Chapter 23

8 2 4
                                    

Bangchan menghela napas berat, tangannya meremas ujung meja dengan keras. Pikiran tentang Felix dan Hyunjin terus berputar di kepalanya, membuatnya semakin sulit untuk fokus pada pekerjaannya. "Kenapa aku begini?" pikirnya. "Ini bukan urusanku. Felix bukan siapa-siapa bagiku, dan dia... dia vampir."

Namun, semakin ia mencoba menyangkal, semakin jelas perasaan yang tak ingin ia akui mulai menguasainya. Sesuatu tentang Felix selalu menarik perhatian Bangchan.

Senyum dinginnya, tatapan yang selalu penuh teka-teki, dan cara Felix membawa dirinya dengan begitu angkuh namun lembut. Ada keunikan dalam setiap gerakan Felix yang Bangchan perhatikan, meski ia tidak pernah menyadarinya sepenuhnya.

“Tapi ini salah,” gumam Bangchan pada dirinya sendiri.

“Kita berbeda. Dia vampir, aku serigala.”

Logikanya mencoba meyakinkannya bahwa itu alasan yang cukup untuk menyingkirkan semua perasaan aneh ini. Tapi logika tidak bisa menutupi perasaan yang semakin tumbuh di hatinya.

Bangchan memijit pelipisnya, mencoba mengusir rasa frustasi yang kian memuncak. “Ini bukan urusanku,” bisiknya lagi, kali ini lebih pelan, seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Namun, semakin ia menyangkal, semakin kuat dorongan itu muncul. Ia tidak suka perasaan ini. Tidak suka bagaimana hatinya berdegup lebih cepat hanya memikirkan Felix bersama orang lain—apalagi Hyunjin.

Tiba-tiba ia teringat tatapan dingin Felix saat terakhir kali mereka berbicara. Tatapan yang selalu membuatnya berpikir bahwa Felix tidak peduli pada siapa pun. Tapi... apakah itu benar? Apakah Felix benar-benar tidak merasakan apa-apa, atau Bangchan hanya tidak mau mengakuinya?

Bangchan bangkit dari kursinya, menatap keluar jendela kantornya yang tinggi. Pikirannya kembali pada percakapan dengan Jisoo. Jika benar Felix memilih Hyunjin, kenapa perasaannya begitu terusik? "Aku tidak punya hak untuk merasa seperti ini," pikirnya lagi. "Mereka punya dunia mereka sendiri. Dan aku tidak bisa masuk ke sana."


***


Jisoo keluar dari kantor Bangchan dengan senyum tipis di wajahnya, merasa puas dengan apa yang baru saja ia lakukan.

Kabar mengenai Felix dan Hyunjin adalah senjata yang sempurna untuk menggoyahkan hati Bangchan. Meski Bangchan tidak mengungkapkannya secara langsung, Jisoo tahu ada sesuatu yang tersembunyi di balik sikap tenangnya setiap kali nama Felix disebut. Sebuah ketertarikan yang Jisoo tidak bisa terima.

"Vampir itu tidak pantas untuknya," gumam Jisoo sambil berjalan menjauh. Matanya memancarkan tekad yang kuat. Ia tidak rela jika Bangchan, pria yang diam-diam ia cintai, harus jatuh ke dalam pesona seorang vampir. "Felix tidak bisa memilikinya. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Namun, Jisoo juga sadar bahwa usahanya tidak akan mudah. Bangchan bukan tipe pria yang mudah terpengaruh, terutama ketika menyangkut perasaannya. Ia selalu tenang, rasional, dan menjaga jarak dari semua orang, seolah-olah tak ada satu pun yang bisa benar-benar mendekati hatinya.

Tapi Jisoo tidak akan menyerah begitu saja. Ia sudah mengamati Bangchan cukup lama untuk tahu bahwa kelemahan terbesar Bangchan adalah rasa tanggung jawabnya terhadap orang-orang yang ia pedulikan.

“Aku hanya perlu membuatnya sadar, bahwa aku di sini untuknya,” pikir Jisoo sambil mengepalkan tangannya. "Aku akan melakukan apa pun untuk merebut hatinya."

Jisoo tahu jalannya akan sulit. Bangchan terlalu fokus pada pekerjaannya, terlalu sibuk dengan kehidupannya sendiri, dan yang lebih menyebalkan, Felix selalu ada di bayang-bayang pikirannya. Namun, Jisoo percaya bahwa dengan cukup usaha, ia bisa membalik keadaan. Felix mungkin telah menarik perhatian Bangchan, tapi Jisoo yakin bisa memenangkan hatinya.

Dibawah Cahaya yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang