Desa Konoha dipenuhi dengan cahaya lampu yang bersinar terang. Jalan-jalan dipenuhi dengan dekorasi warna-warni dan lentera yang tergantung di sepanjang alun-alun desa. Sebuah acara besar digelar oleh Hokage Kelima, Tsunade, untuk merayakan pencapaian para shinobi dan kemajuan yang telah dibuat desa setelah masa-masa sulit. Di antara sorak-sorai dan musik yang mengalun, para shinobi dari berbagai klan, petinggi desa, serta masyarakat umum berkumpul di pusat desa untuk merayakan malam yang penuh kemeriahan.
Di tengah-tengah kerumunan, Tsunade berdiri di atas panggung dengan bangga. Wajahnya penuh dengan senyum, matanya memandang ke arah murid kesayangannya yang berdiri di sampingnya — Sakura. Tsunade meraih mikrofon, dan suaranya menggema di seluruh alun-alun desa.
“Hari ini,” katanya, “kita berkumpul untuk merayakan pencapaian besar Konoha! Sebagai desa, kita telah melalui banyak tantangan, tetapi berkat kerja keras kalian semua, Konoha tetap kuat dan bersatu.”
Para hadirin bersorak sorai, menganggukkan kepala setuju dengan kata-kata Hokage Kelima mereka. Tsunade melanjutkan dengan suara yang lebih serius namun penuh kehangatan, “Dan ada satu orang di antara kita yang telah menunjukkan dedikasi, keberanian, dan kecemerlangan luar biasa di bidangnya. Seorang shinobi muda yang telah berdedikasi sepenuh hati untuk desa dan juga sebagai seorang medis ninja. Dengan bangga, saya umumkan bahwa mulai hari ini, Sakura Haruno akan diangkat sebagai Kepala Rumah Sakit Konoha yang baru!”
Sakura terkejut mendengar pengumuman itu, namun ia langsung berdiri tegak dan menatap Tsunade dengan penuh rasa terima kasih. Semua orang di alun-alun bertepuk tangan meriah, sorakan terdengar dari berbagai sudut. Sakura tersenyum lebar, merasa sangat terhormat dan bahagia. Meski dia sudah menduga, mendengar penobatannya diumumkan secara resmi di depan semua orang membuatnya merasa tersanjung dan bersemangat.
Tsunade melanjutkan pidatonya, “Sebagai Hokage dan sebagai gurumu, aku sangat bangga padamu, Sakura. Kau telah menunjukkan dedikasi dan keberanian yang luar biasa. Semoga tanggung jawab baru ini membawa kehormatan bagi dirimu dan juga desa kita.”
Sakura membungkukkan badan hormat kepada Tsunade dan seluruh hadirin. “Terima kasih, Tsunade-sama, dan terima kasih kepada semuanya atas dukungan kalian. Aku akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa Rumah Sakit Konoha tetap menjadi yang terbaik dan terus melayani semua orang dengan segenap hati,” ucap Sakura dengan suara yang penuh keyakinan.
Saat pidato selesai, musik kembali mengalun, dan Tsunade mendekati Sakura dengan senyum penuh arti. “Sekarang, saatnya untuk berpesta!” serunya dengan tawa. “Dan Sakura, kau harus ikut berdansa malam ini. Mungkin kau akan menemukan jodohmu!”
Sakura tertawa kecil, pipinya memerah sedikit. “Tsunade-sama, aku—”
“Tidak ada ‘tapi’, Sakura,” potong Tsunade. “Ini perayaanmu juga. Sudah waktunya kau bersenang-senang sedikit. Siapa tahu, mungkin ada seseorang di sini yang pantas untukmu,” katanya sambil mengedipkan mata, lalu beranjak menjauh untuk bergabung dengan keramaian.
Sakura menghela napas, tetapi dia tetap tersenyum. Dia tahu gurunya hanya ingin yang terbaik untuknya. Di sekelilingnya, semua orang mulai menari dan menikmati malam. Musik yang ceria mengisi udara, dan Sakura melihat banyak teman-temannya yang sudah mulai berdansa. Beberapa shinobi bahkan datang untuk mengajaknya berdansa, tetapi dia menolak dengan halus, masih merasa sedikit canggung dengan perhatian yang tiba-tiba ini.
"Payah kau jidatt!! Mereka tampan-tampan dan kau menolak? Baiklah buat aku saja" ucap Ino.
"Yasudah sana, aku malas" sahut Sakura.
Dari kejauhan, Shisui mengamati semua yang terjadi dari sudut tersembunyi. Dia mengenakan pakaian biasa sebagai seorang Jonin, bukan pakaian Anbu yang biasa dia pakai. Meski wajahnya tenang, ada kegelisahan di dalam hatinya. Dia merasa senang melihat Sakura diakui dengan cara yang begitu megah. Namun, dia juga merasa sedikit cemburu melihat banyak pria mendekati Sakura untuk berdansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupefy (Shisui X Sakura)
Fiksi PenggemarMalam yang indah yang menenangkan membuat Shisui tersenyum dan gembira, inilah yang selama ini ia cari, kebahagiaan ini yang ia maksud, kedamaian dan memulai kehidupannya, dengan wanita yang ia cintai, ya dia jatuh cinta, dirinya mengaku kalah, dia...