CHAPTER 41 | Lily, Delynn & Aralie

1.4K 165 19
                                    

LILYN: Never Let Me Go

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LILYN: Never Let Me Go

CHAPTER 41 | Lily, Delynn & Aralie

"Delynn, bangun! Buka mata kamu!" Suara Lily terdengar jelas dan lembut, menggema di kamar mandi yang dipenuhi uap air hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Delynn, bangun! Buka mata kamu!" Suara Lily terdengar jelas dan lembut, menggema di kamar mandi yang dipenuhi uap air hangat. Aroma sabun yang menyegarkan memenuhi ruangan, namun suasana nyaman itu terganggu oleh kekhawatiran yang tergambar di wajah Lily. Ia mengguncang bahu Delynn yang terbaring lemas di bathtub penuh buih-buih sabun. Ada sedikit kepanikan dalam gerakannya, tetapi ia berusaha keras untuk tetap ceria. "Ayo, temenin aku main gelembung! Jangan pingsan dong! Wake up, Delynn! Wake up!!" lanjutnya, berusaha memancing semangat Delynn yang terlihat kelelahan, meski jelas bahwa di balik keceriaannya, Lily benar-benar cemas.

Delynn hanya mengerang pelan sebagai respons, matanya tetap terpejam seolah seluruh dunia tak lebih dari latar belakang sunyi yang ingin ia abaikan. Tubuhnya terbenam lebih dalam ke air hangat, mencari kenyamanan di tengah rasa lelah yang menyelimuti. "Mmmhh... aku enggak pingsan, Ly. Aku cuma capek," gumamnya dengan suara lemah namun tenang. Meskipun lelah begitu nyata terasa, ada ketenangan yang hanya bisa ia rasakan di dekat Lily, seperti kehadiran gadis itu menjadi tempat istirahat bagi jiwa dan raganya yang kelelahan.

Lily mengerutkan alis, jelas tidak puas dengan respons Delynn yang setengah hati. Ia mendekatkan wajahnya ke arah Delynn, matanya menatap Delynn dengan cemas, sementara bibirnya mencebik manja-sebuah kebiasaan yang sering muncul ketika ia merasa tidak dipedulikan. "Kalau capek, ya tidurnya di kasur, bukan di kamar mandi!" gerutunya, meskipun ada nada kasih sayang yang tak bisa ia sembunyikan. "Masa kamu mau tidur di sini, sih? Nanti masuk angin, lho!" tambahnya dengan nada setengah bercanda, meskipun hatinya masih diliputi rasa khawatir. Lily tahu Delynn butuh istirahat, tetapi berendam di bathtub bukanlah pilihan terbaik-apalagi dalam kondisi seperti ini.

Namun, Delynn tak banyak bereaksi. Tubuhnya bersandar nyaman di sisi bathtub, dengan kepalanya yang nyaman beristirahat di tepi empuk dan tangannya terkulai di sisi, sementara matanya tetap terpejam, menikmati ketenangan yang datang dari air hangat yang memeluknya. Air hangat dan busa sabun yang melingkupinya terasa seperti selimut yang lembut, menyelimuti tubuhnya yang letih. Ini adalah salah satu momen langka di mana ia bisa benar-benar merasa damai, tenggelam dalam keheningan dan ketenangan yang dibawa oleh air. Hari yang panjang dan melelahkan seolah mencair dalam gelembung-gelembung sabun, dan di sini, di tengah semua ini, Delynn merasa bisa melepaskan semua bebannya. Bagi Delynn, ini adalah surga kecil di mana ia bisa sejenak melupakan segalanya, seperti oase yang tak bisa ia tolak. Waktu seolah berhenti, dan di momen ini, ia tak ingin melakukan apapun selain meresapi ketenangan ini.

LILYN: Never Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang