Bab 4

5 5 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***




🍫🍫🍫

Beberapa hari kemudian...

Pagi hari yang di sinari oleh matahari desa itu sangat lah begitu indah.
Sahira mulai bersiap - siap untuk berangkat ke sekolah. Nenek yang sudah menyiapkan sarapan dan hendak memanggil sang cucu.

" SAHIRA AYOK SARAPAN NAK " panggil nenek.
" IYA NEK SEBENTAR " jawab sahira
Jujur ia merasa sedih karena ia belum terbiasa di kehidupan nya yang sekarang, jauh dari kedua orang tua nya dan ia sudah merindukan nya.

Dengan lemas sahira menuju ke meja makan.
" kamu kenapa sa " tanya nenek
" enggak , gapapa nek "
Nenek merasakan sahira tidak seperti kemarin , mungkin jika kemarin ia terlalu penasaran dengan kondisi daerah di sini sehingga membuat ia merasa kurang adaptasinya.

Sahira dan nenek pun sarapan bersama di meja makan, tak ada suara apapun kecuali dentingan sendok dan garpu.

🍫🍫

Bumi sudah siap dan hendak berangkat namun ia merasakan hari ini partner nya berangkat sekolah belum kunjung keluar dari rumahnya.

" tumben banget tuh anak belum keluar" batin bumi.

"Eh nak bumi kok dereng berangkat"
( kok belum berangkat) . Ucap umi.

" eh niku umi sahira belum keluar " jawab bumi
" coba kamu tanyain kesana gih " perintah umi
" nggeh mi "

Bumi pun berjalan melangkah ke arah rumah nenek dari sahira ini.

" assalamu'alaikum " ucap salam bumi
" waalaikumsalam, eh nak bumi masuk nak " ucap nenek

" iya nek " bumi pun hendak masuk ke rumah tersebut di situ ia melihat sahira yang terlihat sangat lesu dan sedang sarapan.

" nak bumi sudah sarapan? "
" sudah nek "
" oh yasudah sebentar ya sahira nya masi sarapan "
" iya nek "

Bumi mengawasi setiap gerak sahira. Ia merasa aneh akan perilaku sahira sekarang, karena sikapnya tidak seperti biasanya yang sangat ceria.

" udah ayo berangkat " ucap sahira kepada bumi

Sahira berdiri dari duduk nya dan di ikuti oleh bumi , mereka berpamitan kepada nenek untuk berangkat sekolah.

Bumi sudah lebih dulu selesai memaki sepatu sehingga ia menunggu sahira di halaman dan nenek menghampiri nya

" nak bumi " ucap nenek
" iya nek "
" nak tolong selalu awasi sahira ya, nenek rasa hari ini dia tidak seperti biasanya, dan kaya nya kamu juga merasa begitu kan " pinta nenek
" iya nek siap , kalo boleh tau dia kenapa nek "
" nenek juga gatau nak, dia tiba-tiba kaya gitu "

Sahira yang sudah selesai memakai sepatu ia menghampiri nenek dan bumi.

" nek aku berangkat dulu " pamit sahira lagi.
" iya nak "

BUMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang