Kegaduhan di klub mencapai puncaknya. Musik yang keras dan lampu yang berkelip-kelip menambah suasana yang semakin semarak. Beberapa wanita seksi bergerak dengan menggoda, berusaha menarik perhatian pria-pria di sekitar mereka. Shisui dan Sakura berada di tengah-tengah kerumunan yang semakin membludak, berusaha bergerak menuju pintu keluar.
Shisui memandang Sakura dengan wajah serius. “Kita harus keluar dari sini. Situasinya mulai tidak terkendali,” katanya sambil meraih pergelangan tangan Sakura dan menariknya menuju arah pintu. Namun, kerumunan orang yang semakin padat membuat mereka sulit bergerak. Mereka terjebak dalam lautan manusia yang bergerak tanpa arah.
Ketika Shisui dan Sakura berusaha untuk maju, kerumunan yang sangat padat menyebabkan dorong-dorongan tidak bisa dihindari. Dalam kekacauan itu, Shisui tergelincir dan terjatuh di atas sebuah kursi. Sakura, yang terhimpit oleh kerumunan, terjatuh ke arah Shisui dan akhirnya duduk di pangkuannya.
Shisui merasakan tubuh Sakura yang rapat dan terasa berat di pangkuannya. Suasana yang semakin panas dan sesak membuat Sakura merasa tidak nyaman. Dia berusaha untuk bergerak, tetapi semakin terhimpit oleh kerumunan dan oleh Shisui yang tidak bisa bergerak dengan bebas.
Shisui merasa geram melihat situasi ini. Ia menoleh dengan tatapan marah, mencoba mendorong orang-orang di sekitarnya dengan keras. “Ayo mundur! Beri kami ruang!” teriaknya emosi, sambil mendorong beberapa orang yang terlalu dekat. Namun, karena kerumunan yang sangat padat, usahanya hanya sedikit membantu.
Sakura merasa semakin tertekan. Keberadaannya di pangkuan Shisui membuatnya merasa canggung dan terjebak. Dia berusaha untuk bernapas dengan tenang, tetapi udara di sekitar terasa semakin menyesakkan. Shisui melihat wajah Sakura yang mulai pucat, dan segera menyadari bahwa dia perlu bertindak cepat.
"Sakura??" panggil Shisui melihat Sakura tak merespon, ia berusaha memeluk Sakura agar tidak tersentuh orang yang sedang berdesakan.
“Maaf, Sakura,” desis Shisui dengan penuh kekhawatiran. “Aku akan membuat jalan keluar.”
Dia menendang beberapa orang di sekitarnya dengan hati-hati, berusaha membuka ruang di sekitar mereka. Usahanya membuat beberapa orang tersentak mundur, dan akhirnya, dia berhasil membuat sedikit ruang untuk bergerak.
Sakura, yang hampir pingsan karena kekurangan oksigen, merasakan Shisui memegang erat tubuhnya untuk memastikan dia tetap aman. Dengan susah payah, Shisui mencoba mendorong kerumunan menjauh sambil menjaga agar Sakura tetap dalam pelukannya.
Shisui akhirnya berhasil membuat jalan keluar yang cukup untuk mereka berdua. Dia mengangkat Sakura dengan hati-hati dan membawanya ke area yang lebih tenang di luar klub. Sesampainya di luar, dia meletakkan Sakura di sebuah kursi di area terbuka, jauh dari kerumunan.
“Coba tarik napas dalam-dalam,” kata Shisui dengan nada lembut, sambil memastikan Sakura mendapatkan udara segar. “Kau baik-baik saja?”
Sakura mengangguk perlahan, matanya masih tampak lelah. “Terima kasih, Shisui,” katanya dengan suara lemah. “Aku… tidak tahu situasinya akan sesesak ini.”
Melihat kondisi Sakura yang semakin tidak baik, Shisui memutuskan bahwa mereka harus mencari tempat untuk beristirahat.
Setelah beberapa waktu mencari, mereka tiba di sebuah penginapan yang terlihat cukup tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota. Shisui, yang masih menggendong Sakura, masuk ke dalam lobi dan berbicara dengan resepsionis. Awalnya, ia berniat memesan dua kamar, tetapi setelah melihat kondisi Sakura yang semakin linglung dan lelah, dia akhirnya memutuskan untuk hanya memesan satu kamar.
Sesampainya di kamar, Shisui dengan hati-hati meletakkan Sakura di ranjang. Wajahnya pucat dan napasnya sedikit terengah-engah, tetapi perlahan-lahan, Sakura mulai tertidur dengan pulas. Shisui menghela napas lega, berpikir bahwa istirahat akan memulihkan kondisi Sakura. Dia sendiri duduk di kursi dekat jendela, mencoba merilekskan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupefy (Shisui X Sakura)
FanficMalam yang indah yang menenangkan membuat Shisui tersenyum dan gembira, inilah yang selama ini ia cari, kebahagiaan ini yang ia maksud, kedamaian dan memulai kehidupannya, dengan wanita yang ia cintai, ya dia jatuh cinta, dirinya mengaku kalah, dia...