Apa?? Kisah kami jadian?? Apa yang harus kuceritakan, Robby tak pernah bilang bahwa aku harus membuat ceritaku sendiri tentang ini
"Ehh...euhh, jadi..." Kataku terbata bata, untung saja Robby langsung mengalihkan pembicaraan
"Ma, happy b'day, ini kadonya" kata Robby buru buru memberi kado pemberiannya
"Happy b'day future mamihh" kata perempuan yang membuatku panas ini dan langsung memeluk mama Robby yang kuketahui bernama Desi
Perempuan itu menyebalkan, berkata padaku bahwa aku ini cari perhatian, sekarang siapa coba yang caper
Tante Desi juga agak risih dipeluk oleh perempuan menyebalkan ini, siapa tadi namanya? Giselle? Gisella? Atau Lala? Banyak sekali panggilannya
Setelah Gisella selesai memeluknya, aku mengulurkan tangan sambil mengucapkan happy b'day ke tante Desi
"Maaf ya tante, Queenie gatau kalo tante ulang tahun hari ini, Robby ga pernah cerita soal ulang tahun tante, maaf ya tante" kataku tak enak pada tante Desi
"Ga apa apa kok Queenie, kan kalian juga belum lama pacaran bukan?" Tanya tante lagi
Boom! Apa yang harus kujawab sekarang? Hanya senyuman yang dapat terjawab
"Tante, nihh Lala udah beli voucher pedicure medicure untuk tante, sama spa and massage nihh buat tante, tenang Lala ga mengharapkan imbalan" kata Lala bangga
"Iya, makasih ya Lala" jawab tante Desi
"Udah ma, Robby mau ke studio diatas dulu, tuhh si Queenie minta diajarin main gitar" kata Robby
"Hahahah main gitar?? Cewek main gitar? Feminiman dikit dong, biola kek apa kek, gitar?? Hahahahah" tawa Lala meledak
Loh emang kenapa? Cewek gaboleh apa belajar gitar? Emang cewek itu harus feminim apa
"Lohh memang kenapa? Siapa tau memang Queenie suka main gitar" kata tente Desi membelaku
Tawa Lala langsung berhenti
"Aku ikut yayaa, ikut belajar" kata Lala
"Lahh katanya gitar cuma buat cowok, udah lo pulang aja sana, ganggu aja" kata Robby mengusir perempuan menyebalkan itu
"Iiiihhhh, kok pulang, kan Lala baru nyampe sini Robby, baru liat kamu" kata Lala
Aku sempat bingung, Robby menyukai perempuan manja ini? Dari sifatnya seperti Ed versi perempuan
"Apa sih! Denger ya, kalo temen gw ga challenge gw buat dapetin lo, gw ogah ya pacaran sama lo" kata Robby langsung marah seakan menjawab pertanyaanku
"Lohh kan Lala emang hard to get, tapi kalo Robby sihh Lala mau banget" kata Lala
"Yaudah Lala ngobrol sama tante aja yu"
Dengan berat hari Gisella setuju, sungguh mengejutkan jika gadis ini benar benar populer
Robby menarikku keatas, dia membuka pintu bertulis 'studio' yang pasti itu merupakan studio yang dibicarakannya tadi
"Lo sama cewek tadi kenal dimana?" Tanyaku bingung
"Dulu dia model, kita pernah foto barengan" jawab Robby singkat
"Terus lo suka sama dia?" Tanyaku penasaran
"Enak aja! Gw kasih tau, semua cewek ngejar ngejar gw, dan katanya semua cowok juga ngejar ngejar Giselle dan dia gamau juga kayak gw , jadi temen gw challenge gw dapetin hati dia, dan guess what! dia malah pengen cepet cepet nikah sama gw supaya bisa dapet anak dari gw" jelasnya panjang lebar
Tetap saja sejuta pertanyaan melintasi pikiranku
"Jadi dia pendiam kalo sama cowok lain?" Tanyaku
"Gatau ah, ayo mulai" kata Robby sambil mengeluarkan gitarnya
-
"Ma, aku pulang" kataku ketika memasuki rumahku
Ini sudah jam 8 malam, aku pulang diantar Robby yang rumahnya tak jauh dari rumahku, ya tadi aku diajarkan bermain gitar olehnya, dia sungguh ahli dalam memainkan gitar, aku bahkan tercengang sewaktu aku melihatnya memetik gitar
"Queenie" aku kaget dengan keberadaan mama disampingku
"Aduh ma, ngagetin aja" kataku
"Queenie mama mau minta tolong sama kamu" bisik mama
"Minta tolong apa ma?" Tanyaku super bingung
"Kamu tolong investigasi papa dong, mama cemas dengan papa, papa bilang dia meeting dengan klien, tapi tadi waktu mama datang setelah acara ulang tahun tante kamu mama liat papa lagi bercanda sama kliennya, cewek masih muda dan cantik lagi, dan waktu mama buka pintu mereka langsung diam dan pura pura meeting lagi" kata mama panjang lebar
Akupun tertawa dengan ucapan ini, minta tolong jadi mata mata papa? Mama cemburu dengan papa? LUCU
"Kok ketawa, mama serius ini" kata mama cemberut, sifat kekanak kanakan mama itu kuwarisi
"Ma, kalau papa beneran cinta sama mama, papa gaakan ngelakuin yang aneh aneh kayak gitu, mama harus percaya dong sama papa" kataku membela papa
"Pokoknya kamu harus memata matai papa kamu, besok!" Kata mama memerintahku
"Besok? Kan besok hari minggu, emang papa serajin itu apa"
"Papa bilang, urusan meetingnya belom selesai, jadi kamu harus mata matain papa kamu" kata mama
"Ok baiklah baiklah" jawabku menyerah, jika mama minta tolong, semuanya harus dilaksanakan, kalau engga mama marah besar
"Kamu beli gitar??" Tanya mama baru menyadari ketika aku menenteng gitar
Aku mengangguk nyengir kuda dan buru buru naik ke kamar, beruntungnya mama tak menanyakan atau memberhentikan langkahku
Aku mandi dan langsung memainkan gitar yang sudah diajarkan oleh Robby, ternyata tidak susah memainkannya tetapi harus cepat tangkap dalam kunci kunci gitarnya
Aku mengulangi kunci yang sama sekarang, awalnya saat menekan senar rasanya sakit tapi lama kelamaan akan terbiasa
Aku juga mengingat semua kunci yang telah diajarkan oleh Robby, setelah 3 jam diajarkannya, aku sudah bisa menghafal letak letak kunci tanpa melihatnya, satu lagu yang sudah kukuasai 'just the way you are' kumainkan sambil bernyanyi, hingga kelelahan akupun tertidur setelahnya
[]
Maaf ya baru sempet bikin sekarang, di bagian bawah bawah kalimatnya makin lama makin ngaco dan ga bagus karna buru buru. Maaf ya kalo ceritanya tidak memuaskan hati, tapi aku berterimakasih sudah membaca cerita gajelasku ini
Xoxo,
Cavieee
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. Stranger
RomanceQueenie Angela Williams, perempuan manis blasteran Amerika-Jawa baru saja menyelesaikan SMA-kuliahnya di Sydney. Ia senang akhirnya dia bisa kembali ke Jakarta, hometownnya. Ia berpikir bahwa di Jakarta hidupnya akan lebih bebas dan menyenangkan apa...