[17+]
LILYN: Never Let Me Go By Charcaaa | Tentang kisah percintaan pasangan remaja LILYN alias Lily dan Delynn yang kadang romantis kadang juga berantem, ada suka dan ada dukanya juga. Meski sering bertengkar dan punya sifat bertolak belakang, tapi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LILYN: Never Let Me Go
CHAPTER 36 | Lily Mimpi Buruk¹⁷+
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi itu, matahari bersinar cerah, memancarkan sinarnya yang lembut ke seluruh penjuru, memberikan kehangatan yang menyelimuti bumi. Cahaya matahari dengan perlahan menembus celah-celah tirai yang sedikit terbuka, menerangi ruangan dengan lembut. Kicauan burung terdengar merdu dari kejauhan, seolah-olah alam turut menyambut awal hari yang baru. Di luar, aktivitas sudah mulai kembali berjalan; orang-orang dengan semangat memulai rutinitas mereka, deru kendaraan pelan terdengar di jalanan, dan aroma segar pagi hari terasa begitu menenangkan.
Namun, di dalam sebuah rumah yang tenang, tepatnya di dalam sebuah kamar yang nyaman, dua sosok gadis masih terlelap dalam tidur mereka. Delynn dan Lily, terbaring bersebelahan di atas ranjang yang luas, terlihat damai dan lelah, seolah malam panjang yang baru saja mereka lewati masih meninggalkan sisa keletihan. Keduanya terlihat begitu tenang, napas mereka bergerak seirama, dan wajah mereka disinari oleh lembutnya cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar.
Delynn, yang tidur di sisi kanan ranjang, bergerak sedikit, menarik selimutnya lebih erat ke tubuhnya. Meski wajahnya masih tertutup lelap, ada ketenangan yang terpancar dari raut wajahnya. Di sampingnya, Lily terbaring dengan posisi menghadap Delynn, rambutnya yang panjang tergerai di atas bantal, menciptakan kontras yang indah dengan putihnya seprai. Bibirnya sedikit terbuka, dan napasnya terdengar lembut, menandakan betapa nyenyaknya ia tidur.
Suasana di dalam kamar begitu damai. Hanya terdengar suara napas keduanya, bersamaan dengan suara pelan dari luar rumah. Meskipun di luar kehidupan sudah mulai kembali berdenyut, di dalam kamar ini, waktu seakan berhenti. Mereka berdua masih tenggelam dalam alam mimpi, membiarkan tubuh mereka beristirahat dari segala kepenatan. Matahari terus merangkak naik di langit, namun bagi Delynn dan Lily, pagi yang cerah itu masih terasa terlalu awal untuk dilepaskan.
Perlahan, Delynn mulai bergerak, matanya berkedip pelan saat ia mencoba kembali ke kesadaran. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya membuka matanya sepenuhnya, membiarkan cahaya matahari menyapa penglihatannya. Ia menoleh sedikit, melihat Lily yang masih tertidur lelap di sebelahnya. Senyum kecil muncul di wajah Delynn. Melihat Lily tertidur dengan tenang, wajahnya yang damai, membuat Delynn merasa hangat di dalam hati.