[17+]
LILYN: Never Let Me Go By Charcaaa | Tentang kisah percintaan pasangan remaja LILYN alias Lily dan Delynn yang kadang romantis kadang juga berantem, ada suka dan ada dukanya juga. Meski sering bertengkar dan punya sifat bertolak belakang, tapi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LILYN: Never Let Me Go
CHAPTER 43 | Perih
Song: D'masiv - Cinta Ini Membunuhku
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam itu, hujan turun dengan deras, menimbulkan irama sendu yang menggema di jalanan kosong dan sepi. Delynn duduk di balik kemudi, pandangannya tertuju pada kaca depan yang dipenuhi butiran hujan, seolah-olah setiap tetes air yang jatuh mencerminkan duka yang menggulung hatinya. Cahaya lampu jalan yang redup menambah kesan dingin dan muram, membingkai sosoknya yang terjebak dalam kepedihan. Air mata terus mengalir, menyatu dengan kilauan hujan yang tak kunjung reda, membuat pandangannya semakin buram dan kabur. Delynn terperangkap dalam kegelapan, bukan hanya di luar, tapi juga di dalam hatinya—gelap yang begitu pekat hingga ia seolah tak lagi tahu arah untuk kembali. Perasaannya hancur, seperti serpihan kaca yang jatuh dan berserakan, setiap pecahannya menusuk, memancarkan luka yang tak kasatmata namun terasa sangat nyata.
Perjalanan pulang yang seharusnya membawa ketenangan kini terasa seperti berjalan di atas duri. Sesekali, Delynn mengusap air mata dengan punggung tangannya, berharap pandangannya akan lebih jernih. Namun, meski pandangannya kembali jelas, perasaan pilu itu tak kunjung mereda, justru semakin merayap di dalam dirinya, menjalar ke setiap sisi, membuat dadanya sesak hingga sulit bernapas. Ia berharap, dengan setiap tetes hujan yang jatuh, beban di hatinya ikut terkikis dan hanyut bersama arus yang mengalir di jalanan. Namun, yang ia rasakan justru sebaliknya. Semakin jauh ia berkendara, semakin berat beban itu menekan hatinya. Delynn merasa tersesat dalam kepedihan, seperti terjebak dalam lautan kesedihan tanpa ujung. Ingatannya pun seolah menghantui, membawa kembali kilasan peristiwa di rumah Lily, mempermainkan setiap emosi yang menggulung di dadanya. Setiap kata-kata tajam yang Lily lontarkan, setiap tatapan kecewa yang menyakitkan, terus terputar tanpa henti di benaknya, melukai hatinya berulang kali. Delynn tak pernah menyangka, bahwa momen yang seharusnya dipenuhi kasih dan cinta, berubah menjadi kenangan yang kini berbalut luka. Perasaan cinta yang selama ini ia jaga, perasaan yang ia kira akan menghangatkannya, kini justru melukainya dalam-dalam. Hatinya yang dulu penuh dengan harapan dan cinta kini terasa kosong, hampa, tak ada lagi cahaya yang menuntunnya. Badai yang tiba-tiba datang, mengoyak hatinya, meninggalkan luka dan rasa kehilangan yang tak tertahankan.