Tek..tek..tek, terdengar suara sepatu hak tinggi mendekat kearah mejaku
"Akhirnya" aku spontan mengucapkan kata-kata itu begitu dia datang, bagaimana tidak sudah lebih dari 30 menit baru aku melihat batang hidungnya disini
Dia menarik bangku dengan keras
"Mas! Mas!" Dia berteriak-teriak sambil mengangkat tangannya
Seorang pelayan wanita datang membawa tempayan
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu
"Gaada pelayan lelaki?" Tanyanya
Ohh aku begitu malas menyebut namanya, Gisella, Lala, Giselle, apapun itu, dia yang membuat keluargaku hancur berlembur-lembur
"Maaf, mereka lagi sibuk, biar saya saja yang melayani anda, jadi mau pesan apa?" Tanya pelayan itu sopan
"Dengar baik-baik, saya mau milkshake strawberry, milknya dikit aja, strawberrynya dibanyakin, tanpa cream, gulanya dikit aja, esnya dibanyakin" kata Lala panjang lebar
Sang pelayan tampak sibuk dengan kertas yang dipegangnya
"Yang cepat ya, saya haus" kata Lala
Sang pelayan tersenyum dan mengangguk, kemudian dia pergi dari hadapan kami
"Jadi mau ngomong apa? Gw sibuk" kata Lala
"Kenapa lo lakuin itu?" Tanyaku
"Lakuin? Lakuin apa??" Tanya Lala tampak bingung, atau pura-pura bego
"Kenapa lo hancurin hubungan papa gw dan mama gw?" Tanyaku mulai meninggikan suara
Dia hanya tertawa, tawanya memang manis, namun aku membencinya
"Kak, kakak bintang iklan shampoo * kan? Boleh minta tanda tangan ga?" Tanya seorang anak kecil yang usianya kira-kira 10 tahun
Lala tersenyum, "ohh boleh dong manis, mana kertasnya?" Tanya Lala
Si anak itu mengeluarkan kertas dan pen, Lala mengambilnya
"Siapa nama kamu?" Tanya Lala sangat ramah
"Wendy" jawab anak itu
Lala menandatangani kertas yang diberikan Wendy, menandatanganinya, "Wendy, harus semangat sekolah dan mendapat nilai yang terbaik, jangan pernah putus asa" katanya sambil menulis diatas kertas itu
Lala tampaknya sangat baik pada orang luar, dia sangat palsu, namun aku tak tau pasti mengapa dia melakukan semua ini
Wendy tertawa kegirangan "makasih kak, kakak penyemangati hidupku, aku pengen dehh kalau sudah besar nanti kayak kakak"
"Loh, jangan pernah jadi kakak, jadi diri kamu sendiri, kamu harus jauuuuhhhhh lebih baikkkkk dari kakak, ok?" Tanya Lala sambil membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jarinya
"Ok :)" sang anak kemudian pergi
Lala melihat kearahku lagi, dia tersenyum, "look, your father is just like her"
"Maksudnya, papa lo itu juga salah satu fans gw" lanjutnya
Aku hanya terdiam, dia mulai bicara lagi
"Ya gw jujur, emang pertama gw yang berinteraksi duluan sama bokap lo, tapi dia terima-terima aja, soo... Ya lo tau pasti kelanjutannya gimana" kata Lala, "tenang aja, lo ga beda jauh sama gw, ok?"
"Maksud lo apa??" Tanyaku emosi
"Ya, gw tau lo tuh mau aja kan pacaran sama Robby gara-gara dia millioner, ganteng, and dia gay, ooppsss atau mantan gay" kata Lala
"Apa?????" Tanyaku semakin bingung
"Yang jelas gw tau kenapa dia mau sama lo, ya karena dia mau nutup nutupin soal gaynya, my my, dia manfaatin lo buat reportasi dirinya, so lo tuh ga jauh kayak gw" kata Lala
"Hehhh!! Kalo ngo...." Belum selesai seorang pelayan tampak dengan milkshake di tangannya
"Terimakasih" jawab Lala lalu langsung menyantap minumannya itu
"Denger, gw ga percaya sama omongan lo ok, gamungkin Robby manfaatin gw kayak gitu" kataku tak mau percaya
"Hahahhahahahahah, poor Queenie" tawa Lala
Flashback, 1 year ago
"Robby! Papa gatau ya kenapa kamu begini! Papa malu sekali punya anak seperti kamu, keluar dari rumah ini!" Teriak papa
Foto-foto bertebaran di atas meja belajar Robby
"Pa, jangan begitu pa" kata mama melerai papa
"Pa, awalnya saya cuma main-main, perempuan di kampus pada deketin saya semua, saya malas pa" kata Robby, "saya gatau kalau gossip ini bisa terbawa sampai berita"
"Kamu, merusak nama keluarga Miller! Kamu sih tidak malu! Tapi papa! Papa harus berupaya supaya berita ini tidak tersebar kemana-mana" kata papa
Foto Robby berciuman dengan seorang lelaki berada di tangan Robby, "pa, dengar dulu, Robby hanya malas dengan perempuan yag mengejar saya terus menerus, jadi saya mengatakan bahwa saya gay agar mereka menjauh, saya tidak tau kalau Kevin, seorang gay mencium saya begitu saja, itu juga saya langsung mendorongnya menjauh, saya tidak tau wartawan mendapat gambar itu dengan cepat" kata Robby
Brukkk, Robby ambruk ke lantai, hidungnya berdarah, kepalanya pusing
"Paa, jangan memukuli Robby" kata mama
Emosi papa tak tertahankan, bangku tempat duduk Robby dilemparkan kearah Robby begitu saja
Bruk... Kini terdengar suara dengung yang sangat kencang
"Dengar! Kamu harus menyelesaikan kasus ini! Kamu harus bertunangan dengan Lala! Ini demi menghapuskan nama kamu yang sudah tercemar" kata papa
Itulah kata-kata terakhir sebelum Robby pingsan dan dibawa ke UGD
-
"And by the way, aku tau pasti kau mengira bahwa Robby suka padamu, hati-hati saja, dia melakukannya agar dia bisa cepat-cepat menikah dan namanya akan kembali bersinar, Clear?" Kata lala lalu beranjak pergi dari bangkunya, mengeluarkan uang 100rb dan pergi begitu saja
Robby, dia melakukan semua itu demi menutupi namanya yang tercemar? Dan belum banyak wanita yang belum tau kalau dia hanya pura-pura? Sudah jelas karena
para kaum wanita berbisik-bisik ketika aku datang bersama Robby saat acara reunian[]
Hai! Wazup! Udah 3 bulan dan sekarang baru mulai ngejanjutin cerita ini lagi, i'm so sorry aku baru mulai niat bikin kelanjutannya lagi, so, kalau masih kurang menarik maaf ya, i'll try my best! Terimakasih sudah membaca sampai disini! Ditunggu saja ya cerita ini akan end segera! Thx kalau udah mau nunggu kelanjutan ceritanya #ngarepp, part selanjutnya ga sampe 1 bulan kok hhe, secepatnya pasti! Sekali lagi makasih ya yang udah mau baca cerita kelanjutannya
Xoxo,
Cavieee
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. Stranger
RomansaQueenie Angela Williams, perempuan manis blasteran Amerika-Jawa baru saja menyelesaikan SMA-kuliahnya di Sydney. Ia senang akhirnya dia bisa kembali ke Jakarta, hometownnya. Ia berpikir bahwa di Jakarta hidupnya akan lebih bebas dan menyenangkan apa...