Aku tidak tahu harus berkata apa begitu Harry selesai menceritakan segalanya. Semua yang pernah kuasumsikan tentangnya berubah seketika.
Ketika aku melihat lelaki dihadapanku, aku tahu bahwa aku tidak akan pernah melihatnya dengan cara yang sama lagi. Dia mempercayaiku dengan memaparkan luka yang selama ini dia sembunyikan. Dan aku merasa kagum kepadanya ketika memikirkan betapa menyakitkannya hal tersebut, tapi dia begitu kuat menanggungnya selama ini.
Aku menatap matanya. Dan untuk pertama kalinya, aku bisa melihat kesedihan yang selama ini dia pendam.
Aku membayangkan versi dirinya yang dua tahun lebih muda, memeluk tubuh saudaranya sendiri yang tidak bernyawa.
Bagaimana bisa dia menanggung semua itu? Dia mengalami kejadian yang menurutku terlalu berat untuk ditanggung oleh remaja berusia 16 tahun. Dan kini, dia berusia 18 tahun, dan selama itu pula dia telah menanggungnya.
'Semua orang selalu pergi dari hidupku.'
Aku ingat dia pernah mengatakan hal tersebut malam itu ketika dia sedang mabuk--ketika dia pertama kali menciumku.
Sekarang aku mengerti apa yang dia maksud.
Tapi yang tidak kumengerti adalah, kenapa dia bersikap seperti ingin mendorong orang tuanya menjauh.
"Harry. . kenapa kau menjauh dari orang tuamu?" Tanyaku dengan hati-hati.
Harry menatapku sesaat sebelum akhirnya menjawab.
"Hari ketika mereka memindahkanku ke Amerika, aku pikir mereka akan ikut bersamaku, kupikir mereka akan ada di saat aku membutuhkan mereka. For fuck's sake, I just lost my brother, and they just left me like everyone did, seolah-olah mereka mencoba mengubur kesedihan mereka dan tidak ingin melihatku lagi hanya karena aku mengingatkan mereka tentang kejadian Marcel."
Aku melihat ketegangan pada ekspresinya serta amarah dibalik suaranya. Aku hanya diam dan membiarkannya melanjutkan.
"Kau tahu? Psikiater menyarankan ku untuk meninggalkan hal-hal yang memiliki kenangan buruk bagiku. Aku meninggalkan London walaupun aku tidak mau, tapi aku harus, demi kebaikanku, juga demi kewarasanku. Begitu banyak kenangan buruk, dan kupikir, orang tuaku termasuk di dalamnya."
Aku mencoba mengontrol wajahku ketika dia mengatakan hal tersebut. Harry tidak bisa disalahkan dalam hal ini, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika berada di posisinya, kemungkinan aku akan membenci orang tua ku juga. Harry terluka, dan mungkin itu butuh waktu hingga dia bisa memaafkan kedua orang tuanya.
Harry menghembuskan nafas panjang, seolah-olah mencoba menenangkan diri.
"Marcel pergi begitu saja, tanpa sebuah catatan, tanpa salam perpisahan. Jadi suatu hari, aku datang ke rumah ayahku di London dan mencari remah-remah petunjuk. Disana aku menemukan buku harian yang selama ini dia sembunyikan dengan sangat baik, dia pasti berharap bahwa aku tidak akan pernah menemukannya. Anyway, I don't give a shit, he just left me that way, I need some fucking explanation, so I read it."
"Apa dia menjelaskan kenapa dia, kau tahu--melakukannya?" Tanyaku penasaran.
"Yeah, setelah aku pergi, Marcel mungkin merasa kesepian dan mulai menyalurkan isi pikirannya ke dalam buku harian. Kebanyakan, dia menjelaskan betapa dia merindukan hidupnya yang dulu, sebelum Mom dan Dad berpisah. Dan yang membuatku hancur, dia tidak pernah menceritakan bahwa dia mendapat bully di sekolahnya. Dia tidak pernah menceritakannya sama sekali. Dan mengapa aku harus mengetahui fakta itu ketika semuanya terlambat? Melalui sebuah buku harian? Aku sangat marah dan kecewa kepada diriku sendiri karena sebagai seorang kakak aku tidak menyadari dan tidak bisa melindunginya. Kau tahu apa yang dilakukan para pem-bully itu? They called him names and told him to kill himself hanya karena mereka tahu keluarga kami berada di ujung kehancuran, and that's fucked up! And I wish I was there for him so I can beat their fucking ass, agar mereka tahu bahwa tidak ada yang boleh menyakiti Marcel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Master [H.S]
ФанфикKenalkan Lea O'Connor. Dia adalah murid di Westwood High School. Cantik. Pintar. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia memiliki rahasia terbesar yang dijamin dapat menghancurkan reputasinya. Bekerja sebagai pelayan rumah tangga--itulah profesi Lea. T...