Ketika aku berdiri suara bell pintu berbunyi

Ting.. Tong..

Aku dan mama kaget bersama, kemungkinan besar papa pulang, kita sama sama berlari meski aku masih ngantuk dan konsentrasiku belum penuh

Mama membuka pintu, benar sekali itu papa, wajahnya tampak lelah

"Papa, darimana saja sihh, mama cemas tau cariin papa, ini kita baru aja mau pergi cari papa" kata mama yang langsung marah marah ketika papa pulang

"Maaf mama, papa lupa bilang kalo papa..." Papa sempat agak bingung untuk menjawabnya, "papa... Papa abis meeting sama klien yang mau booking kamar VIP selama 2 minggu" kata papa akhirnya menjawab namun anehnya papa nampak sedikit takut takut untuk menjawab

"Papa bisa telepon atau chatting sama mama, bisa juga kan papa ngomong sama Queenie kalau papa mau pulang malam" kata mama

"Maaf ma, meetingnya mendadak, hp papa juga mati" kata papa menjelaskan

"Masa sih segitu mendadaknya, kliennya larut malam baru bisa meeting gitu?" Tanya mama curiga

"Ehh, euhh, ya dia kerja ma, dia baru datang dari Kalimantan dan kerja disini sementara, kalau dia bisanya sekarang ya papa mau ngomong apa, tidak mungkin kan papa menolaknya" kata papa meyakinkan mama

Aku hanya berdiri diam diantara mereka sementara mereka masih berdebat masalah tadi, ya papa cukup keterlaluan karna papa tidak bilang padaku atau pada mamaku

"Baiklah mama percaya, papa sepertinya lelah, ayolah mandi" kata mama mengajak papa berdamai, ya ini sudah larut malam dan tak mungkin mereka berdebat sampai matahari kembali bersinar

Tetapi papa seperti menyembunyikan sesuatu, papa nampaknya lega saat mama berkata bahwa mama percaya padanya

Ada apakah dengan papa? Mengapa sepertinya ada yang disembunyikan darinya?

[]

Thanks for reading sampai sini ya, di part ini aku menceritakan wish pertama pemeran utamanya, maaf kalau part ini masih gaje juga, aku bingung mau di bikin gimana lagi.

Xoxo,
Cavieee

My Mr. StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang