Setelah beberapa minggu menikmati masa cuti pernikahan mereka, Shisui dan Sakura akhirnya kembali menjalani rutinitas sebagai Shinobi dan petugas medis. Pagi hari, langit di Konoha cerah, namun hawa dingin dari sisa-sisa musim dingin masih terasa.
“Kamu yakin nggak mau istirahat lebih lama lagi?” tanya Shisui dengan cemas sambil menatap Sakura yang sedang menyiapkan tas medisnya.
Sakura tersenyum, “Aku baik-baik saja. Lagipula, rumah sakit sudah penuh, dan Tsunade-shishou butuh bantuanku. Kamu juga kan kembali bertugas, jadi aku nggak bisa terus-terusan di rumah.”
Shisui menghela napas, "Baiklah, tapi jangan terlalu memaksakan diri. Kalau kamu lelah, jangan ragu untuk istirahat."
Sakura mengangguk sambil tersenyum, kemudian berjinjit untuk memberikan ciuman singkat di pipi Shisui. “Kamu juga jaga diri, ya. Tugas Anbu kadang terlalu berbahaya.”
Shisui mencium bibir Sakura singkat, "Aku mencintaimu"
"Aku juga mencintaimu" jawab Sakura.
Sakura berjalan menuju Rumah Sakit Konoha, mengenakan jubah medis khasnya, sementara Shisui menuju markas Anbu dengan jubah hitam yang melambangkan posisinya sebagai anggota elit.
-----
Di markas Anbu, Shisui disambut oleh beberapa rekannya yang sudah lama tidak melihatnya. “Shisui! Akhirnya balik juga. Gimana bagaimana pengantin baru?” tanya salah satu rekan Anbu-nya sambil tersenyum nakal dari balik topeng.
Shisui hanya mengangkat alisnya dan tersenyum kecil. "Nikah makanya, fokus ke misi." jawabnya sambil menepuk pundak rekannya.
Sementara itu, di Rumah Sakit Konoha, Sakura sudah langsung terjun ke ruang operasi. Salah satu shinobi terluka parah akibat misi di luar desa, dan kondisinya cukup kritis. Dalam diam, Sakura berkonsentrasi penuh, menyembuhkan luka-luka serius dengan jutsu medisnya yang luar biasa.
“Pembedahan sukses,” ucap Sakura dengan tegas, melepaskan sarung tangannya. Rekan-rekannya di ruang operasi menghela napas lega. Tak ada waktu istirahat bagi Sakura, karena segera setelah itu, ia harus menangani pasien lain di ruang perawatan.
Setelah berjam-jam bekerja tanpa henti, akhirnya Sakura keluar dari ruang perawatan, menyeka keringat di dahinya. Hari itu terasa sangat panjang dan melelahkan, tetapi hatinya lega karena semua pasien yang ia tangani bisa selamat. Ia berjalan menuju kantin rumah sakit untuk sekadar mengambil air minum, namun pikirannya melayang pada Shisui. Bagaimana keadaan suaminya?.
Sementara itu, di markas Anbu, Shisui baru saja menerima misi penting. Sebuah kelompok dari desa musuh dikabarkan bergerak mendekati perbatasan Konoha, dan Shisui ditugaskan untuk memimpin tim penyusup guna mengumpulkan informasi. Ini adalah misi berbahaya, tetapi bukan hal yang asing baginya. Dengan sigap, ia mengenakan topeng Anbu-nya dan memimpin tim kecilnya menuju perbatasan dengan diam-diam.
Di tengah perjalanan, Shisui sempat teringat wajah Sakura saat ia pamit tadi pagi. Senyumnya selalu menjadi kekuatan tersendiri bagi Shisui, "huft!! Aku merindukan mu tsuma"
-----
Sakura duduk sebentar di salah satu bangku di luar rumah sakit, menghirup udara segar meski dingin masih terasa menusuk kulit. Saat itulah Tsunade mendekatinya, berdiri dengan tangan terlipat sambil mengamati muridnya. "Kau sudah bekerja keras hari ini, Sakura. Bagaimana rasanya kembali setelah cuti?"
Sakura tersenyum kecil, menatap mentornya. "Menyenangkan bisa membantu lagi, Shishou. Tapi sedikit melelahkan juga."
Tsunade mengangguk pelan. "Itu normal. Jangan memaksakan diri terlalu keras. Kau juga butuh istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupefy (Shisui X Sakura)
FanfictionMalam yang indah yang menenangkan membuat Shisui tersenyum dan gembira, inilah yang selama ini ia cari, kebahagiaan ini yang ia maksud, kedamaian dan memulai kehidupannya, dengan wanita yang ia cintai, ya dia jatuh cinta, dirinya mengaku kalah, dia...