Ketika Sakura masih duduk di pangkuan Shisui, dalam keadaan mabuk dan merancau, dia mulai menduga-duga siapa sebenarnya Anbu misterius yang selama ini dia cari.
"Kau bukan anbu itu" ucap Sakura sambil menunjuk dada bidang Shisui.
"Genma-san… ah, mungkin Anbu misterius itu Genma-san…" ucap Sakura dengan suara yang agak tidak jelas, sambil mencoba mengangkat kepalanya dan ingin bangun dari pangkuan Shisui.
Mendengar nama Genma disebut-sebut dalam konteks itu membuat Shisui kesal. Dia tahu betul siapa Anbu misterius yang dicari Sakura, dan dia tidak bisa menahan ketidakpuasan mendengarnya menyebut nama orang lain. Dalam keadaan mabuk, Sakura tampaknya mencampuradukkan semua hal dan itu membuat Shisui merasa frustrasi.
"Kenapa harus Genma?!" desis Shisui dengan nada kesal, berusaha menenangkan diri sambil menatap Sakura dengan tatapan tajam. "Kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentang siapa dia sebenarnya!"
Dia mengelus kepala Sakura dengan lembut, tetapi ada ketegangan dalam gerakannya. Shisui merapatkan tubuhnya lebih dekat ke Sakura, mencoba untuk tetap tenang dan tidak membiarkan emosinya mengambil alih.
"Sakura," kata Shisui dengan suara lembut namun penuh penekanan, "Kamu tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Genma bukanlah orang yang kamu cari. Dan aku—" dia berhenti sejenak, mencoba mengendalikan nada suaranya, "aku tidak akan membiarkanmu berpikir begitu tentang Genma."
Shisui menatap Sakura dalam-dalam, perasaannya campur aduk antara frustrasi, kecemburuan, dan dorongan yang tak bisa lagi ia tahan. Melihat Sakura yang masih dalam keadaan mabuk, wajahnya tampak bingung dan lemah, Shisui merasakan sesuatu dalam dirinya pecah. Ia ingin Sakura menyadari siapa yang selalu ada di sisinya—bukan Genma, bukan orang lain, tetapi dirinya.
"Sakura," bisik Shisui, suaranya lebih pelan dan dalam sekarang, "Aku sudah terlalu lama menunggu. Kau harus tahu..."
Tanpa menunggu lebih lama lagi, ia mendekatkan wajahnya ke arah Sakura, sejenak berhenti ketika bibir mereka hampir bersentuhan, Shisui menutup jarak yang tersisa di antara mereka dan mencium bibir Sakura.
Ciumannya lembut pada awalnya, seolah mencari jawaban dalam keheningan, tetapi kemudian berubah menjadi lebih dalam dan intens. Shisui bisa merasakan Sakura terkejut pada awalnya, tetapi lambat laun ia mulai merespons, meskipun samar karena mabuk yang masih membelenggu kesadarannya.
Ketika akhirnya Shisui melepaskan ciumannya, ia menatap Sakura yang masih tampak kebingungan dan terengah-engah. Wajahnya memerah, baik karena pengaruh alkohol maupun karena keintiman yang baru saja terjadi. Shisui mengusap pipi Sakura dengan lembut, menatapnya dengan sorot mata yang penuh arti.
"Sakura," bisiknya pelan, "orang yang kamu cari... selalu di sini. Aku adalah dia."
Tatapan Sakura perlahan-lahan mulai berubah, meskipun mabuk, seakan perlahan memahami kebenaran yang baru saja diungkapkan.
"Jika benar, kau tidak akan lepas dari ku Shisui" ucap Sakura pelan hampir berbisik sambil membelai wajah Shisui.
"Kau yang tidak akan lepas dariku, Sakura. Kau milikku" ucapnya tegas lalu kembali melumat bibir Sakura yang sangat memabukkan.
"Shisui... emh..." erang Sakura disela-sela ciumannya, Shisui sangat bergairah.
Shisui melepaskan ciumannya benang savila mereka saling bertautan, Shisui menyentuh bibir Sakura yang bengkak dengan ibu jarinya, dirinya menyeringai puas, Shisui sangat gila dekat dengan Sakura.
"Apakah ini genjutsu?" tanya Sakura.
"Bukan, ini nyata sayang" jawab Shisui dengan lembut sambil mengusap pipi chubby Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupefy (Shisui X Sakura)
FanficMalam yang indah yang menenangkan membuat Shisui tersenyum dan gembira, inilah yang selama ini ia cari, kebahagiaan ini yang ia maksud, kedamaian dan memulai kehidupannya, dengan wanita yang ia cintai, ya dia jatuh cinta, dirinya mengaku kalah, dia...