19 : Godaan

361 56 6
                                    

Di sebuah ruangan yang besar di mansion Uchiha, Madara, Kagami, dan Fugaku sedang duduk melingkar di sekitar meja, membicarakan sesuatu yang sangat penting terkait masa depan klan Uchiha. Aura serius terpancar dari ruangan tersebut, ditambah dengan keheningan yang hanya sesekali dipecahkan oleh suara berat Madara yang mengawali pembicaraan.

“Ku dengar klan Hyuga melamar Naruto untuk putrinya,” ucap Madara dengan nada tegas. Sorot matanya yang tajam memperlihatkan bahwa ini bukan sekadar gosip biasa. Informasi ini, baginya, adalah sesuatu yang patut diperhatikan dengan serius.

Fugaku yang duduk di seberangnya mengangguk setuju. “Ya, aku juga dengar. Klan lain sudah mulai mencarikan pasangan untuk anak-anak mereka. Mereka tidak mau tertinggal dalam memperkuat garis keturunan.”

Madara menatap putranya, Kagami, dan menekankan, “Kita tidak boleh tertinggal. Masa depan Uchiha harus tetap berlanjut. Tidak hanya kekuatan, tetapi darah dan pengaruh klan ini juga harus dipertahankan.”

Kagami, meski setuju, menimpali dengan nada yang lebih hati-hati. “Tapi kita juga tidak boleh terburu-buru, Tousan. Demi mendapatkan yang terbaik, kita harus menimbang dengan baik. Pilihan yang terburu-buru hanya akan merugikan klan.”

Madara mengangguk pelan, tapi matanya tak meninggalkan keseriusan yang sama. “Benar, tapi kita harus bergerak cepat sebelum kesempatan terlewat. Tanyakan kepada Shisui apakah dia benar-benar menjalin hubungan dengan murid Tsunade itu.”

Fugaku, yang sejak tadi mendengarkan, tampak tertarik. “Sakura?” tanyanya, ingin memastikan.

Kagami mengangguk. “Ya, Haruno Sakura. Shisui sering terlihat bersamanya akhir-akhir ini.”

Fugaku mendengus pelan, menyadari situasi yang ada. “List calon menantu untuk anakku jadi tercoret kalau begitu,” ucapnya dengan nada sedikit bercanda, tapi ada kesan serius di balik kata-katanya.

Kagami menatap kakaknya dengan alis terangkat. “Memangnya kau berniat menjodohkan Sakura dengan siapa?”

Fugaku tersenyum tipis. “Ya… dengan siapa saja. Itachi boleh, Sasuke juga boleh. Tapi jujur saja, aku tidak terlalu yakin dengan Sasuke. Dengar-dengar hubungan mereka kandas. Itu juga sebagian besar gara-gara sifat Sasuke yang… yah, menyebalkan.”

Madara mendengus mendengar ucapan Fugaku. "Dengan siapa saja boleh, yang terpenting adalah Sakura bersama klan Uchiha. Seorang kunoichi berbakat seperti dia bisa memberikan keturunan yang kuat untuk Uchiha."

Kagami hanya bisa menggelengkan kepala pelan. “Tousan, kalau Shisui mendengar pembicaraan ini, dia pasti akan ngamuk. Dia sudah serius dengan Sakura, dan kau tahu betapa keras kepalanya.”

Madara hanya mengangkat bahu, tidak terpengaruh oleh peringatan Kagami. “Pastikan kepada Shisui. Jika benar, kita lamar Sakura untuknya secepatnya. Aku punya firasat buruk, Hyuga mungkin juga mengincar Sakura. Kita tidak boleh kalah cepat. Apalagi klan lainnya pasti sudah memperhatikan perkembangan ini.”

Kagami tampak sedikit khawatir, tapi dia tahu Madara jarang salah dalam urusan strategi dan politik klan. "Baiklah, aku akan pastikan dengan Shisui. Kalau dia serius, kita akan buat rencana."

Madara kemudian beralih ke Fugaku. “Dan untuk Itachi, siapa yang kau pikirkan untuknya? Izumi?”

Fugaku mengangguk pelan, wajahnya menjadi sedikit muram ketika berbicara tentang Itachi. “Sepertinya, Izumi. Mereka sudah lama dekat, meskipun Itachi jarang membicarakan urusan pribadinya.”

Madara mendengus marah, jelas tidak puas dengan jawaban tersebut. "Kalian ini seorang ayah! Bagaimana bisa kalian tidak tahu urusan anak-anak kalian sendiri?!" marahnya, mengepalkan tangan di atas meja. “Klan ini bergantung pada generasi berikutnya, dan kalian malah lamban dalam urusan ini.”

Stupefy (Shisui X Sakura)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang