06 : Khawatir

314 55 0
                                    

Beberapa hari berlalu sejak Shisui melihat Sakura di kedai Yakini-Q. Shisui merasa sedikit lebih tenang setelah tahu Sakura baik-baik saja. Namun, entah mengapa, ada perasaan yang tetap menggelitik pikirannya. Seperti yang telah ia putuskan, ia kembali ke Taman Senju setiap malam, berharap mungkin kali ini Sakura akan muncul kembali.

Malam ini, Taman Senju terasa lebih sunyi dari biasanya. Shisui berdiri di antara bayang-bayang pohon sakura, pandangannya terus mengawasi jalan setapak yang biasanya dilalui Sakura. Dia tidak tahu apa yang membuatnya terus menunggu di tempat ini, namun ada sesuatu dalam dirinya yang merasa tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

Sementara itu, di sisi lain desa, Sakura baru saja menyelesaikan tugasnya di rumah sakit. Hari-hari sejak misi besar di pemukiman jauh dari Konoha tidak memberikan banyak waktu istirahat baginya. Namun, pikirannya seringkali melayang ke sosok Anbu misterius yang ia temui beberapa waktu lalu. Tidak ada perkembangan berarti mengenai identitas pria itu, dan itu membuatnya semakin frustasi. Saran Ino tentang memperhatikan postur tubuh atau wangi dari pria itu terasa tidak masuk akal, tapi anehnya, sedikit menggoda untuk dicoba.

Setelah selesai dengan tugasnya, Sakura memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar sebelum pulang. Tanpa sadar, langkahnya membawanya menuju Taman Senju. Hatinya berdebar aneh saat ia mendekati taman itu. "Kenapa aku datang ke sini lagi?" pikirnya, merasa sedikit marah pada dirinya sendiri karena mengikuti keinginan aneh untuk kembali ke tempat ini.

Begitu tiba di Taman Senju, Sakura memperlambat langkahnya. Dia memandang sekeliling, mencoba menangkap sosok pria bertopeng itu. Tiba-tiba, dari sudut matanya, dia melihat gerakan samar. Di bawah pohon sakura, dia melihat seseorang berdiri di balik bayang-bayang, hampir tidak terlihat jika bukan karena cahaya bulan yang memantul dari rambutnya.

Sakura mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk mendekat. "Kau datang lagi," katanya dengan suara netral, tidak ingin menunjukkan perasaannya yang sebenarnya.

Shisui menoleh perlahan, menyembunyikan senyum kecil di balik topengnya. "Kau juga," balasnya santai. "Aku kira kau tidak akan kembali."

Sakura mengangkat alis. "Oh, jadi kau berharap aku datang?" tanya Sakura, mencoba mencari tahu lebih banyak dengan caranya yang biasa.

Shisui tertawa kecil, suara lembutnya terdengar di antara angin malam. "Bukan begitu," katanya sambil mengangkat bahu. "Aku hanya berpikir, mungkin kau akan datang karena kau suka tempat ini."

Sakura tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa kecil. "Kau tampaknya selalu punya alasan untuk setiap pertanyaan, ya?" tantangnya. "Apa kau selalu sesantai ini?"

Shisui hanya mengangkat bahu lagi. "Mungkin, mungkin tidak," jawabnya ringan. "Aku hanya berusaha menghabiskan waktu dengan cara yang menyenangkan."

Mereka duduk di bangku di bawah pohon sakura, bunga-bunga berguguran di sekitar mereka. Shisui menjaga percakapan tetap santai, membahas hal-hal ringan seperti perubahan cuaca, festival yang akan datang, dan kehidupan di desa secara umum. Namun, setiap kali Sakura mencoba menggali lebih dalam tentang siapa dirinya, Shisui dengan cerdik mengalihkan topik pembicaraan, membuat Sakura merasa sedikit frustrasi.

"Aku masih tidak tahu siapa kau sebenarnya," keluh Sakura pada akhirnya, mencoba taktik baru dengan menghela napas panjang, seolah-olah lelah berbicara dengan teka-teki.

Shisui tersenyum di balik topengnya. "Mungkin kau tidak perlu tahu," katanya, suaranya tetap ramah. "Mungkin kita bisa jadi teman tanpa harus saling tahu siapa kita."

Sakura mengerutkan kening. "Itu terdengar aneh," gumamnya. "Bagaimana mungkin bisa berteman dengan seseorang tanpa tahu siapa dia?"

Shisui tertawa pelan. "Bukankah kita sudah melakukannya sekarang?" tanyanya dengan nada jenaka.

Stupefy (Shisui X Sakura)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang