Aku sangat bersyukur ketika akhirnya aku bisa memijakkan kakiku di dalam bus. Jari-jari tanganku hampir membeku kedinginan akibat menunggu terlalu lama di halte bus lebih awal dari biasanya, bahkan 20 menit sebelum bus itu tiba.
Si supir bus melirikku dari kemudinya ketika aku berjalan masuk dengan tatapan menilai yang tampak menghujat. Dari caranya melihatku aku yakin dia pasti menilai penampilanku yang tampak menyedihkan akibat setengah membeku. Dan ditambah lagi, tampilan kantung mata akibat tidak mendapat tidur yang cukup membuatku tampak seperti mayat hidup--kecuali kau bisa anggap tidur selama 3 jam itu normal.
Sekolah tampak begitu sepi setibanya aku di sana. Sambil mendesah pasrah, aku segera berjalan menyusuri koridor sepi dan masuk menuju kelas pertamaku hari ini. Pelajaran biologi. Satu-satunya kelasku bersama Harry.
Pemikiran itu mengirimkan percikan rasa gembira yang aneh sekaligus rasa gugup. Pasalnya beberapa hari yang lalu dia sempat bertingkah aneh, seolah-olah ada hal yang mengusiknya. Kedua, kemarin dia tidak datang kesekolah, entahlah, mungkin dia membolos akibat hal tertentu.
Aku tahu dia sering membolos, tapi bagaimana jika kali ini terjadi sesuatu. Hal bodoh dalam hubungan tak berstatus kami adalah; kami tidak memiliki nomer ponsel satu sama lain. Bodoh memang. Kita selalu bertemu, itulah sebabnya bertukar nomer ponsel sampai terlupakan oleh kami. Tapi lihatlah sekarang.. betapa ironis.
Kejadian beberapa hari yang lalu masih memberikan tanda tanya besar bagiku, mungkin itulah sebabnya aku kesulitan untuk memejamkan mataku di malam hari. Aku hanya khawatir, bisakah kau mengerti itu? Aku tidak pernah bermaksud untuk ingin tahu segala hal yang seharusnya tidak aku ketahui. Aku bisa saja mendatangi rumahnya kemarin dan menanyakan langsung kepadanya, tapi aku merasa tidak memiliki hak, ditambah lagi aku tidak ingin menjadi tipe perempuan yang selalu menggelayut dan ingin ikut campur urusan lelaki yang dia sukai. Membayangkannya saja membuatku mengernyit geli, itu tidak terdengar seperti diriku sama sekali.
Aku melirik jam di dinding dan menyadari bahwa masih 35 menit lagi sebelum jam masuk berbunyi. Sialan, entah apa yang merasukiku pagi ini hingga memutuskan berangkat ke sekolah lebih awal.
Mataku berat menahan kantuk akibat kurang tidur. Aku berpikir untuk tidur sebentar, yah mungkin itu ide yang bagus. Aku tidak ingin menambah resiko kedapatan tertidur saat pelajaran Mr.Boogs, dia akan membunuhku.
Maka dengan itu, aku pun memutuskan untuk mengambil tempat duduk paling belakang untuk tidur sebentar. Dengan tangan diselonjorkan di atas meja, aku pun menyandarkan kepalaku dan segera terlelap.
"Styles!" Suara Mr. Boogs menggema di dalam kepalaku, entah itu di dalam mimpiku atau. .
"Tidak, biarkan dia tidur. Kau tidak lihat, dia tampak pucat dan kelelahan." Sebuah suara membalas dengan tenang, seolah-olah barusan Mr.Boogs tidak membentaknya sama sekali.
Begitu aku membuka mataku, tubuhku seketika tersentak terbangun. Perasaan bingung menyergapku seolah-olah aku baru saja terbangun dengan amnesia mendadak mengenai keberadaanku.
Aku mendapati seisi mata di kelas ini memandangiku dengan tatapan yang beragam. Beberapa dari mereka tampak ingin tertawa dan sebagian lagi menatapku dengan tatapan heran dan tak percaya. Aku tidak menyalahkan mereka, tidak ada yang berani tidur saat pelajaran Mr.Boogs kecuali kau ingin dibangunkan dengan cara yang memalukan.
Dan saat itulah semua kesadaran menyergapku.
ASTAGA.
"Sekarang lihat, kau membangunkannya." Gumam Harry dengan nada yang terdengar sangat jengkel.
"Dimana sopan santunmu, Mr.Styles? Pertama, kau berada di kelasku dan aku adalah gurumu. Kedua, kau harus menghormati peraturanku." Tegas Mr.Boogs dengan nada yang terdengar jengkel dan sarkatis.
![](https://img.wattpad.com/cover/16296965-288-k204806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Master [H.S]
FanfictionKenalkan Lea O'Connor. Dia adalah murid di Westwood High School. Cantik. Pintar. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia memiliki rahasia terbesar yang dijamin dapat menghancurkan reputasinya. Bekerja sebagai pelayan rumah tangga--itulah profesi Lea. T...