CHAPTER 39 | Everything Gonna Be Okay¹⁷+

1.1K 136 12
                                    

LILYN: Never Let Me Go

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LILYN: Never Let Me Go

CHAPTER 39 | Everything Gonna Be Okay¹⁷+

Di lorong sunyi rumah sakit, Delynn, Lily, dan Levi duduk di luar ruang inap Aralie, terdiam dalam keheningan yang mencekam. Mereka tahu bahwa Aralie butuh waktu dan ruang untuk sendiri, untuk memproses semua yang telah terjadi. Meskipun hati mereka dipenuhi rasa khawatir dan cemas, mereka berusaha memberikan jarak, berharap Aralie bisa merasa sedikit lebih tenang tanpa kehadiran mereka yang mungkin memperburuk suasana.

Delynn menoleh ke arah Lily yang duduk di sebelahnya. Wajah kekasihnya tampak kusut, dengan mata sembap yang jelas menunjukkan betapa berat beban yang sedang ia pikul. Lily telah menangis sejak mereka meninggalkan ruangan Aralie, air mata tak pernah berhenti mengalir dari mata indahnya. Bibirnya yang biasanya penuh senyum kini bergetar pelan, terus merancau, menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi.

Delynn mengulurkan tangannya, menarik tubuh Lily ke dalam pelukan hangatnya. Ia memeluk Lily dengan erat, berharap bisa menyerap sebagian dari kesedihan dan rasa bersalah yang kini menghancurkan perasaan kekasihnya. Dengan lembut, ia mengusap punggung Lily yang bergetar, seolah mencoba menenangkan badai yang sedang berkecamuk di dalam hatinya. Delynn bisa merasakan betapa hancurnya Lily, dan setiap helaan napasnya yang tersengal-sengal membuat Delynn sadar bahwa ini bukan hanya tentang Aralie yang terluka-ini tentang Lily yang terjebak dalam lingkaran rasa bersalah yang mendalam.

"Aralie pasti benci banget sama aku," bisik Lily, suaranya nyaris tenggelam di antara tangisnya. Bayangan wajah Aralie yang menolak memaafkannya terus menghantui pikirannya. "Seandainya aku lebih hati-hati... seandainya aku tahu tentang alergi nanasnya..." Lily terisak, tubuhnya semakin gemetar dalam pelukan Delynn. Semua pikiran itu berputar tanpa henti di kepalanya, menambah beban yang ia rasakan, seolah tak ada cara untuk melepaskan diri dari rasa bersalah itu.

Delynn menghela napas dalam, berusaha menjaga ketenangannya meskipun hatinya sendiri terasa sakit melihat Lily dalam kondisi seperti ini. Ia tahu, kata-kata yang dilontarkan Aralie saat itu telah menancap dalam di hati Lily, menciptakan luka yang tak mudah sembuh. Namun, Delynn juga tahu bahwa Lily tidak boleh terus terpuruk. Ia harus bangkit, meskipun sulit. "Lily, Aralie cuma butuh waktu. Kita semua lagi ngerasain hal yang sama. Ini bukan salah kamu sepenuhnya," ujar Delynn dengan suara lembut, berusaha menanamkan sedikit keyakinan di hati Lily.

LILYN: Never Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang