Part 18: What Happened?

171 6 0
                                    

"Lo harus tau kalo dia tuh...." Belum selesai berbicara seorang pelayan tiba tiba saja berada di sebelah kami

"Permisi, maaf mengganggu, tapi makanan sudah siap, bisa langsung makan saja ya" kata pelayan itu

"Ohh makasih ya mba" jawabku sopan, aku langsung berjalan ke arah tempat makan, memang aku sudah lapar.. Untung saja maagku ga kumat

"Ehh gw belum selesai ngomong" katanya lagi seraya menarik tanganku

"Queenie, ayo makan, nanti kamu sakit lagi" kata Robby ikut menarik tanganku

Aku sempat bingung, mengapa dia peduli padaku?? Ohh benar! Aku pacarnya! Ya pacar boongannya!

"Nanti ceritain lagi ya Bry, gw makan dulu" kataku sambil melambaikan tanganku pada Bryan

Dia tampak kecewa sekaligus marah, mengapa? Aku tidak tau...

-

Selesai makan aku kembali mencari Bryan, namun sepertinya dia sudah pulang, berjam jam aku menemani Robby berbincang dengan teman lamanya, aku hanya ikut tertawa jika sesuatu hal yang diceritakan teman lama Robby merupakan lelucon

"Robby, kita kapan pulang? Ngantuk nihh" kataku lalu menguap

"Eh udah jam berapa?" Tanyanya lalu melihat jam miliknya

Ya, sudah jam 11 malam dan mereka masih asyik mengobrol, mata Robby sempat melotot seakan kaget, dia langsung menarik tanganku kencang

"Maaf, gw lupa waktu" katanya langsung beranjak dari tempat itu tanpa pamit, temannya langsung terdiam dan hanya dapat menatap kepergian kami

"Queenie!" Teriak seseorang dari jauh, dia Bryan yang sedang terburu buru menyembunyikan gelas berisi alkohol itu, wow Bryan berubah drastis, Apa yang merubah lelaki alim nan pintar menjadi lelaki yang sangar? Kukira dia akan tetap menjadi nerd

Robby tetap menarik tanganku tanpa menoleh

Aku berusaha melepaskan tarikan tangannya dan berhasil

"Lo kok berubah drastis?" Tanyaku menghampirinya

Wajahnya berubah menjadi malu, dia sepertinya merasa bersalah sewaktu memanggil namaku tadi, itulah alasan Bryan menghilang, meminum alkohol tanpa sepengetahuanku, namun reflek memanggil namaku ketika aku keluar dari hotel

Robby ikut menghampiriku, menatap Bryan dari atas kebawah, lalu langsung mengajakku pergi lagi, dia sudah lalai dari tanggung jawabnya dan berusaha untuk menyelesaikan tanggung jawabnya

"Kita ngobrolnya nanti lagi ya" teriakku dari jauh

Sepanjang perjalanan di mobil dia terus meminta maaf, dan akupun juga berkata tidak apa, aku tak tau bahwa ternyata dia lelaki yang sangat bertanggung jawab

"Makasih udh nganter gw pulang, lo hati hati ya, udah malem awas ngantuk" kataku

"Maaf ya, maaf gw lupa waktu, makasih udah mau luangin waktu buat gw"

"Iya gpp, gw masuk dulu ya" kataku lalu melambaikan tangan padanya yang telah melajukan mobilnya kembali

-

Prang.... Suara seperti gelas pecah terdengar begitu aku memasuki pintu rumah

"Non, saya takut non, tuan dan nyonya sedang bertengkar" kata pembantuku yang sudah berada di depan pintu

"Loh emang ada apa bi?" Tanyaku penasaran sekaligus takut

Prang... Kali ini seperti suara kaleng yang jatuh, suara lantang mama terdengar, buru-buru aku menaiki tangga dan melihat apa yang terjadi, aku menguping di depan pintu

"Mama, itu semua tidak seperti yang mama liat, itu cuma accident" kata papa menjelaskan

Accident? Kecelakaan apa??

"Tidak mungkin, terlihat jelas papa tidak berusaha melepaskan ciuman itu sama sekali" kata mama membantah

"Papa.. Papa hanya..tidak bisa.." Kata papa tergagap

"Itu bukan hanya sekedar ciuman James" kata mama

"Ya, aku tau aku kelewatan, maafkan aku, dan bagaimana cara aku menebus kesalahan aku?" papa

"Mungkin seharusnya kamu memikirkan hal itu sebelum kamu mencium Gisella" kata mama

Gisella???? Apa maksud mama?!?

"Ada apa ini?" Tanyaku lantang memasuki kamar mereka

"My Angel" wajah papa yang sangat kusam itu sedang menatapku dalam

"Kamu keluar Queenie, ini bukan urusan kamu!" kata mama sangat marah

"Sarah, jangan membentak Angel seperi itu" kata papa menasihati

Mama, dia seperti kekanak kanakan, emosinya selalu susah dijaga, memang papa bersalah namun mengapa mama sampai segitunya? Benarkah Gisella orang yang dimaksud mama? Tapi kenapa dia melakukan semua ini? Untuk apa? Aku harus menemuinya, harus! Mengapa dia berusaha menghancurkan hubungan papa dengan mama

"Queenie!" Peringatan kedua mama

Akupun melemah dan keluar dari kamar, aku menghela nafas panjang, kukira kehidupan di Jakarta akan lebih baik daripada ini

[]

Thanks for reading my story!! Maaf yaa kalau ceritanya masih jauh dari kaa sempurna, apalagi perdebatan antar keluarganya ga dapet feelnya, susahh T.T, makasihh ya yang masih setia nunggu kelanjutan ceritanya!! I'll try my best for the next chapter!

Xoxo,
Cavieee

My Mr. StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang