Bab 2

137 12 0
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Apa aku kabur aja ya " batin sahira
" jangan deh nanti aku makan apa kalo aku kabur " pikir sahira lagi.

🍫🍫🍫

2 hari kemudian

" sa besok lusa kamu di antar ke rumah nenek ya " ucap bunda

" buuunn aaaa yang bener aja "
" iya bener sa "
" tapi bun.. "
" udah gausah tapi tapi, siapin barang- barang kamu " perintah bunda
" iya bun " sahira memasang wajah cemberut

Sahira pun memilih - milih baju untuk di bawa kerumah neneknya

" huhuhuhu, aku udah gak sama ayah bunda lagi " sahira meneteskan air mata sambil merapihkan pakaian nya.

" udah sa gausah sedih nanti kita ketemu lagi kok " jawab bunda tak sadari sejak tadi bunda berada di depan pintu kamarnya

" tapi bundaa huaaaaa" tangis sahira pecah dan sahira menghamburkan pelukan ke pada sang bunda

Bunda mengelus pundak putri bungsu nya ini, putri terakhir yang ia miliki dan ia paling manjakan.

" sudah sa gausah sedih nanti bunda sama ayah jenguk, kalo kamu perlu kakak mu sama ponakan mu bunda ajak juga " ujar bunda

" bener ya bun"
" iya sayang "
Bunda mengelus puncak kepala sahira dan mencium nya. Jujur ini bukan keputusan yang mudah untuk ia dan suami nya melepas putrinya ke pada ibu nya yang berada di pedesaan yang dimana putrinya belum pernah beradaptasi lama di sana, hanya sekedar bertamu saja ia di sana.

🍫🍫🍫

* hari keberangkatan tiba

Ayah mulai menyiapkan mobil untuk di pakai ke rumah ibu mertuanya itu sedangkan bunda sibuk mempersiapkan makanan untuk di bawa kesana, sahira sibuk dengan handphone nya untuk mengabari teman- temannya bahwa ia pindah.

Trio girls

Sahira: guys hari ini aku
Berangkat, jangan kangen yaa.

Vania : OMAIGAAAD SAAA, HUAAA

Kirana: pasti kangen sii
Kapan kapan kita main kesana yaa

Sahira: BOWLEEH

Setelah itu ia menutup ponsel nya itu dan melanjutkan persiapannya.
Semua sudah siap saat nya berangkat dan perjalanan antara rumah ke rumah nenek sekitar 4 jam karena rumah nenek berada di kota Jogja yang sangat pelosok.

" nak jangan anggap kita gak sayang sama kamu, cuma kita mau didik kamu biar mandiri dan tangung jawab " ucap ayah

" iya nak , jangan sedih pasti disana ada banyak temen juga kok " lanjut bunda

BUMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang