Setelah kembali ke rumah sakit, Sakura merasa pikirannya masih dipenuhi oleh kebingungan. Kata-kata Anbu misterius itu terngiang di telinganya. Meski pria itu mengatakan tidak akan mengkhianatinya, nalurinya sebagai shinobi terus memperingatkannya agar tetap waspada.
Sesampainya di kamar rumah sakit, dia mendapati seorang ninja medis yang tadi kembali memeriksa keadaannya dengan cermat. Ninja medis itu memandang Sakura dengan raut prihatin.
"Haruno-san, sebaiknya Anda beristirahat. Anda mungkin telah stabil, tetapi Anda masih membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya," katanya lembut, namun tegas.
Sakura mengangguk, berusaha menyembunyikan kekhawatirannya. "Terima kasih, aku akan beristirahat," jawabnya dengan nada datar.
Saat ia merebahkan diri di ranjangnya, Sakura mencoba menutup matanya dan beristirahat, tetapi pikirannya terus bekerja. "Apa yang dia inginkan dariku? Mengapa harus bertemu secara rahasia seperti itu?" gumamnya dalam hati. Dia tahu bahwa dia harus tetap waspada.
Keesokan paginya, Tsunade memanggil Sakura ke kantornya. Ketika Sakura memasuki ruangan, dia merasakan ketegangan di udara. Fugaku Uchiha dan Kagami, ayah Shisui, juga ada di sana, bersama beberapa anggota Anbu lainnya yang berdiri di sudut ruangan dengan wajah tertutup topeng.
Tsunade memandang Sakura dengan serius. "Sakura, aku ingin mendiskusikan insiden yang terjadi padamu. Kami masih belum menemukan siapa yang menyerangmu, tetapi kami memiliki beberapa petunjuk. Sepertinya ini bukan serangan acak."
Sakura menahan napas, menyadari bahwa informasi ini mungkin mengarah pada sesuatu yang lebih besar. "Petunjuk apa yang telah ditemukan, Tsunade-sama?" tanyanya dengan hati-hati.
Tsunade melanjutkan, "Kami menemukan jejak chakra yang tidak biasa di lokasi seranganmu, chakra yang tampaknya telah disembunyikan atau diubah. Ini adalah teknik yang tidak biasa, dan hanya sedikit shinobi di desa ini yang mampu melakukannya."
Fugaku Uchiha, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Kami sedang menyelidiki semua anggota Anbu yang memiliki kemampuan untuk menggunakan teknik penyembunyian chakra seperti itu. Jika pelakunya berasal dari dalam desa, maka kita harus bergerak cepat sebelum situasi ini semakin memburuk."
Kagami menambahkan, "Kami juga telah memperketat pengawasan di seluruh wilayah Konoha. Tidak ada yang boleh keluar atau masuk tanpa izin."
Sakura mengangguk, berpikir keras. Meskipun ia tidak tahu identitas pria yang ditemuinya di taman, ia merasa tidak bijaksana untuk membicarakannya sekarang. Dia harus mendapatkan lebih banyak informasi terlebih dahulu.
"Apakah ada yang bisa saya bantu dalam penyelidikan ini, Tsunade-sama?" tanya Sakura.
Tsunade memandang Sakura sejenak, lalu mengangguk. "Kau harus tetap di rumah sakit untuk sementara waktu, Sakura. Tapi jika ada sesuatu yang teringat atau yang mencurigakan, segera laporkan padaku. Setiap informasi penting."
Sakura mengangguk patuh. "Baik, Tsunade-sama."
Pertemuan itu berakhir, dan Sakura kembali ke kamarnya di rumah sakit. Meskipun ia tidak menunjukkan kekhawatirannya, hatinya bergejolak. Dia tahu ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi di balik layar. Sesuatu yang melibatkan shinobi dari dalam desa.
-----
Beberapa hari berlalu sejak pertemuan rahasia di Taman Senju. Desa Konoha tetap dalam suasana yang tegang, tetapi tidak ada insiden besar lainnya yang terjadi. Para shinobi tetap berjaga, dan pengawasan diperketat di seluruh wilayah desa. Sakura, yang selama ini diam dan menyimpan rahasia pertemuannya dengan sosok misterius, semakin gelisah. Namun, dia memutuskan untuk memercayai nalurinya dan tidak membicarakan apa yang terjadi di taman malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupefy (Shisui X Sakura)
FanficMalam yang indah yang menenangkan membuat Shisui tersenyum dan gembira, inilah yang selama ini ia cari, kebahagiaan ini yang ia maksud, kedamaian dan memulai kehidupannya, dengan wanita yang ia cintai, ya dia jatuh cinta, dirinya mengaku kalah, dia...