Cuaca dingin terus berhembus berirama dengan jatuhnya salju, Sakura sedang tertidur lelap diatas ranjang yang lembut, Shisui duduk di sofa dekat tungku api sambil meminum teh hangat dan memandangi istri cantiknya.
Waktu telah memasuki tengah hari istrinya belum makan sejak pagi, ia pun pergi untuk memerintahkan pelayan menyiapkan sup hangat untuk Sakura.
Tak lama kemudian, pelayan datang membawa nampan berisi semangkuk sup hangat yang mengepul. Aroma kaldu yang harum memenuhi udara, membuat Shisui yakin bahwa Sakura akan menyukainya. Dia membawa nampan itu kembali ke kamar mereka, memastikan langkahnya ringan agar tidak mengganggu tidur istrinya.
Shisui mendekati tempat tidur dan meletakkan nampan di atas meja kecil di samping ranjang. Ia duduk di tepi tempat tidur, memandangi wajah lelap Sakura yang damai. Dengan lembut, ia menyentuh pipi istrinya, membelai rambutnya yang tergerai di atas bantal. “Sakura…” panggilnya pelan.
"Sayang bangun dulu... Kamu belum makan" ucapnya dengan lembut sambil membelai pipi Sakura.
Sakura bergerak sedikit, matanya masih tertutup rapat, namun sentuhan lembut Shisui perlahan membangunkannya. Ia mengerjap pelan, membuka matanya dengan lelah, dan menemukan sosok Shisui yang tersenyum hangat di hadapannya.
“Kamu sudah bangun, Sayang,” ucap Shisui lembut. “Aku bawa sup hangat buat kamu. Kamu belum makan sejak pagi.”
Sakura tersenyum kecil, meski wajahnya masih tampak mengantuk. “Aku nggak lapar, Shisui… ,” gumamnya, berusaha duduk di atas ranjang meskipun tubuhnya masih terasa berat.
Shisui membantu Sakura duduk, menyelipkan beberapa bantal di belakang punggungnya agar dia lebih nyaman. “Kamu harus makan sedikit, Sakura. Cuaca di luar sangat dingin, dan kamu butuh tenaga.”
Sakura menatap suaminya dengan tatapan penuh kasih. Meskipun dia merasa lelah, perhatian dan cinta Shisui selalu membuatnya merasa diperhatikan. “Baiklah,” ucapnya akhirnya, menyerah pada desakan lembut suaminya.
Shisui mengambil mangkuk sup dan mulai menyuapi Sakura dengan hati-hati. "Kamu udah makan?" tanya Sakura.
Shisui menggeleng menatap Sakura dengan lembut, Sakura yang mendengarnya pun mengrucutkan bibirnya sedikit.
"Kamu juga harus makan" ucap Sakura langsung mengambil sendok dari tanggan Shisui lalu menyuapi Shisui dengan hati-hati.
"Entah kenap rasanya berbeda yaa kalau disuapi sama istri" ucapnya terkekeh.
"Sebelumnya dengan siapa?" tanya Sakura.
"Bibi Mikoto, kamu pikir siapa sayang? Tousan? Itachi? Atau Sasuke?" tanya Shisui.
"Ku kira dengan kakek Madara" jawab Sakura tertawa kecil.
"Dasar... Ayo cepat habiskan nanti dingin" ucap Shisui kembali menyuapi Sakura.
-----
Setelah makan kini mereka bersantai di perapian sambil berpelukan diatas sofa dan mengobrol dengan hangat, Shisui menikmati mengobrol dengan Sakura tetapi tangannya mulai nakal, ayolah cuaca dingin dengan istri cantiknya ini jangan sampai terlewatkan, ia sengaja ingin menikah disaat musim dingin agar full dikamar bersama Sakura, semua fantasi liarnya kini keluar dengan sendirinya.
api dari perapian menghangatkan ruangan sementara suara salju yang terus turun di luar memberikan suasana tenang. Sakura bersandar nyaman di dada Shisui.
"Aku ingat kamu selalu mengelak memberitahu indentitas asli kamu" ucap Sakura.
"Bukankah itu bagus?" ucapnya.
"Kenapa bagus?" tanya Sakura.
"Kamu jadi penasaran sama aku, mencari tau siapa Anbu misterius itu" jawab Shisui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupefy (Shisui X Sakura)
FanfictionMalam yang indah yang menenangkan membuat Shisui tersenyum dan gembira, inilah yang selama ini ia cari, kebahagiaan ini yang ia maksud, kedamaian dan memulai kehidupannya, dengan wanita yang ia cintai, ya dia jatuh cinta, dirinya mengaku kalah, dia...