004

633 62 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pesta pernikahan akhirnya tiba. Seluruh ruangan dipenuhi oleh tamu-tamu undangan yang datang dengan pakaian terbaik mereka, menciptakan suasana mewah yang menggambarkan status kedua keluarga besar, sementara musik klasik mengalun pelan, menambah kesan acara pernikahan yang kental.

Karina, yang berdiri di depan cermin di ruang riasnya, menatap bayangannya dengan perasaan campur aduk. Gaun pengantin hasil rancangannya sendiri itu menjuntai anggun hingga menyapu lantai, dengan detail bordir rumit di sepanjang bagian pinggang dan rok.

Lia berdiri di samping Karina, tampak sibuk membetulkan beberapa bagian gaun dan memastikan semuanya sempurna. "Kamu cantik banget, Rin." ujar Lia sambil tersenyum antusias. "Aku yakin semua tamu bakalan suka lihatnya."

Karina tersenyum lemah, menatap dirinya sekali lagi di cermin. "aku gugup banget."

Saat keluar dari ruang rias, Karina akhirnya bertemu Winta, yang sudah menunggu di depan aula pernikahan. Winta terlihat luar biasa dalam setelan jas gelap yang dipilih oleh Asya. Setelan itu elegan, pas dengan tubuhnya, dan meskipun warnanya kontras dengan gaun Karina yang putih bersih, keduanya terlihat cocok dalam keunikan masing-masing.

Karina menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia tahu ini adalah hari yang besar, tidak hanya untuk mereka berdua, tetapi juga untuk kedua keluarga yang telah menunggu momen ini dengan harapan tinggi. Ia mencoba membuang jauh-jauh perasaan canggung yang menyelimutinya, terutama karena Winta yang tak menunjukkan sedikitpun ketertarikan.

Winta hanya menatap dingin ketika Karina mendekat. Tidak ada kata-kata, tidak ada sapaan hangat seperti yang mungkin diharapkan dalam momen penting ini. Karina tersenyum tipis, meskipun di dalam hatinya, ia merasakan kekosongan yang semakin besar.

Di tengah kemewahan aula, para tamu mulai berdatangan. Mereka bukanlah tamu biasa-semua yang hadir adalah para pengusaha sukses, rekan bisnis, dan keluarga terpandang. Karina bisa merasakan tekanan dari suasana pesta yang begitu formal. Segala sesuatunya diatur dengan sempurna, dari dekorasi hingga susunan acara, memastikan bahwa pesta pernikahan ini sesuai dengan status sosial kedua keluarga.

Di satu sisi aula, Prima dan Yovan, dua sahabat Winta, terlihat berdiri sambil berbincang. Mereka nampak antusias dengan pernikahan ini, terutama karena status sosial yang menyertainya. Namun, sesekali mata mereka melirik ke arah Asya yang berdiri sedikit terpisah dari keramaian.

"Kita harus hibur dia," bisik Prima sambil menatap Asya yang terlihat canggung meski berusaha memasang wajah tegar. Yovan mengangguk pelan, menyadari betul situasi yang melibatkan Asya, Winta, dan Karina. Mereka tahu hubungan Winta dan Asya, dan pernikahan ini pasti menjadi momen yang sulit bagi Asya, meskipun ia mencoba menyembunyikannya.

"Asya, kamu baik-baik aja?" tanya Yovan dengan nada iba, mencoba mencairkan suasana.

Asya tersenyum kecil, "Aku baik. Ini hanya situasi yang harus aku terima, kan." jawabnya sambil meneguk minuman di tangannya, jelas berusaha mempertahankan sikap tenang di tengah perasaannya yang pasti kacau.

Between Us | Winrina (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang